Mohon tunggu...
Dainsyah Dain
Dainsyah Dain Mohon Tunggu... Wiraswasta - Chief Education Officer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Chief Education Officer di Yayasan Pendidikan Nasional Swadaya, Bandung. Konsultan Komunikasi-sains: manfaat medis dan peluang bisnis Vernonia amygdalina alias daun afrika; DAIN Daun Afrika Inovasi Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sudah Saatnya Dokter Membuang Hidroquinon dalam Resepnya

4 Mei 2015   07:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 2709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_414825" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi, Obat (Shutterstock)"][/caption]

Empat belas tahun lalu dokter Universitas Diponegoro telah membuktikan secara ilmiah bahwa asam kojik (kojic acid) lebih unggul daripada hidroquinon. Lantas mengapa klinik-klinik dokter kulit masih menggunakan zat mengandung zat berbahaya hidroquinon untuk memutihkan wajah pasiennya?

Pengobatan melasma (sunda: kokoloteun) membutuhkan waktu, ketekunan dan kesabaran, namun seringkali hasilnya kurang mernuaskan. Ada beberapa macam pengobatan untuk melasma, baik berupa pengobatan topikal, sistemik maupun tindakan khusus, tetapi cara pengobatan yang paling banyak dilakukan adalah pengobatan topikal.

Hidrokuinon sampai saat ini masih merupakan obat topikal yang paling banyak digunakan untuk pengobatan melasma, namun seiring dengan banyaknya efek samping, saat ini banyak dikembangkan bahan pemutih lain yang sama atau lebih efektif namun bersifat kurang iritatif dibandingkan dengan hidrokuinion, termasuk asam kojik.

Asam kojik (lebih tepatnya sesuai nomenklatur Indonesia: asam kojat) merupakan hasil fermentasi jamur beras/ jamur kacang hijau yang mulai digunakan di Jepang sejak tahun 1990-an. Adalah Retno Sawitri yang menyusun tesis magister di Fakultas Kedokteran Undip. Retno membandingkan hasil pengobatan melasma menggunakan asam kojik 4% dengan hidrokuinon 4%, serta mengetahui efek sampingnya.

[caption id="attachment_414827" align="aligncenter" width="475" caption="Penyakit Malesma menyerang kulit. Suatu kondisi medis yang ditandai dengan munculnya bercak hiperpigmentasi. Warna hitam di Malesma dikarenakan area kulit yang mengalami hiperpigmentasi dipapar oleh sinar matahari secara terus menerus. (foto: www.bibichi.com)"]

1430721458997748269
1430721458997748269
[/caption]

Penelitian yang dilakukan bersifat studi acak terkontrol buta ganda pada 90 orang perempuan yang dikelompokkan secara randomized permutted block dan masing-masing mendapatkan pengobatan dengan hidrokuinon 4% atau asam kojik 4% digunakan pada malam hari, dan tabir surya pada pagi dan siang hari selama 10 minggu dengan evaluasi setiap 2 rninggu. Penilaian kesembuhan klinis dilakukan dengan menilai pengurangan nilai MASI (Melasina Area and Severity Index). Hasil penelitian memmjukkan hasil pengobatan melasma menggunakan asam kojik 4% lebih baik dibandingkan dengan hidrokuinon 4%, sedangkan efek samping yang terjadi pada kelompok asam kojik 4% lebih sedikit dan lebih ringan daripada kelompok hidrokuinon 4%.

Bahan depigmentasi topikal yang paling banyak digunakan untuk pengobatan melasma adalah hidroquinon, yang pertama kali digunakan pada sekitar 1961 oleh Spencer dkk. Sekitar 35 tahun terakhir ini dikembangkan berbagai preparat topikal untuk pengobatan melasma, seperti asam azaleat, asam retinoat, asam kojat, asam askorbat, arbutin, vitamin E, serta ekstrak tumbuhan sebagai alternatif penggunaan hidroquinon.

Hidroquinon merupakan preparat depigmentasi yang paling sering digunakan dengan konsentrasi antara 2% - 5%, dan masih merupakan terapi yang memiliki efektivitas yang tinggi. Titik tangkap hidroquinon pada pengobatan melasma adalah:


  • menghambat kerja enzim tirosinase pada melanosit
  • mempunyai efek sitotoksik selektif pada melanosit
  • meningkatkan degradasi melanosom
  • menurunkan aktivitas melanosit
  • merusak melanosit
  • menurunkan produksi melanosom


Penggunaan hidroquinon yang lebih lama dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, terutama pada konsentrasi tinggi, berupa okronosis, yaitu pigmentasi berbentuk jala pada wajah. Selain itu, efek samping lain yang dapat timbul akibat penggunaan hidroquinon adalah eritem, rasa terbakar, hiperpigmentasi pasca inflamasi, reaksi dermatitis kontak iritan/alergika, confetti-like depigmentation dan perubahan warna kuku.

Selain itu hidroquinon bersifat mudah teroksidasi sehingga menyebabkan warna obat menjadi kecoklatan dan berkurang potensi obat. Preparat hidroquinon sebaiknya dihabiskan dalam waktu 30 hari, dan disimpan dalam wadah tidak tembus cahaya serta dijauhkan dari sinar matahari.

Asam kojik adalah suatu bahan yang merupakan hasil fermentasi dari jamur Aspergillus oryzae dan aspergillus sojae yang berasal dari beras/kacang hijau, pertama kali dilaporkan oleh Teijiro Yabuta pada 1924. Sejak awal 1990-an digunakan di Jepang sebagai bahan depigmentasi alternative karena banyaknya efek samping hidroquinon. Selain itu, asam kojik mulai banyak digunakan karena secara farmakologik lebih stabil daripada hidroquinon.

Titik tangkap asam kojik pada pengobatan melasma adalah:


  • Menghambat enzim dopa-chrome tautomerase sehingga terjadi supresi tautomerisasi menjadi DHICA
  • Menghambat pembentukan eumelanin
  • Menurunkan jumlah eumelanin
  • Merusak melanosit
  • Mengurangi transfer melanin ke keratinosit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun