Indonesia: Negeri Energi Terbarukan dan Aksi Iklim
Bagaimana Indonesia memanfaatkan sumber daya air, angin, matahari, panas bumi, dan hidrogen untuk menggerakkan masa depannya.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan beragam. Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan perubahan iklim yang semakin parah. Untuk itu, Indonesia membutuhkan transisi energi yang adil dan berkelanjutan, yang dapat mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satu langkah penting yang telah dilakukan Indonesia adalah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Indonesia berkomitmen untuk mencapai 34 persen energi terbarukan pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada sektor kelistrikan pada tahun 2050. Untuk mewujudkan target ini, Indonesia bekerja sama dengan mitra internasional untuk menggalang dana dan investasi sebesar 20 miliar dolar AS, serta memanfaatkan potensi sumber daya air, angin, matahari, panas bumi, dan hidrogen yang tersebar di seluruh wilayah.
Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Indonesia memanfaatkan sumber daya energi terbarukan tersebut untuk menggerakkan masa depannya, serta apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi dalam proses transisi energi. Kita juga akan melihat bagaimana transisi energi dapat memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi Indonesia dan dunia.
Kebijakan Energi Terbarukan dan Iklim di Indonesia
Kebijakan energi di Internasional dan IndonesiaIre mencakup peraturan dan program nasional dan daerah yang menetapkan standar atau menawarkan insentif untuk memandu produksi dan penggunaan energi. Sebagai negara berkembang dengan populasi yang besar dan kebutuhan energi yang terus meningkat, Indonesia menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dan 41% dengan dukungan internasional.Â
Untuk mencapai tujuan ini, Indonesia perlu mempercepat transisi energi ke sistem yang sebagian besar didasarkan pada sumber energi terbarukan. Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) telah berkolaborasi untuk mengembangkan Outlook Transisi Energi Indonesia, yang menguraikan peta jalan energi yang komprehensif untuk Indonesia hingga tahun 2050 dan menyelaraskan Indonesia dengan tujuan-tujuan perjanjian Paris (Iklim Paris)
Menurut temuan utama laporan tersebut, jika Indonesia mempercepat transisi energinya, Indonesia dapat mencapai target jangka panjangnya yang ambisius, yaitu jalur netral iklim, dan juga mengurangi biaya yang dihabiskan untuk energi. Laporan tersebut menunjukkan bahwa sumber energi terbarukan dapat mencapai 67% dari total listrik yang dihasilkan di Indonesia pada tahun 2050, naik dari 12,5% pada tahun 2020. Sumber-sumber energi terbarukan tersebut meliputi tenaga surya (28%), tenaga air (18%), tenaga angin (11%), energi panas bumi (8%), dan biomassa (2%). Dari total energi yang diproduksi di Indonesia pada tahun 2050, sekitar 25% akan berasal dari bahan bakar fosil, sekitar 65% dari sumber energi terbarukan, dan sekitar 10% dari tenaga nuklir.