Mohon tunggu...
Dahayu Kiani
Dahayu Kiani Mohon Tunggu... Freelancer - is typing...

attention please. i'm typing

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Masih Mengeluh karena Pandemi? Kamu Mestinya Malu dengan Petani dan Nelayan Jateng Ini

19 Juli 2020   17:32 Diperbarui: 19 Juli 2020   17:32 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Meski energi yang dibutuhkan untuk mengurus COVID-19 sangat besar, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ternyata tidak mengesampingkan sektor-sektor lain, terlebih pada sektor vital seperti pangan.

Jawa Tengah membuktikan bahwa kedaulatan pangan masih tetap bisa dicapai meski di tengah Pandemi. Terdapat lima komoditas yang mengalami surplus di Jawa Tengah. Yaitu beras, jagung, bawang merah, cabe besar dan cabe rawit.

Tidak main-main, meski baru di semester awal Jawa Tengah sudah mengalami surplus beras mencapai 2,4 juta ton dan diperkirakan akan sampai 2,8 juta ton sampai akhir tahun. Untuk jagung, di semester awal tahun 2020 ini surplusnya menembus 3,2 juta ton. Bawang Merah surplus 229.449 ton, cabe besar 54.881 ton dan cabe rawit surplusnya mencapai 41.190 ton.

Semua capaian tersebut tentu menjadi kabar bahagia untuk kita di tengah Pandemi Corona ini. Apalagi saat ini terdapat tujuh provinsi di Tanah Air yang defisit pangan, yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, serta sebagian Papua. Semoga Ganjar mengetahui kabar tersebut sehingga berkenan mengirim atau kerjasama dengan tujuh provinsi itu.

Hasil pertanian pangan tersebut masih ditambah dengan capaian luar biasa dari hasil perkebunan yang ekspornya justru mengalami peningkatan tajam. Vanili misalnya. Jika sepanjang tahun 2019 total ekspor Vanili hanya 3 ton dengan total nilai 3,2 miliar rupiah, di tahun 2020 ini yang baru sampai di semester awal ini nilai ekspornya mencapai 11,9 miliar rupiah dengan total Vanili sebanyak 5,7 ton. 

Bahkan Nanas Pemalang justru semakin moncer berkat Pandemi ini dengan mengirim 12 ton ke Arab Saudi. Itu belum hasil perkebunan lain seperti kopi, petai, edamame, jengkol sampai kacang-kacangan.

Seperti tidak mau tertinggal dari pertanian, sektor kelautan Jawa Tengah juga menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan. Bahkan pada semester awal di tahun pagebluk ini ekspor hasil perikanan Jawa Tengah mencapai 25 ribu ton atau meningkat sebesar 22,5 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. ekspor tersebut membubuhkan nilai dalam neraca perdagangan mencapai 1,7 triliun rupiah. 

Terdapat 21 negara yang jadi langganan hasil perikanan Jateng, dari China, Amerika sampai Eropa. Uniknya di setiap benua atau negara jenis ikan yang difavoritkan berbeda-beda. Ikan tuna, tongkol, cakalang, udang misalnya, sangat diminati di Amerika. Sementara untuk masyarakat Tiongkok saat ini sedang gandrung-gandrungnya dengan rumput laut dari Jateng. Untuk udang, cumi dan olahan surimi, ikan pelagis dan ikan demersal menyasar pangsa pasar di Eropa dan Jepang.

Tentu segala capaian itu bukan hanya hasil kerja Ganjar, banyak orang yang terlibat di sana bahkan mungkin ada yang berusaha lebih keras dari dia. Dalam kerjanya itu, Ganjar memposisikan diri bukan hanya sebagai mandor yang tinggal tunjuk sana sini, bentak kanan kiri dari kursi. Dia selalu hadir tengah-tengah persoalan, berani belajar serta mau diajak panas-panasan maupun hujan-hujanan. 

Bukan hanya kemampuan intelektual yang dia gunakan, tapi keteguhan mental, spiritual serta fisik juga dia curahkan. Saya jadi teringat tagline di akun medsos pribadinya, Tuanku Ya Rakyat Gubernur Cuma Mandat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun