(Sumber Gambar: [http://lontaranhukumriza.blogspot.com/p/blog-page.html])
Alkisah dahulu kala insan manusia harus berjalan berkilo-kilo meter dan butuh waktu berjam-jam berhari-hari bahkan berminggu-minggu agar dapat pergi ke suatu tempat untuk menyampaikan informasi. Seiring berjalannya waktu kemudian berkembang, ada kuda bergerobak yang bisa membawa manusia untuk lebih mudah berpindah ke tempat lain. Beberapa waktu kemudian lebih berkembang lagi, manusia membuat kapal, kereta api, pesawat untuk pergi menyampaikan informasi. Namun kini zaman sudah sangat berkembang tanpa melakukan hal-hal di atas manusia dapat “melihat” seluruh isi dunia. Bayangkan saja sekarang untuk mengirim informasi hanya dalam hitungan detik bisa sampai ke ujung dunia atau juga bisa ketika ingin mencari informasi di ujung dunia yang lain kita hanya butuh hitungan detik tanpa pergi kesana dengan mencari di koran, majalah, atau situs berita yang ada di internet.
SELAMAT DATANG ZAMAN GLOBALISASI.
Globalisasi dapat dimaknai sebagai suatu proses menuju satu lingkup dunia. Dalam konsep Globalisasi haruslah terbentuk suatu tatanan baru dalam masyarakat sedunia dalam suatu tatanan desa global (global village). Tatanan desa global atau global village merupakan suatu revolusi dimana dunia akan menjadi tanpa sekat baik antara negara yang satu dengan yang lain maupun antara benua yang satu dengan yang lain, tidak peduli apakah suatu wilayah itu terpisah hanya tembok atau nisan perbatasan atau bahkan samudera yang luas sekalipun.
(Sumber Gambar: [http://koranusang.blogspot.com/2012/09/pengertian-globalisasi-menurut-para-ahli.html])
Aliran informasi, gagasan, budaya, barang maupun jasa akan secara bebas melintasi batas-batas Negara. Hal ini akan membentuk satu keterkaitan antar Negara di berbagai belahan dunia melalui proses ekonomi, sosial, politik, dan pertukaran budaya secara bebas. Globalisasi ini bersifat massif, multi-dimensional, kompleks dan berlangsung cepat. “Konsep Globalisasi membuat kondisi kehidupan mengalami perbaikan, tetapi secara bersamaan telah menciptakan suatu jurang perbedaan yang dalam antara orang-orang yang hidup di Negara-negara maju dengan orang-orang yang hidup di Negara yang sedang berkembang dan Negara-negara terbelakang” – Levit dalam Dressler, G. 2006. Kondisi inilah yang sekaligus menjadi suatu tantangan baru bagi masyarakat untuk dapat menghadapi era ini, karena globalisasi ini seperti PISAU BERMATA DUA, dapat membantu tapi juga dapa mencelakakan.
Globalisasi memaksa kita untuk turun dalam suatu persaingan yang masif, multi-dimensional, dan kompleks. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat telah menciptakan suatu tantangan baru. Tantangan baru tersebut adalah suatu kompetisi yang tinggi dalam segala bidang. Kualitas sumberdaya yang unggul akan tercipta akibat dari proses ini yang tak lain dan tak bukan didukung oleh arus informasi, gagasan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang tidak dibatasi oleh apapun sehingga semua orang dapat merasakan segala perubahan yang ada. Suatu nilai positif karena semua manusia akan terdorong untuk mencapai kualitas tertinggi untuk bersaing dalam global village.
Selain itu globalisasi secara umum atau rata-rata juga dapat meningkatkan taraf hidup manusia. Arus barang, jasa, dan investasi yang dapat menembus segala bentuk batas Negara akan menciptakan suatu titik baru dimana masyarakat akan menikmati sesuatu yang belum mereka rasakan sebelumnya di daerahnya. Industri-industri baru akan mulai terbentuk seperti pertanian, perkebunan, pertambangan dan industri strategis lainnya. Terbentuknya industri baru ini akan berdampak pada terbukanya lapangan kerja baru sehingga taraf hidup masyarakat meningkat dan perekonomian Negara tersebut semakin menggeliat dengan peningkatan arus ekspor-impor dari waktu ke waktu.
Di sisi sebaliknya globalisasi juga menimbulkan dampak buruk dalam kehidupan. Keterbukaan arus informasi tanpa didukung kecerdasan atau kebijaksanaan dalam menyikapinya dapat menjadi bumerang bagi masyarakat itu sendiri. Ideologi, nilai-nilai luhur bangsa, etika, norma, dan sopan santun yang dahulunya dipegang erat dan diturunkan secara turun-temurun ke generasi selanjutnya dapat luntur seketika. Kecenderungan masyarakat yang tidak bijak dan tidak cerdas akan mendorong untuk selalu meniru pertukaran budaya yang berlangsung sehingga kegagalan masyarakat untuk memilah-milah informasi dari luar yang masuk ke lingkupnya dapat berakibat fatal yakni melunturkan identitas lamanya dan kemudian menggantinya produk berupa individualis-me, pragmatis-me, hedon-isme atau konsumtif, galau-isme, dan narsis-me. Doktrin inilah yang dapat merusak tatanan masyarakat lama yang sudah terstruktur secara baik dulunya.
Selain itu adanya persaingan global secara bebas dalam bidang ekonomi akan menyebabkan suatu kesenjangan sosial yang amat dalam. Dalam hal persaingan tentu tak jauh dari ada yang menang dan ada yang kalah. Persaingan bebas dengan perbedaan kesiapan baik dalam segi teknis, modal, dan jangkauan pasar produk akan mengakibatkan terjadinya kapitalisme ekonomi. Kapitalisme ekonomi ini terjadi karena pemilik modal yang besar yang akan menang daripada yang lebih kecil. Kesenjangan social ini malah makin parah karena ketidakmeratanya pendidikan. Pendidikan yang harusnya jadi senjata utama malah sulit dijangkau karena biaya mahal. Tidak semua masyarakat mengenyam pendidikan yang layak sehingga memperparah kondisi tersebut.
(Sumber Gambar:[ http://blogbintang.com/contoh-pidato-globalisasi])
Globalisme memang dapat bernilai positif tetapi juga dapat bernilai negatif. Akan tetapi, suatu bangsa, negara, atau masyarakat tidak boleh menghindari tantangan ini. Negara, bangsa, ataupun masyarakat tidak boleh mengisolasi diri kalau tidak mau terlindas oleh zaman atau tetap pada keterbelakangan dan kebodohan. Cara menghadapi globalisasi adalah bukan dengan menghindarinya tetapi bagaimana menyikapi secara bijak segala dinamisasi yang terjadi dengan pikiran, ucapan, dan tindakan sesuai ideologi, nilai agama, norma, dan etika dalam masyarakat. Proses pendidikan memegang peranan penting dalam menghadapi tantangan ini dan tentunya semua masyarakat harus mengenyam pendidikan. Pembentukan kualitas sumberdaya manusia yang tinggi dengan penanaman pola pikir ilmiah dan pembentukan karakter intrapersonal maupun interpersonal merupakan kunci.
MARI MENGGAGAS INSAN YANG MAMPU MENJAWAB TANTANGAN GLOBAL
Salam.
Ditulis di sebuah kamar sederhana di salah satu sudut Kota Bandung, Jawa Barat.
19.30 WIB | 29 April 2014
Penulis adalah mahasiswa jurusan teknik pertambangan ITB angkatan 2011, alumni SMA Negeri 5 Surabaya, alumni SMP Negeri 1 Surabaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H