16 Tahun berlalu begitu singkatnya. Rasanya baru kemarin Damar pindahan dari Bogor ke Kota Serang, tepatnya Januari 2006. Kini sudah tahun 2022. Laju waktu memang tak terasa, tahu-tahu kita sudah tua, tahu-tahu anak kita sudah remaja, sudah sarjana, dan dewasa.Â
Tahu-tahu kedua orang tua telah meninggalkan kita untuk selamanya. Tahu-tahu anak bayi wanita yang rasanya baru kemarin dikandung, disusui, digendong dan antar ke TK sekarang sudah jadi Mahasiswa, tahu-tahu hari ini tiba saatnya menikahkannya.
Hidup ini memang tahu-tahu. Kita sering tak menyadari akan cepatnya waktu berlalu, dan tahu-tahu jatah hidup kita di dunia yang fana sudah tidak tersisa, dan saatnya kita kembalai kea lam baqa, alam keabadian untuk selamanya.Â
Menjalani hidup dengan prinsip mengalir bagaikan air memang nikmat rasanya, semua dijalani, dinikmati dan disyukuri. Bukan seberapa banyak harta benda yang dimiliki, namun seberapa besar rasa syukur kita terhadap karunia yang Tuhan beri.
Tumpukan uang atau ratusan bahkan Milyaran saldo di rekening bukan jaminan akan kebahagiaan. Karena bahagia itu adalah rasa, rasa yang diolah oleh otak dan disaring oleh hati. Kedua alat ini yang menentukan bahagia.Â
Sering kita lihat abang beca yang mangkal di lampu merah dari pagi hingga petang, entah ada yang menggunakan jasanya ataukah tidak, karena ojek on line mengalahkannya dalam kompetisi di bidang jasa.Â
Namun ia tetap setia mangkal untuk melayani para pelanggannya. Kadang ia tertidur pulas di atas becaknya meski terik ia tak merasakannya dan ia tampak nikmat. Banyak orang kaya atau pejabat sulit tidur pulas.Â
Datanglah seorang Ibu penumpang membangunkannya, segera ia sigap ambil air mineral di botol, minum dan cuci muka.
Abang becak : " Mau diantar kemana Nyonya?"
Ibu penumpang : Â " Tolong Antarkan saya ke Ramayana "