Buku itu aku lempar. Pelajaran terhenti, Â perjalanan tak pasti. Aku tak ingin ke mana-mana, membeku, karena pandu hati menghilang jejak.
Angin surga sia-sia tanpa mata angin, arah berpusing tanpa mantra soneta. Kau patahkan syair hingga terjerembab  sang musafir. Biduk batal berkelana, di dermaga parkir.Â
Bintang gemilang telah tertata di langit kita. Mentari berseri bertahta di hari kita. Lalu apa kurang ku hingga kau tolak jadi nahkoda waktu itu? Padahal syahbandar memberi restu.
Kebahagiaan bertolak ke samudera cinta tanpa kita. Sejak senja dan seterusnya. Cahaya meninggalkan aku di sana di bawah ranting kamboja. Engkau, ke mana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H