Mohon tunggu...
Dahlia Silitonga
Dahlia Silitonga Mohon Tunggu... Guru - Senang belajar dan menulis

Anak pertama dari 4 bersaudara, sayang keluarga, senang jalan jalan, menulis dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cuti Bersama Tak Harus Berlibur

1 Juli 2023   20:38 Diperbarui: 1 Juli 2023   21:00 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Tak terasa kita sudah memasuki bulan yang baru hari ini tepatnya bulan Juli 2023. Kita telah melewati setengah tahun atau enam bulan perjalanan tahun 2023. Bulan Juni 2023 ditutup dengan libur cuti bersama perayaan Idul Adha. 

Ada yang sudah merencanakan dari jauh-jauh hari kegiatan yang akan dilakukan, misalnya mengambil cuti kantor supaya bisa berlibur bersama keluarga ke luar kota, pergi jalan-jalan bersama teman atau mungkin juga ada yang memilih tidak pergi kemana-mana. 

Apapun kegiatan liburan pastinya menjadi momen kebersamaan yang menyenangkan dan tentunya memerlukan persiapan yang matang. Ternyata, tidak semua orang yang berlibur di saat cuti bersama Idul Adha, contohnya saya.

Saya tidak berlibur kemana-mana, saya memilih berlibur di rumah dan sekolah. Saya membersihkan rumah, menyetrika pakaian dan merapikan buku-buku meja belajar. 

Saat hari Jumat, 30 Juni 2023, saya masuk sekolah. Saya amat menikmati perjalanan menuju Jakarta dari Serpong. Ssuasana kota Jakarta saat libur cuti bersama. Jalanan terlihat lengang demikian juga keadaan di stasiun. Saya bersyukur bisa duduk di dalam kereta dari arah Rangkas menuju Jakarta. 

Suasana di sekolah seperti suasana libur karena tak banyak guru yang masuk. Ya, hari ini libur. Saya dan ketiga teman saya masuk. Kami mengerjakan PPT sebagai bahan pengajaran semester ini. Menyiapkan materi pelajaran sebelum kelas dimulai.

Tak hanya menikmati kota Jakarta tanpa macet dan transportasi publik yang ramah. Saya beruntung mendapatkan daging kurban yang diantar oleh RT ke rumah-rumah warga. Wah, senangnya...

Daging kurbannya terlihat segar kemerahan saat dibuka. Daging kurban akhirnya diolah menjadi rendang. Rendang kurban tepat namanya hahaha...

Rasanya nikmat dimakan saat lapar. Daging rendangnya terasa empuk digigit. Bumbunya pas dan tidak terasa pedas sekali. Tangan dingin tanteku yang memasak daging kurban ini menjadi sangat lezat. 

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun