sumber : Kompasiana (dokp Ciptadinata Efendy)
      Sejak  saya gabung di Kompasiana pada tanggal 16 Juli 2021 karena rasa bersalah kepada Om Jay guru kami di komunitas penulis nusantara  Kelas Belajar Menulis baca KBM, saya merasa bersyukur dapat memiliki teman baru dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari beberapa Negara di belahan benua lain. Inilah salah satu alasan saya mengapa berusaha tetap menulis setiap hari di Kompasiana selama masih bisa diupayakan, sesibuk apapun aktifitas kerja dan rumah. Sekaligus mengamalkan amanat dari Om Jay "menulislah setap hari lalu lihat apa yang terjadi!".
      Ketidak enakan perasaan saya kepada Om Jay, karena beliau guru menulis kami di KBM gelombang 20 yang  atas jasa beliau,  saya dilibatkan dalam tim solidnya,  berulang kali Om Jay menjapri di Wa dan mengirimkan link tulisannya di Kompasiana lalu meminta saya memberi komentar. Namun saya tak bisa memberikan komentar karena belum punya akun Kompasiana. Rasa besalah itulah yang mendorong saya untuk berusaha mendaftar akun Kompasiana dan baru berhasil setelah 7 kali mencoba melengkapi data diri.
Selanjutnya saya bersama anggota tim solid lain membantu jalannya pelatihan KBM asuhan Om Jay pada gelombang berikutnya tepatnya gelombang 21 hingga gelombang 27 yang baru berakhir di akhir Oktober 2022. November dan Desember ini tak di buka kelas karena tim solid berusaha  mendampingi para peserta KBM gelombang 27 agar bisa menerbitkan buku solo mereka.  Alhamdulillah ada sekitar 7 peserta KBM asuhan Om Jaya yang saya damping penerbitan buku solonya.
      Di komunitas Kompasiana saya berkenalan dengan beragam penulis dengan keahlian dan genrenya masing-masing, dengan beragam level kepenulisannya mulai dari Debutan, Junior, Senior, Taruna, Penjelajah dan Fanatik. Mulai dari anak SMA hingga para para guru besar yang luar biasa.. Mulai dari penulis yang suka memposting puisi sederhana seperti saya hingga artikel ilmiah yang berat referensi teorinya, semua ada di Kompasiana.
      Bila aku sebutkan beberapa Kompasianer yang sangat berkesan bagi saya diantaranya almarhum H. Asrul pegiat penanganan sampah yang selalu rajin memberi rating pada semua penulis, kadang beri komentar tapi lebih sering beri rating. Di usia lanjutnya H. Asrul almarhum tetap bersemangat untuk menulis dan menuangkan ide dan gagasannya di Kompasiana. Bahkan tulisan beliau sangat bernas, lugas dan berani.
Selain beliau tentu ada sederet nama beken para Kompasianer yang saya kagumi tulisan dan prestasinya dalam membuat artikel. Ada Kakek Merza, ada I Ketut Suweca, ada Dr Wijaya Kusumah, ada Renaldi Prasetya, ada Bu Hannie dari Jerman, da nada pasangan yang selalu kompak dan di usi mereka  yang sudah  di atas 60 tahun yaitu papa Cipta dan Ibu Lina.
Ketertarikan saya pada dua kompasianer maestro yang merupakan pasangan suami istri ini karena mereka orang Indonesia yang sekarang tinggal di Australia namun sering ke Indonesia dan beberapa Negara lain dalam rangka traveling menikmati hari-hari tua mereka berdua secara kompak dan mesra tercermin dari foto-foto yang diupload di Kompasiana tentang perjalanan  traveling mereka.
Kekagumanan saya yang kedua karena keduanya sangat santun dan rajin menyapa para Kompasianer junior macam saya, memberikan rating dan komentar yang memotivasi. Selamat padi Ananda Dail Maruf, Luar biasa kegiatan liteasinya, selamat atas terbit buku Guru hebat 1234. Salam hangat dari negeri Kanguru juga untuk keluarga.
baca juga : Guru Hebat jilid 1234