Pemandangan langit kota Jakarta kala sore hari tampak seperti berkabut putih. Pemandangan serupa sudah menjadi hal biasa yang ditemui sehari-hari oleh warga dan pekerja urban.Â
Seperti yang terlihat pada gambar di belakang, langit kota Jakarta tampak tak sebiru dahulu kala bahkan mengintip bintang pun pada malam hari seakan menjadi sebuah keniscayaan.Â
Polusi udara yang semakin parah menempatkan kota Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi di Indonesia berdasarkan dataindonesia.id.Â
Tak hanya kota Jakarta, kota Tangerang Selatan dan Serang menempati posisi juara satu dan kedua di Indonesia. Tentunya kita perlu berefleksi diri terhadap lingkungan tempat kita tinggal.
Bayangkan ada lebih dari sebelas juta jiwa populasi penduduk kota Jakarta yang terpapar akibat polusi udara. Kelompok balita, usia lanjut menjadi kelompok yang paling rentan terhadap penyakit saluran pernafasan atas (ISPA).Â
Kunjungan pasien rawat jalan puskesmas dan klinik sebagian besar dengan diagnosa yang sama batuk dan flu. Kondisi polusi udara kota Jakarta semakin diperparah dengan kedatangan musim kemarau sebulan terakhir ini. Hujan menjadi barang langka yang selalu dinantikan semua orang dengan harapan.
Belum lagi jumlah ketidakhadiran anak sekolah dengan keluhan penyakit yang sama, batuk flu di beberapa sekolah Jakarta. Tentunya hal ini menjadi kekuatiran kita bersama.Â
Solusi yang ditawarkan dengan melakukan pembelajaran jarak jauh seperti pada saat pandemi Covid 19 untuk mengurangi mobilitas penduduk. Namun hingga hari ini, solusi PJJ belum terlaksana.
Keberterimaan jalan keluar dengan mengurangi intensitas keluar rumah jika benar-benar tak perlu dan selalu menggunakan masker saat keluar rumah.Â