Jum'at dan menyebut kegiatannya dengan Jum'at berkah. Â Ada yang berbagi sarapan kepada kaum duafa seperti tukang beca atau ojeg, atau mendatangi panti asuhan dan lain sebagainya. Ada pula yang berbagi makan siang bagi jamaah yang baru selesai melaksanakan sholat Jum'at.Â
Banyak diantara kita terutama kaum Muslimin yang membiasakan berbagi di hariDalam Islam memang  hari Jum'at disebut  "Sayyidul ayyam" atau penghulu dari semua hari, sehingga wajar jika umat islam menyebut Jum'at berkah artinya berbuat baik di rajanya hari. Melakukan beragam amal baik di hari Jum'at diyakini akan mendapatkan pahala lebih banyak daripada dilakukan pada hari lainnya. Memang dalam hal ini tidak ada yang keliru, hanya saja menurut penulis alangkah baiknya kita tetap berbuat baik disemua hari, dan lebih ditingkatkan pada hari Jum'at.
Alasan penulis menyampaikan gagasan untuk tetap dan terus berbuat baik di semua hari adalah karena kita tidak tahu apakah usia kita akan sampai pada hari Jum'at?. Padahal kita selalu berdoa dan berusaha untuk dapat mengakhiri usia dalam kebaikan (husnul khatimah). Misalnya sedang sholat, mengaji, berbagi ilmu dan sedekah, ikut pengajian dan sebagainya. Maka pilihan melakukan kebaikan setiap hari lebih berpeluang untuk mendapatkan husnul khatimah dari pada menunda berbuat baik dan menunggu melakukannya pada hari Jum'at. Malah di sebagian umat Islam di Indonesia, untuk menikah atau mengadakan resepsi pernikahan atau khitanan anak laki-lakinya, bahkan mau pindahan rumah dan lainnya, ada masyarakat yang masih menanyakan kepada Kiyai atau Ustadz sebaiknya dilaksanakan pada hari apa?. Sehingga kita bisa lihat misalnya ada yang menikah resepsinya di hari kerja padahal tamu yang diundang sedang sibuk dengan urusan di kantor atau tempat kerjanya masing-masing.
Hari utama dalam umat Islam selain Jum'at tentu saja hari raya Idul Fitri dan Idul adha. Idul Fitri dikenal dengan Lebaran pasca melaksanakan puasa Ramadhan yang selalu menjadi fenomenal karena diwarnai arus mudik dan arus balik hingga 2 pekan, sedangkan Idul Adha yaitu hari menyembelih hewan kurban setelah melaksanakan sholat Iedul Adha dan 3 hari setelahnya (hari tasyrik).
Mengapa sebagian Masyarakat atau umat Islam tak melaksanai pernikahan atau khitanan di hari libur akhir pekan saja?. Kemungkinan besar karena adanya keyakinan bahwa hitungan hari baik jatuhnya pada hari kerja tersebut, sehingga meskipun maunya di hari libur, namun karena mengejar hari baik, maka dilaksanakan sesuai saran dari Kiyai atau Ustadz.
Di Agama lain seperti  Protestan dikenal merayakan 5 hari raya utama, yaitu: Natal - kelahiran Yesus, secara tradisi tanggal 25 Desember. Jumat Agung - kematian Yesus, 3 hari sebelum Paskah. Paskah - kebangkitan Yesus, tanggalnya berbeda setiap tahun, Asensi - kenaikan Yesus, 40 hari setelah Paskah, dan Pentakosta - Pencurahan Roh Kudus, 50 hari setelah Paskah.
Dalam agama Hindu hari utama dikenal dengan Purnama dan Tilem adalah hari suci bagi umat Hindu, dirayakan untuk memohon berkah dan karunia dari Hyang Widhi. Hari Purnama, sesuai dengan namanya, jatuh setiap malam bulan penuh (Sukla Paksa). Sedangkan hari Tilem dirayakan setiap malam pada waktu bulan mati (Krsna Paksa). Sedangkan hari utama umat Budha terjadi pada Hari Bodhi, peringatan Sidharta Gautama menjadi sang Buddha.
Pada umat Budha ada 3 hari utama yaitu Parinirvana, peringatan sang Buddha naik ke nirwana, Waisak, perayaan peristiwa-peristiwa utama kehidupan sang Buddha selama tiga hari, dan Dharmacakra, peringatan sang Buddha memberikan wejangan pertama.
Sedangkan pada umat Konghucu ada Tahun Baru Imlek: Perayaan dalam tanggal 1 bulan 1 tahun berjalan, dirayakan setiap 1 Cia Gwee, Cap Go Meh: perayaan yang dilaksanakan oleh umat Khonghucu sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Tuhan atas segala rahmat yang diberikan, dirayakan pada 15 Cia Gwee, Twan Yang: atau yang juga dikenal dengan Hari Raya Peh Cun perayaan di mana matahari, bumi, dan bulan membentuk sudut 900, dirayakan pada tanggal 5 bulan ke 5 dalam penanggalan Imlek (Go Gwee Go Hauw), dan Hari Tangcik: sembahyang puncak musim dingin yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember atau 21 Desember.
Dari paparan di atas, maka sebagai manusia yang modern namun harus tetap berpegang pada ajaran agama masing-masing, maka teruslah berbuat kebaikan di setiap hari, dan lebih meningkatkannya pada hari-hari utama. Semoga kita menjadi bangsa yang besar, dengan saling bertoleransi dan saling menghormati perayaan hari utama dalam ajaran agama masing-masing. Bhineka Tunggal Ika selalu membingkai kita, meskipun berbeda-beda namun satu jua yaitu Indonesia Raya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H