sumber : dokpri
Tak terbayangkan sebelumnya kalau aku punya sekolah sendiri.  Menjadi guru sejak tahun 2006 saat pulang kampung  ke Serang Banten, Saya mulai dari nol meniti karir di kampung halaman. Meski banyak sanak sodara yang jadi guru PNS dan di tempat lain, namun tak ada yang bantu saya bisa dapatkan tempat mengajar.
Akhirnya saya dibantu pak Kiyai tempat saya mondok waktu MTs di Petir Serang, diminta ngajar di MTs dan SMP Nur El Falah Kubang Petir Serang. Â Jaraknya dari rumahku ke Sekolah sekitar 20 KM, saya jalani hingga 1 tahun dan langsung Gas Pool, tak merasa guru baru langsung interaksi dan berbaur jadi guru IPS PKN dan Bahasa Arab bagi kelas 9 merangkap wali kelas.
      Alhamdulillah 1 tahun bisa kulalui dengan lancar dan anak-anak sangat bahagia bersamaku selama 1 tahun, namun karena terlalu jauh akhirnya aku melamar ke SDIT Al Izzah di kota Serang yang jaraknya hanya 4 KM dari rumah, dan diterima. Di sini aku pun sama langsung gas pool dan tak pakai basa basi /baper ada guru senior dan junior, bagiku sama saja.
      Di SDIT ini Aku  bisa menunjukan meski baru tahun pertama namun aku cukup dikenal murid dan orang tua. Katanya seru belajar denganku dan  tahun berikutnya banyak yang order minta masuk di kelasku, termasuk anak ketua yayasan Al Izzah dan anak kepseknya. Siapa takut, bagiku anak siapa pun sama tak akan kuistimewakan dan kuperlakukan sejajar semuanya.
      Rupanya kebutuhan ekonomi keluarga tak dapat dipenuli dengan Full time di SDIT ini, dan saat mengajukan kenaikan kesejahteraan, hanya bisa naik 100-ribu dari sebelumnya 600 tahun 2007. Aku pamit karena mau coba ikut tes CPNS guru bahasa Arab di Provinsi Banten. Namun nasib tak berpihak padaku.  Sedih sih, sudah mengundurkan diri dari SDIT Al Izzah padahal tes CPNS tak berhasil.
      Selalu ada pertolongan Allah in juri  time, saat hari terakhir mau pamitan, dapat info dari salah satu kawan bernama Pak Salim yang mengatakan bahwa ada lowongan guru di SDI Al Azhar besok terakhir. Malamnya Aku langsung buat lamaran dan beberapa lampiran yang dimintakan. Ikut seleksi dengan 200 pelamar, dan Alhamdulillah diterima bersama 6 guru lainnya.
      Pembaca pasti  tak  percaya denganku, bahkan aku pun sama tak percaya jika setelah aku diwawancara untuk MoU gajiku sama saja dengan di Al Izzah 600-ribu namun ada tambahan uang kehadiran 200-ribu  tolanya 800-ribu. Aku tak ada pilihan dan aku jalani saja. Setelah 2 tahun tak ada peningkatan penghasilan, sempat aku putus asa dan mau mundur namun dinasehati almarhum pak Ipul dukun, beliau dipanggil Saipul dukun karena bisa mengobati yang terkilir dan lain-lain.Â
      "Janganlah Pak Dail keluar dari  SDI Al Azhar jika belum ada tempat kerja baru yang lebih baik, sabar saja semoga segera diangkat guru tetap". Alhamdulillah setelah 2,5 tahun kujalani, SK guru tetap kudapatkan.  Ada perbaikan nasib dari semula 800-ribu perbulan menjadi 1,5 juta, terus naik tiap 3 tahun sekali hingga terakhir mencapai 4 juta di tahun 2021 bulan Desember.
       Ada teman main bulu tangkis pengusaha muda Juragan Kambing bernama Agis Aulia yang tahun 2019 sempat aku bantu jadi Ketua Timses dalam Pemilu Legislatif.  Qodarullahnya suaranya cukup duduk jadi anggota DPRD Kota Serang dari salah satu Parpol Islam yang selalu oposisi. Ia sambil main tanya : "Bang Dail dah berapa tahun di Al Azhar ?