Belalang goreng krispi telah menjadi salah satu olahan kuliner khas Kabupaten Blora yang tidak hanya lezat tetapi juga kaya gizi. Selain sebagai alternatif pangan dengan kandungan protein tinggi, pengolahan belalang juga dapat mendukung pengendalian hama secara alami. Hal ini membuat belalang memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang penting, terutama bagi petani di wilayah ini.
Belalang: Hama dengan Potensi Manfaat Besar
Belalang termasuk dalam ordo Orthoptera dengan spesies seperti Locusta migratoria, yang sering menjadi hama pada tanaman budidaya seperti jagung, padi, dan kacang-kacangan. Kerusakan yang diakibatkan oleh belalang berupa konsumsi langsung terhadap daun dan batang tanaman, sehingga dapat mengurangi hasil panen secara signifikan. Menurut penelitian oleh Chakravarty et al. (2019), belalang menjadi salah satu ancaman utama bagi keberlanjutan sistem pertanian, khususnya di negara tropis.
Namun, pengendalian belalang tidak harus selalu dilakukan dengan pestisida kimia. Pendekatan yang lebih ramah lingkungan, seperti memanfaatkan belalang sebagai bahan pangan, menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan. Langkah ini mendukung konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang menekankan keseimbangan ekosistem (Ming et al., 2021).Â
Kandungan Gizi Belalang
Belalang dikenal sebagai sumber protein yang sangat baik. Penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein belalang mencapai 60--70% dari berat keringnya, dengan profil asam amino esensial yang lengkap (van Huis et al., 2013). Selain itu, belalang juga mengandung lemak sehat berupa asam lemak tak jenuh, mineral seperti zat besi, kalsium, dan zinc, serta vitamin B kompleks. Kandungan nutrisi ini menjadikan belalang sebagai alternatif pangan yang sebanding dengan daging konvensional tetapi lebih ramah lingkungan.
Proses Pengolahan dan Potensi Ekonomi
Di Blora, belalang ditangkap dari alam, kemudian diolah menjadi berbagai makanan, termasuk belalang goreng krispi. Proses pengolahannya sederhana tetapi efektif, meliputi pembersihan belalang, marinasi dengan bumbu tradisional, dan penggorengan hingga garing. Hasilnya adalah camilan yang renyah dengan cita rasa khas.
Keberhasilan ini juga mendukung sektor UMKM setempat. Menurut laporan lokal, harga belalang tangkapan yang dijual dalam botol berukuran 1,5 liter mencapai Rp60.000. Bahkan, jika Belalang telah diolah sedemikian rupa dan dikemas dengan menarik, harganya cukup fantastis bisa mencapai Rp. 23 Ribu per 50 Gram. salah satu contoh UMKM di Blora yang telah sukses memasarkan produk ini bahkan sampai ke luar daerah adalah ARIETA FOOD's. ada dua jenis belalang yang telah diolah oleh UMKM ini yaitu jenis Belalang Otes dan Belalang Kayu (nama setempat) dengan rasa Original maupun pedas. Produk ini sangat laris dipasaran, bahkan sering kali kehabisan bahan baku. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan belalang tidak hanya memberikan manfaat nutrisi tetapi juga peluang usaha bagi masyarakat.
Kesimpulan
Belalang goreng krispi bukan sekadar camilan lezat, tetapi juga solusi inovatif untuk pengendalian hama terpadu dan pemenuhan kebutuhan gizi. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap potensi pengolahan belalang dan dukungan pemerintah akan UMKM, pemanfaatan belalang dapat menjadi salah satu langkah strategis untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan global.
Daftar Pustaka
Chakravarty, P., Mishra, S., & Das, D. (2019). Role of Insects as Pests and Food Source in Agroecosystems. Journal of Agricultural Science and Food Research, 10(2), 104-112.
Ming, Z., Liu, Y., & Han, X. (2021). Integrated Pest Management: Challenges and Opportunities. Agriculture and Environment Journal, 28(4), 245-256.
van Huis, A., van Itterbeeck, J., Klunder, H., Mertens, E., Halloran, A., Muir, G., & Vantomme, P. (2013). Edible Insects: Future Prospects for Food and Feed Security. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H