Pagi ini saya meluangkan waktu mengikuti webinar FKM UI dengan topik "Strategi Intervensi Permasalahan Stress Digital". Kesehatan jiwa termasuk dalam kategori sepuluh penyakit yang dapat diobati dalam siklus hidup manusia. Karena itu perlu adanya strategi intervensi permasalahan kesehatan jiwa secara terstruktur dan terarah.
Pemaparan presentasi pertama dimulai dari data epidemiologis yang disampaikan oleh kesehatan jiwa Kementerian Kesehatan. Saya cukup kaget negara kita, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan populasi penduduk berusia 15-24 tahun yang menderita depresi bahkan lebih dari sepertiga 34,9% remaja (10-17 tahun) yang mengalami masalah kesehatan jiwa.Â
Sekitar 1,4% remaja memiliki pemikiran untuk bunuh diri. Sayangnya, tingginya angka tersebut tidak diikuti dengan tingginya kesadaran individu pentingnya memiliki kesehatan mental karena hanya 2,6% penduduk yang pernah mengakses layanan kesehatan jiwa di fasilitas layanan kesehatan.
Stres digital merupakan akibat nyata dari pemakaian media sosial secara berlebihan. Stress digital sangat mempengaruhi aspek sosial dan psikologis seseorang seperti merasa cemas dan sulit tidur yang berdampak pada relasi dengan orang lain. Stres digital bisa diobati melalui framework upaya kesehatan jiwa.
Framework upaya kesehatan jiwa dimulai dari upaya promotif hingga rehabilitatif dengan target sasaran yang berbeda-beda. Pengasuhan positif dan pertolongan pertama pada luka psikologis menjadi langkah promotif yang diikuti dengan tindakan preventif dengan melakukan deteksi dini kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri.
 Upaya kuratif dengan tersedianya pemenuhan kapasitas pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas yang bisa diakses dan penanganan pemasungan. Upaya rehabilitatif menjadi strategi intervensi kesehatan jiwa terakhir pada layanan fasilitas kesehatan termasuk penangan napza adiktif di puskesmas.
Langkah promotif pengasuhan positif diberikan sebagai bekal kepada orangtua untuk menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dengan enam pesan utama:
1. Mengelola stress
2. Mengelola emosi
3. Pembagian peran orangtua
4. Komunikasi efektif
5. Bersikap baik
6. Disiplin positif
Pertolongan pertama pada luka psikologis menyasar pada kelompok masyarakat yang berbeda-beda, diantaranya di sekolah, tempat kerja, universitas, dan komunitas. Tujuan dari pertolongan pertama pada luka psikologis adalah mengurangi tingkat stres negatif sehingga tidak terjadi gejala psikologis yang lebih berat.Â
Gejala psikologis yang mengarah pada tindakan berpikir mengakhiri hidup. Adapun tiga prinsip pertolongan pertama luka psikologis adalah memperhatikan, menghubungkan, dan mendengar.
Masalah kesehatan jiwa bisa dialami siapa saja dan bukan hanya di rumah tetapi juga diberbagai tempat karena itu diperlukan tindakan promotif dan preventif yang tepat sasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H