Mohon tunggu...
Dainsyah Dain
Dainsyah Dain Mohon Tunggu... Wiraswasta - Chief Education Officer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Chief Education Officer di Yayasan Pendidikan Nasional Swadaya, Bandung. Konsultan Komunikasi-sains: manfaat medis dan peluang bisnis Vernonia amygdalina alias daun afrika; DAIN Daun Afrika Inovasi Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kemenangan Atas Covid 19 Menjelang Idul Fitri

2 Mei 2020   19:45 Diperbarui: 2 Mei 2020   19:47 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase grafik dari www.ourworldindata.org

Marilah kita terus berdoa di sela ibadah shaum ramadhan, juga tatkala bersujud dalam tahajud, untuk bangsa Indonesia meraih kemenangan atas covid 19, menjelang idul fitri. 

Harapan itu semakin membesar dengan data hari ini, seperti tercantum pada gambar.. Gambar paling atas menunjukkan jumlah harian test yang dilakukan. Jumlahnya luar biasa, di atas 4.000 test setiap hari. Test itu memberi hasil cukup menggembirakan. Sekira 92% negatif! Hanya 8% yang menunjukkan hasil mengecewakan,  positif. (Gambar bawah kiri).

Gambar bawah kanan adalah data kematian. Beberapa hari ini grafiknya menurun. Kematian telah dapat ditekan di bawah 10 orang meninggal dunia per hari.

Dengan meningkatnya pemahaman dan dapat dilokalisasinya penderita serta pembawa tanpa gejala, wabah ini semoga dapat segera berakhir. Kehidupan normal yang telah lama dirindukan akan segera hadir. Pabrik, kantor, dan sekolah akan buka lagi. Ekonomi akan berdenyut. 

Kita memang tetap melaksanakan protap hidup sehat. Etiket baru kita teruskan: rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan mengisolasi perlengkapan pribadi untuk makan dan minum, tidak perlu lagi cipika cipiki, selalu menggunakan masker saat merasa kurang sehat dengan tanda-tanda infeksi saluran pernafasan.

Ajaran teletabis berpelukan hanya dilakukan di lingkungan keluarga terbatas yang dikenali kesehariannya. Jangan lagi SKSD, sok kenal sok dekat lah. Bukan karena trauma sosial, tetapi lebih rasional aja dibandingkan nunut manut pada tradisi emosional. Bisa kah?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun