Semalam kami tiba di Garut menaiki kereta Cikuray dari stasiun Karawang. Perjalanan malam dengan kereta menyebabkan kami tidak bisa menikmati pemandangan sepanjang perjalanan dan terlelap dalam tidur.
Tak terasa kami telah tiba di stasiun Garut dan melanjutkan perjalanan menuju penginapan. Kami pun melepas lelah.Â
Hari ini kami melakukan perjalanan berlibur dengan mengunjungi kampung Amsterdam, tempat perkebunan teh peninggalan Belanda. Kami berkeliling perkebunan teh dan berusaha mencari keturunan Belanda, sayangnya kami tak menemukannya ada yang sudah pindah atau pergi bekerja di kebun teh.
Ada dua jenis teh, teh rakyat yang asli dibuat dengan menggunakan tangan dan teh bubuk olahan pabrik berupa kemasan. Aku pun tertarik dengan teh rakyat dan meminumnya. Rasa teh rakyat yang nikmat.
Kemudian selesai berkeliling kampung Amsterdam, kami melanjutkan perjalanan ke talaga bodas. Kawah air belerang yang terletak pada kaki gunung cikuray.
Perjalanan menuju talaga bodas bukanlah hal yang mudah. Jalannya terjal, berkelok-kelok dan masih ada jalan yang rusak. Sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai petani sayur.
Kami harus menaiki gunung sejauh sepuluh km dengan dua pilihan ojek motor atau mobil. Keduanya sekali jalan seharga seratus ribu rupiah untuk dua orang. Walaupun terbilang mahal tetapi setibanya di talaga bodas, kami benar-benar disuguhkan pemandangan talaga bodas yang menawan.Â
Tak hanya itu kami bisa berendam air panas belerang yang dipercaya baik untuk kesehatan kulit. Kami menghabiskan waktu cukup lama, berendam air panas belerang. Sambil berendam, kami memandang kawah yang terus mengeluarkan belerang. Air belerang terasa hangat ditubuh.
Semakin menjelang senja, talaga bodas semakin ramai dikunjungi. Anak-anak, orangtua, dan lansia tampak ceria berendam air belerang. Seekor monyet terlihat keluar dari balik semak pepohonan.
Tak terasa hari semakin sore, kami pun beranjak pulang ke kota Garut. Kami bersyukur menikmati satu hari perjalanan berlibur hari ini.