Mohon tunggu...
Dainsyah Dain
Dainsyah Dain Mohon Tunggu... Wiraswasta - Chief Education Officer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Chief Education Officer di Yayasan Pendidikan Nasional Swadaya, Bandung. Konsultan Komunikasi-sains: manfaat medis dan peluang bisnis Vernonia amygdalina alias daun afrika; DAIN Daun Afrika Inovasi Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Merekayasa Nyamuk, Menyelamatkan Umat Manusia

3 April 2015   22:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:34 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14280745201238273876

Nyamuk. Lima puluh juta juta hingga 100 juta orang jatuh sakit karena demam berdarah dan sejuta kematian karena malaria, setiap tahunnya di seluruh dunia. Belum lagi nyamuk yang menyebarkan penyakit kaki gajah. Nyamuk, jelas-jelas adalah serangga yang kecil-kecil menyusahkan. Berabad rentang waktu sejarah manusia bertarung melawannya. Upaya rekayasa hayati canggih terkini sedang diperlombakan oleh 2 kelompok peneliti. Dua peneliti Australia dan tim peneliti Amerika Serikat mengusulkan paradigma baru melawan nyamuk.

Di ruang pengendalian iklim di Pusat Moleculer Neuroscience, Vanderbilt University, hidup ribuan nyamuk Anopheles, yang dikenal sebagai nyamuk malaria. Anopheles telah menyebabkan lebih dari satu juta kematian setiap tahunnya. Ilmuwan di seluruh dunia telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dan jutaan dolar, untuk mencari solusi ilmiah penyakit malaria. Dr. Patrick Jones dan rekannya yakin bahwa mereka mungkin telah menemukannya.

Sementara itu, 2 peneliti Australia mungkin telah menemukan kunci melawan virus demam berdarah yang mematikan. Ahli serangga Scott Richie dan koleganya Scott O'Neill menemukan bahwa dengan menyuntikkan mikroba ke nyamuk, mereka bisa mencegah penyebaran virus dengue.

Scott O'Neill, Dekan Sains, Monash University mengatakan mikroba bekerja seperti vaksin di nyamuk. "Karena virus menyebar melalui nyamuk, jika kita bisa menyetop nyamuk itu tertular virus dengue, maka kita bisa mencegah penyebarannya," kata Scott. Mereka menyuntikkan bakteri bernama Wolbachia ke embrio nyamuk yang membawa virus dengue.

Setelah embrio menetas, bayi nyamuk dibiarkan menghisap darah yang mengandung virus, namun mereka tidak tertular. Sekitar 300.000 dari nyamuk-nyamuk tersebut sempat dilepas ke alam bebas dan diyakini tidak membahayakan manusia.

Para peneliti berkata, percobaan ini berhasil seperti yang diharapkan. Nyamuk yang terkena vaksin, ternyata juga menurunkannya pada bayi-bayi mereka.

Scott Richie, Ahli Serangga, James Cook University mengatakan kita tidak akan mendapat wabah penyakit besar lagi. Mungkin hanya serangan penyakit yang lebih kecil, bukan ratusan kasus yang serius.

Kembali ke peneliti Amerika, dengan bantuan Yayasan Bill dan Melinda Gates, Jones mempelajari sistem penciuman serangga, yang digunakan untuk mencium dan menemukan darah manusia. Eksperimennya memerlukan antena nyamuk yang merupakan sumber sistem penciuman. Jones kemudian mencampur antena dengan lebih dari 117 ribu bahan kimia, mencoba apakah ada yang dapat mempengaruhi penciuman serangga. Salah satunya dapat.

"Saat mulai, kami ingin mengembangkan penolak nyamuk tertentu, tetapi dalam prosesnya, kami pikir kami telah menemukan senyawa yang berpotensi menolak semua serangga. Misalnya, serangga pengganggu di halaman anda, penyebar penyakit, serta serangga pertanian," kata Jones.

Senyawa VUAA1, berfungsi untuk lalat, ngengat, semut, dan nyamuk Anopheles. Nyamuk dan serangga lainnya bergantung pada sistim reseptor untuk mendeteksi bau yang memicu respon di otak. VUAA1 membuat sistem ini menjadi kacau, dan membingungkan serangga dengan sinyal besar dan bertolakan.

"Pada dasarnya, yang dilakukan senyawa adalah mengaktifkan setiap reseptor yang dimiliki nyamuk, ia melakukan dua hal. Memendekkan sirkuit sistem penciuman, dan menutupi kemampuan mereka untuk mencium bau lainnya," jelas Jones. "Jika nyamuk tidak dapat mencium bau darah manusia, ia tidak akan melihat manusia sebagai sumber makanan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun