Mohon tunggu...
daisah
daisah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi Desain Furnitur Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu

it's not about story or history

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Perkembangan dan Munculnya Istilah Baru dalam Bahasa Indonesia

2 Oktober 2020   12:08 Diperbarui: 2 Oktober 2020   12:19 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa Indonesia merupkan jati diri bangsa Indonesia yang berperan penting sebagai bahasa pemersatu Bangsa. Dengan bahasa indonesia seluruh lapisan masyarakat dari berbagai suku di Indonesia dapat berkomunikasi dengan baik. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antara komunikator dengan komunikan. Zaman memasuki era digital, dimanakomunikasi semakin mudah dilakukan, hal tersebut tentunya berdampak terhadap perkembangan bahasa Indonesia yang berdudukan sebagai bahasa pemersatu bangsa.

Kemudahan berkomunkasi pada era ini menjadikan masyarakat semakin mudah untuk saling mengenal dan menjalin keakraban melalui berbagai sarana komunikasi di sosial media.

Seiring berjalannya waktu, bahasa Indonesia mengalami perkembangan, dengan banyaknya istilah  baru yang bermunculan baik dalam komunikasi sehari-hari maupun dalam media sosial. Yang mana pemakaian bahasa Indonesia mulai mengalami pergeseran, dan digantikan dengan bahasa anak remaja atau lebih dikenal dengan bahasa gaul. Perilaku tersebut cenderung menyelipkan bahasa asing yang dianggap masyarakat lebih modern atau kekinian apabila digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Telah banyak kita dapati istilah-istilah baru dalam bahasa indonesia seperti, santuy, monmaap, nolep, nongki dan sebagainya. Tak jarang juga penggunaan bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari misalnya selfie, gadget, stand up, mouse, mikrofon, link, netizen, ofline, online, preview, contact person. Kosakata-kosakata tersebut lebih dikenal khalayak luas dan sering digunakan dibandingkan swafoto, gawai, komedi, tunggal, tetikus, pelantang, pranala, warganet, daring, luring, pratayang dan narahubung.

Pengaruh yang diberikan bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia berdampak negatif bagi kelestarian bahasa Indonesia, khususnya dalam penggunaan kosakata dan tata bahasa. Tak hanya itu, penggunaan bahasa gaul dapat menurunkan derajat bahasa Indonesia, sehingga bahasa indonesia semakin pudar bahkan dianggap sebagai bahasa kuno. Hal tersebut dapat terjadi apabila bahasa gaul telah digunakan oleh masyarakat secara luas bahkan generasi muda Indonesia.

Bahasa gaul boleh saja digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih muda ataupun teman sebaya. Namun kita juga perlu menjaga kelestarian pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan sampai bahasa gaul menggeser keberadaan bahasa Indonesia, dan wajib bagi kita untuk menjaga kelestariannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun