Mohon tunggu...
Dahlia
Dahlia Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara KKN-DR 166

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Problematika Dakwah di Masa Pandemi Covid-19

14 Agustus 2020   18:41 Diperbarui: 14 Agustus 2020   18:55 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Dahlia
Jurusan : Manajemen Dakwah
Fakultas : Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
KKN-DR Kelompok 166

Pendahuluan
Pandemi covid-19 yang masih terjadi di era new normal saat ini seharusnya tidak menghalangi gerakan dakwah. Justru sebaliknya, ini dijadikan kesempatan bagi para dai untuk semakin kreatif dalam berdakwah.
Saat ini dunia dilanda krisis akibat munculnya covid-19 dan berdampak pada kehidupan sosial di masyarakat. Dakwah pada dasarnya adalah usaha dalam mengajak manusia ke arah proses yang lebih baik secara kolektif maupun individu agar menjadi manusia yang terbaik. Dakwah menjadi kebutuhan bagi setiap orang khususnya umat Islam. Karena dakwah menjadi kebutuhan, maka para dai menggunakan berbagai cara untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah.
Di masa pandemi sekarang ini, terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan itu adalah berubahnya kegiatan yang dilakukan secara klasik menjadi kegiatan yang serba mengandalkan teknologi baik berupa media sosial maupun media online lainnya yang berbasis virtual.

Pembahasan
Problematika Dakwah di Masa Pandemi Covid-19
Berbagai permasalahan dakwah telah memunculkan fakta bahwa profesionalisme seorang da’i dalam pengertian yang luas masih dipertanyakan. Da’i sebagai agent of change harus mempunyai visi, misi yang jelas, tidak saja menyangkut wawasan Islam yang utuh tapi juga visi menyeluruh tentang problem sosial, ekonomi, politik, budaya dalam mengarahkan umat Islam kepada suatu tatanan yang lebih mapan.

Pada masa sebelum terjadi pandemi covid-19, dakwah disampaikan tanpa melalui media dan dilakukan secara langsung dengan bertatap muka antara dai dan mad’u. Oleh karena itu, transformasi dakwah di masa pandemi sekarang ini, yang semula hanya dilakukan secara klasik, sekarang berubah menjadi serba berbasis media online. Dalam gerakan dakwah sebelum adanya covid-19, dakwah bisa di lakukan dalam bentuk tabligh akbar, yang mengumpukan banyak orang pada suatu tempat, tetapi dengan adanya wabah covid-19, itu tidak bisa di lakukan, karena sangat rentan terhadap penyebaran covid-19.
Pada saat ini pemerintah telah menetapkan PSBB (pembatasan sosial berskala besar), berbagai aktivitas dihentikan dengan meliburkan kampus, sekolah mulai dari SD-SMA, konferensi, tempat hiburan, wisata dll serta melakukan lockdown dibeberapa daerah tentu hal ini belum bisa mencegah penyebaran virus secara maksimal.

Namun kemajuan pengembangan vaksin dilakukan dengan sangat cepat lantaran patogen virus corona yang dihadapi belum dapat dihilangkan jika hanya melalui tindakan pengendalian saja. Maka selama vaksin ini belum bisa digunakan secara massal maka virus ini masih menjadi problem darurat yang bisa dilakukan sebagi ikhtiar dengan memutus mata rantai penularan dan mengandalkan imun yang ada pada tubuh menjadi solusi. Dengan melakukan physical distance dengan isolasi diri serta mengikuti anjuran dokter.

Indonesia adalah mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga memiliki peran yang cukup penting dalam memutus mata rantai penyebaran virus tersebut. Tentu disini yang memiliki peran yang sangat disegani dan lebih didengar oleh masyarakat adalah para ulama.

Strategi Dakwah di Masa Pandemi Covid-19

Transformasi dakwah di masa pandemi covid-19 menjadi salah satu strategi dakwah yang dilakukan oleh para dai. Transformasi ini dilakukan secara struktural, oleh karena itu, dengan strategi dakwah ini dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan nilai-nilai islam. Transformasi dakwah di masa pandemi covid-19 sekarang ini. Platform-platform media sosial dan media online lainnya yang berbasis virtual yang tersedia menjadi salah satu cara alternatif untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan. Ini dianggap sebagai salah cara yang cukup efektif karena mudah dijangkau.

Pada masa sebelum terjadi pandemi covid-19, dakwah disampaikan tanpa melalui media dan dilakukan secara langsung dengan bertatap muka antara dai dan mad’u. Sekarang ini, media menjadi paling utama untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan keagamaan. Selama masa pandemi covid-19, dakwah merupakan salah satu cara untuk melakukan perubahan sosial baik secara individu maupun secara kelompok. Masyarakat membutuhkan bimbingan secara spritual karena sebelumnya banyak beraktivitas yang cukup menguras tenaga dan pikiran sehingga terjadi krisis spiritual. Oleh karena itu, transformasi dakwah di masa pandemi sekarang ini, yang semula hanya dilakukan secara klasik, sekarang berubah menjadi serba berbasis media online. Di masa pandemi covid-19 juga membuat ritual-ritual keagamaan juga berpengaruh seperti kegiatan haji dan umrah.

Berdasarkan hasil keputusan pemerintah dengan berbagai macam pertimbangan khususnya dari segi kesehatan, maka pelaksanaan kegiatan haji maupun umrah untuk sementara ditiadakan. Oleh karena itu, maka kegiatan manasik haji dan umrah juga ditiadakan. Pandemi covid-19 menjadikan dan memaksa manusia selalu berpikir kreatif. Dengan media sosial dan media online yang berbasis virtual dapat membuat masyarakat lebih mudah dalam mendapatkan informasi tanpa harus mengeluarkan tenaga untuk mendatangi suatu majelis, akan tetapi cukup dengan mengaktifkan media online berbasis virtual, maka kajian keislaman dapat terakses dan dapat diikuti dengan mudah dan lebih efektif. Hakikat tranformasi dakwah di masa pandemi covid-19 ini, agar membuat masyarakat khususnya umat Islam agar lebih mudah dalam mendapatkan informasi terkait dengan keIslaman yang dapat memberikan kemudahan sehingga terjadi perubahan dari segi spiritual dengan berbasis nilai nilai agama.

Dengan terjadinya covid 19, maka turut mempengaruhi pola pikir masyarakat. Transformasi dakwah dengan melalui media online dan teknologi lainnya dianggap cukup efektif dalam menyebarkan pesan-pesan agama dan menjadi suatu kebutuhan masyarakat khususnya umat islam yang sebelumnya terjadi distorsi secara spiritual. Oleh karena itu, dengan tranformasi dakwah ini menjadi salah satu cara alternatif baik menyampaikan maupun dalam mendapatkan pesan-pesan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun