Satu tahun tak terasa waktu berjalan. Â Sejak awal ikut gabung dengan kelas belajar menulis gratis asuhan Om Jay rupanya aku telah 12 bulan berjibaku bersama para guru dan pegiat literasi Nusantara. Awal kali menulis buku solo rasanya aku perang batin, merasa apakah lanjut dan terbitkan atau jangan?, Apakah layak buku yang aku susun ini diterbitkan?. Untung saja ada senior kelas belajar menulis lulusan Angkatan 18 bu Aam Nurhasanah yang jadi mentor aku, dan meyakinkan aku bahwa bagus dan layak diterbitkan.
Jadilah buku solo pertama terbit judulnya jurus jitu menjadi penulis bermutu. Eit jangan salah tafsir ya, bukan bermutu dalam arti plesetan dari kata bermuka tua, namun bermutu di buku tersebut aku masksudkan artinya berkualitas, Ibarat pecah telur, selanjutkan aku semakin semangat menulis buku lainnya. Memang banyaknya buku bersama alias antologi. Namun tak masalah untuk semakin melancarkan kita menulis dan mengekspresikan hati dan pikiran, lakukan saja, karena menulis pun sama dengan pekerjaan lain yang akan bisa karena biasa.
Buku lain yang aku terlibat sebagai kurator antara lain inspirasi menulis dan menerbitkan buku, surat cinta guru untuk Presiden Jokowi, Guru Hebat jilid 1 hingga jilid 4, Gerakan Motivator Literasi Digital, Buku pintar Hapalan, Derap langkahku di Asrma YAPI, Â Guru Inspitarif SDN 04 Samsam, Petuah Para Guru Literasi, Gairah Menulis Puisi dan lain-lain. Sedangkan buku yangaku sekedar jadi peserta sudah lebih dari 35 buku.
Ada teman bertanya apa manfaat yang kamu dapatkan dengan menulis?, saya jawab dengan jujur bahwa dengan menulis saya bahagia. Apakah kamu dapatkan uang ?, Saya jawab ya. Dan saya jelaskan bahwa menulis itu bisa juga dijadikan sebagai healing atau terapi.
Lakukan saja menulis. Menulislah setiap hari lalu lihat apa yang terjadi kata Om Jay. Tuliskan apa yang kamu lihat, kamu dengar dan kamu alami. Mudahkan?. Maka kumpulan tulisanmu itu jika sudah ada 50 tulisan bisa diterbitkan menjadi buku yang tebalnya di atas 100 halaman.
Buku karya kita akan mejadi saksi bahwa kita pernah ada. Ada nama penulis tersemat dalam cover buku tersebut. Dan yakinlah bahwa hanya dengan karya termasuk Buku, maka kita akan abadi. Â Pikiran dan gagasan kita dapat dibaca banyak orang, dan kalau dijalani dan bermanfaat semoga jadi amal jariyah, yang mengalir dan terus mengalir. Â Semoga sehat selalu dan istikomah untuk terus menulis.
    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H