Mohon tunggu...
Dai Bachtiar
Dai Bachtiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN khas Jember

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nongkrong di Cafe Dampak Budaya Konsumerisme

20 Oktober 2023   14:30 Diperbarui: 20 Oktober 2023   14:53 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam beberapa tahun terakhir, nongkrong di cafe telah menjadi sebuah tren yang semakin populer di kalangan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan adanya perubahan budaya konsumerisme yang semakin menguat pada era digital dan perkembangan teknologi. 

Cafe menjadi tempat yang populer bagi orang-orang untuk bersantai dan menghabiskan waktu luang. Cafe menawarkan atmosfer yang santai dan berbagai fasilitas seperti wifi gratis, outlet untuk mengisi daya gadget, serta hidangan dan minuman yang lezat. Budaya konsumerisme juga terkait dengan tren gaya hidup sosial media, di mana nongkrong di cafe menjadi tempat yang menarik untuk mengunggah foto makanan atau selfie dengan latar belakang instagramable. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengunjungi cafe yang populer agar bisa mendapatkan penilaian positif dari followers mereka di media sosial.

Nongkrong di cafe menjadi tren populer untuk menunjukkan citra diri yang sukses dan gaya hidup yang berkelas. Cafe yang "hype" dan populer dianggap sebagai indikator kesuksesan dan status sosial. Tren ini juga merupakan bagian dari pertumbuhan industri kreatif dan ekonomi kreatif di berbagai negara. Cafe yang didesain secara unik menarik minat pengunjung dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif. Industri kafe melibatkan banyak pekerja kreatif seperti interior designer, barista, dan chef.

Nongkrong di cafe memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati waktu luang mereka dengan cara yang santai dan menyenangkan. Cafe adalah tempat yang cocok untuk bersantai, membaca buku, bekerja, atau bertemu dengan teman-teman. Selain itu, cafe seringkali menyelenggarakan acara seperti live music atau workshop yang dapat memperkaya pengalaman sosial dan pribadi. Hal ini terlepas dari alasan-alasan sebelumnya yang terkait dengan konsumerisme.

Budaya konsumerisme nongkrong di cafe juga memiliki beberapa dampak negatif dalam kegiatan ekonomi, antara lain:

Pengeluaran Finansial yang Meningkat: Nongkrong di cafe secara teratur dapat menjadi beban keuangan tambahan bagi individu atau keluarga. Biaya yang dikeluarkan untuk makanan, minuman, atau sewa tempat bisa sangat mahal, terutama di cafe-cafe yang populer. Ini dapat mempengaruhi kemampuan individu untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak.

Potensi Pemborosan dan Hutang: Minat yang besar dalam budaya konsumerisme nongkrong di cafe dapat mendorong seseorang untuk menghabiskan lebih dari apa yang sebenarnya mereka mampu. Terjebak dalam pola pemborosan ini dapat menyebabkan penumpukan hutang yang signifikan dan ketidakseimbangan keuangan pribadi.

Untuk menghadapi budaya konsumerisme nongkrong di cafe, berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan:

1. Buatlah Anggaran yang Bijak

2. Hindari flexing 

3. Cari Alternatif Tempat untuk Bertemu dan Bekerja selain cafe

4. Gunakan Cafe dengan Bijak

5. Fokus pada Interaksi yang Bermakna

Oleh : Da'i Bachtiar(mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun