Hari ini, saya senang bisa mengikuti seminar berjudul "Digital Literacy for Future."
Saya mendapatkan informasi tersebut dari postingan Whatsapp Om Jay, nama lengkap Bapak Wijaya Kusuma. Saya mendaftar tetapi saya benar-benar lupa mengenakan seragam PGRI. Untunglah tepat di depan pintu masuk, saya bertemu dengan om Jay. Beliau membantu saya masuk dengan menggunakan QR yang telah disiapkan oleh rekan-rekan panitia sehingga saya tidak perlu membayar uang sebesar dua puluh lima ribu rupiah.
Saya mengingat untuk kedua kalinya dalam satu bulan terakhir, saya memasuki hall tujuh gedung megah dan sedingin kulkas sesuai dengan namanya "ICE". Saya memperhatikan jam pada handphone saya dan masih ada cukup waktu berjalan melihat berbagai stand di hall tujuh.
Saya teringat akan laptop tua milikku. Aku mampir ke stand laptop dan berpikir untuk membeli laptop baru tapi uang tabunganku belum cukup karena haganya masih lumayan tinggi. Aku sempat berdiskusi dengan adikku yang kuliah di Malang dan menyarankan mengambil sebuah laptop dengan spesifikasi dan merk tertentu. Aku berharap suatu hari mendapatkan hadiah laptop seperti dalam cerita anak-anak yang ku baca hahaha...
Akhirnya, aku menemukan tempat seminar. Aku mendaftarkan ulang di meja panitia dan memperoleh roti dan aqua. Lalu, aku memilih tempat duduk terdepan karena tempat duduk menentukan prestasi. Peserta dari luar kota seperti dari provinsi NTT dan Sumatera Barat sudah hadir ditambah peserta zoom yang hadir sebanyak lima puluh orang.
Aku berkenal dengan teman baru, namanya bu Retno dari NTT dengan topi kain tenun NTT. Ternyata bu Retno adalah pengawas sekolah di Kupang. Kami berfoto bersama dan berdiskusi.
Ada tiga pembicara, om Jay, pak Doni Siberkreasi dan pak Bambang dosen UNJ. Masing-masing narasumber diberikan waktu memaparkan presentasinya. Dimulai dari Siberkreasi, topik mengenai bonus demografi, judi online dan kesetaraan gender. Sedangkan pak Bambang lebih kearah literasi digital pendidikan dan Om Jay mengenai kesadaran beretika dalam menggunakan media sosial.
Di akhir paparan diberikan kesempatan bertanya. Siapa yang bertanya mendapatkan hadiah buku TIK. Ada tiga penanya beruntung secara onsite dan dua penanya secara media zoom yang beruntung.
Wah, aku mendapatkan buku TIK. Wajahku berseri-seri. Setelah acara selesai, kami semua berfoto bersama. Waktu jugalah yang memisahkan namun kegiatan hari ini cukup berhasil menjawab kehausan para guru akan pentingnya literasi digital dan mengajarkannya kepada murid-murid secara bijak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H