Urbanisasi setelah perayaan Lebaran selalu menjadi tren setiap tahunnya. Urbanisasi identik dengan migrasi penduduk dari desa ke kota. Biasanya urbanisasi terjadi berbarengan dengan penduduk yang balik mudik ke kota dengan membawa saudara atau familinya dari desa.
Ada banyak alasan dibalik urbanisasi. Pertama, tidak tersedianya lapangan kerja di desa akibat menyempitnya lahan sawah. Kedua, ingin mendapatkan kesempatan kerja yang lebih luas di kota dengan pendapatan yang tentunya lebih baik ketimbang di desa dan terakhir pesona kota selalu memikat para pendatang dari luar wilayah.
Ada baiknya setiap penduduk yang melakukan urbanisasi memperlengkapi diri dengan keterampilan yang mumpuni agar mampu bersaing mendapatkan pekerjaan. Ijazah sekolah saja tidak cukup. Modal keterampilan dan keberanian berwirausaha menjadi kunci bertahan hidup di kota besar sambil menantikan panggilan kerja. Semangat berjuang dan berpengharapan memperoleh sebuah pekerjaan menjadi pendorong kehidupan.
Pemerintah memiliki peran strategis untuk memperlengkapi warga pendatang dengan pelatihan keterampilan yang dibutuhkan dunia usaha. Tak hanya itu pemerintah setempat perlu memperketat pintu masuk para kaum urban dengan memeriksa identitas warganya dan kartu keluarga. Hal ini menjadi amat penting untuk menghindari tindakan kriminal.
Satu pesan penting, sebaiknya urbanisasi dikaji secara mendalam dan holistik agar terjadi pemerataan kesempatan dan lapangan pekerjaan baik di desa maupu di kota. Kita ingin pembangunan di desa juga mampu diteruskan oleh anak muda negeri ini. Desa dan kota sama-sama bagian dari Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H