Mohon tunggu...
Supri Yanto
Supri Yanto Mohon Tunggu... lainnya -

dan musim sertakan gugur silih berganti

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wajah Bayang-bayang

7 Oktober 2012   17:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:06 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Wajah ayunya menari indah di kepala
menawarkan sejuta aroma
terperangah aku bersama sajak malam
melukis jelitanya diantara bayang-bayang

sadarku merangkak beranjak,
seketika asaku melebur dan meleleh
menyeruak alpa beserta alam sana

menyeretku dalam linangan yang ta berkesudahan
inginku hapus lukisanya
bersama gambar yang menyelinap diam-diam
yang menggebu di pandang

bukan untuk sementara,
tapi untuk selamanya

terbujurku, lunglai ta berdaya,
Di hamparan kain yang lusuh
jiwaku tertunduk dan bersimpuh
memohon ampun dari yang Maha Pengampun

Tuhanku, aku lemah

dalam jarak yang tiada berjarak aku hidup
dalam waktu yang tiada berwaktu aku mati.
#jalanku sunyi#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun