Mohon tunggu...
Bendosari Dairy Leak
Bendosari Dairy Leak Mohon Tunggu... Pengusaha Peternakan Sapi -

Di kawasan Desa Bendosari, Kecamatan Sanan Kulon, Kota Blitar; terdapat sebuah Koperasi Susu ‘Jaya Abadi’ yang selain mengandalkan peternakan sapi milik keluarga para pendirinya, juga bermitra dengan para peternak sapi rakyat di berbagai pelosok Jawa Timur, untuk pasokan susu segar yang nantinya akan disetorkan pada perusahaan-perusahaan besar nasional yang bergerak di bidang olahan susu. Di samping menjalankan perniagaan susu segar, mereka pun sudah melangkah merancang sejumlah inovasi untuk meningkatkan rasio profit para peternak rakyat yang berada di bawah binaan mereka. Sebuah rintisan untuk tetap menghidupkan harapan swasembada susu di Indonesia …

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyulap Sapi Kurus Jadi Pemasok Susu Nasional

20 Januari 2016   20:28 Diperbarui: 20 Januari 2016   20:35 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehandalan Triwiyono sebagai konsultan peternakan sapi perah memang tak perlu diragukan lagi, para pengelola berbagai peternakan besar dari dalam maupun luar negeri sampai saat ini akan mendatanginya untuk membahas solusi tentang berbagai masalah pelik dalam budidaya sapi perah mereka. Pejabat dari kementerian Malaysia dan Brunei bahkan pernah mengejar Tri sampai ke Blitar untuk memintanya bergabung mengelola peternakan nasional mereka. Namun lelaki pecinta hewan besar itu tak bergeming dari tekad awalnya untuk berjuang membesarkan peternakan sapi perah di negeri sendiri.

Rata-rata 100 ton liter susu segar setiap hari didistribusikan Koperasi ‘Jaya Abadi’ pada perusahaan susu olahan yang menjadi mitra mereka. Pasokan susu itu, selain berasal dari peternakan sapi milik Triwiyono dan saudara-saudaranya, juga diperoleh dari para peternak binaan mereka yang menyetorkan susu segar ke cooling center di beberapa tempat di Jawa Timur, yakni Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, dan Malang. Manajemen bisnis modern digunakan Tri dan saudara-saudaranya untuk menjalankan roda koperasi karena pengelolaan koperasi gaya lama yang berpatokan pada UU Koperasi Tahun 1992 dinilai sudah sangat tidak kondusif dalam meningkatkan kesejahteraan peternak, khususnya para peternak rakyat.

Ayah dari tiga orang putra-putri yang gemar mengenakan topi koboy saat beraktifitas ini memberlakukan kebijakan edukatif, yaitu setiap peternak binaan yang telah berhasil mengembang-biakkan sapi modal sampai menjadi 10 ekor dibebaskan dari ikatan kemitraan dan didorong menjadi peternak pengusaha mandiri, Tak terhitung banyaknya cerita sukses yang lahir dari kebijakan ini,”Alhamdulillah, harapan pribadi saya sudah tercapai lewat usaha sapi perah ini.” Ujar Tri yang bersama keluarganya sudah berkali-kali ke Tanah Suci untuk berhaji ini,”Tinggal memikirkan upaya regenerasi dan kesinambungan pembinaan para peternak sapi lainnya agar bisa hidup lebih mapan.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun