Mohon tunggu...
Unggun Dahana
Unggun Dahana Mohon Tunggu... profesional -

Indonesia Zionist

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arab Spring, Israel, dan Palestina

11 Oktober 2012   04:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:57 5899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sekarang, saatnya untuk menghentikan kebencian dan perang dan mulai untuk menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi generasi Arab mendatang.”

Arab Israel

Perang besar Arab melawan Israel hanya terjadi tiga kali. Pertama tahun 1948, kedua tahun 1967 dan terakhir tahun 1973. Tiga kali perang skala besar melawan Israel sudah cukup membuat Arab Saudi sadar.

Perang skala besar pertama terjadi hanya sehari setelah Israel mendirikan negara pada tanggal 14 Mei 1948. Perang berlangsung berlarut-larut selama hampir 10 bulan, korban harta dan ribuan nyawa, namun kalah, malah rakyat Palestina menjadi pengungsi. Sehingga dunia Arab menyebutnya sebagai Perang Nakbah atau Perang Musibah.

Perang skala besar kedua tahun 1967 hanya berlangsung 6 hari. Perang dipimpin oleh Mesir. Melibatkan Yordania, Suriah, Arab Saudi, Sudan, Aljazair, Kuwait dan Irak. Hasilnya tanah Israel justru semakin luas dan pengungsi Palestina semakin banyak. Arab memperingati perang ini sebagai Perang Naksah atau Perang Kecewa. Korban di pihak Arab mencapai 35 ribu jiwa.

Dunia Arab tidak pernah mengakui kekalahan kedua perang Nakbah maupun Naksah, dan membuat kondisi rakyat Palestina menjadi semakin carut marut.

Perang skala besar ketiga dan terakhir terjadi tahun 1973 hanya berlangsung 20 hari. Kemenangan Mesir hanya di awal perang. Serangan balik Israel menyebabkan PBB turun tangan untuk mencegah kekalahan Mesir lebih parah. Lagi lagi dunia Arab harus kecewa. Cita-cita Arab sejak 1948 untuk melenyapkan negara Israel telah pupus selamanya. Dan inilah perang Arab Saudi melawan Israel yang terakhir. Sejak 1973 Arab Saudi tidak pernah ingin berperang lagi dengan Israel. Sementara negara Israel semakin maju dan menjadi super power di Timur Tengah.

Dari keseluruhan perang Arab-Israel 1948, 1967, 1973 dan beberapa konflik lain telah menyebabkan kira-kira 51.000 Arab Muslim tewas.

Arab Spring

Arab Spring adalah istilah untuk kebangkitan dunia Arab atau pemberontakan yang dimulai di Tunisia pada musim semi Desember 2010. Arab Spring menjalar ke Libya, Aljazair, Mesir, Lebanon, Yordania, Mauritania, Sudan, Oman, Arab Saudi, Maroko, Yaman, Irak, Bahrain, Kuwait, Sahara Barat, dan Suriah dengan berbagai tingkat tekanan untuk menggulingkan pemerintah. Beberapa pemimpinnya digulingkan dengan cara kudeta berdarah, yang lain sedang berlangsung dan beberapa sudah berhenti.

Membaca dan menonton berita hari ini. Bulan Agustus saja di Suriah 5400 Muslim dibunuh, bulan September 4700, keseluruhan korban jiwa Suriah sudah mencapai 32 ribu. Kuburan massal di Libya. Mereka tewas bukan karena sedang berperang dengan Israel musuh bebuyutannya. Tapi justru dibunuh oleh tentara yang seharusnya melindungi dan mengayomi mereka. Sejak tahun 1948 hingga hari ini, korban jiwa akibat perang saudara sesama Arab mencapai 11 Juta muslim. (by Gunnar Heinsohn and Daniel PipesFrontPageMagazine.com October 8,2007) (sumber: http://www.danielpipes.org/4990/arab-israeli-fatalities-rank-49th) Perang melawan Israel, Arab kehilangan 51 ribu jiwa. Perang melawan saudara sendiri, Arab kehilangan 11 juta jiwa.

Seorang penulis Arab bernama Abdulateef Al-Mulhim menulis artikel ekslusif di ARAB NEWS. Berikut beberapa cuplikan yang mengharukan.

[caption id="attachment_210878" align="alignleft" width="580" caption="Abdulateef Al-Mulhim"][/caption] “Hal umum di antara semua apa yang saya lihat adalah bahwa kehancuran dan kekejamantidak dilakukan oleh musuh dari luar. Kelaparan, pembunuhan dan penghancuran di negara-negara Arabdilakukan oleh tangan yang sama yang seharusnya melindungi dan membangun , mempersatukan dan melindungi rakyatnya sendiri. Jadi, pertanyaannya sekarang adalah siapakah sebenarnya musuh dunia Arab?”

“Dunia Arab membuang ratusan miliar dolar dan kehilangan puluhan ribu nyawa tak berdosa melawan Israel, yang mereka anggap adalah musuh bebuyutan mereka, musuh yang keberadaannyatidak pernah mereka akui. Dunia Arab memiliki banyak musuh dan Israel seharusnya berada di urutan yang paling bawah.”

“Musuh sebenarnya dunia Arab adalah korupsi, kurangnya pendidikan yang baik, kurangnya perawatan kesehatan yang layak, kurangnya kebebasan, kurangnya rasa hormat untuk kehidupan manusia dan akhirnya, dunia Arab memiliki banyak diktator yang menggunakan konflik Arab-Israel untuk menekan rakyat mereka sendiri. Kekejaman para diktator Arab terhadap rakyat mereka sendirijauh lebih buruk daripada seluruhperang Arab-Israel skala besar.”

“Di masa lalu, kita telah berbicara tentang mengapa tentara Israel menyerang dan menganiaya warga Palestina. Juga, kita melihat pesawat dan tank Israel menyerang berbagai negara Arab. Tapi, apakah serangan serangan itu sebanding dengan kekejaman yang saat ini sedang dilakukan oleh beberapa negara Arab terhadap rakyat mereka sendiri?”

"Rakyat Suriah menjadi pengungsi bukan karena pesawat Israel yang menjatuhkan bom pada mereka, melainkanAngkatan Udara Suriah yang menjatuhkan bom. Dan sekarang, rakyat Irak, Arab Muslim yang paling cerdas, meninggalkan Irak untuk kehidupan yang lebih baik. Di Yamandrama tragedi kemanusiaan yang paling menyedihkan di dunia sedang ditulis oleh rakyat Yaman. Di Mesir, orang-orang di Sinai dilupakan."

“Di Suriah, kekejaman sudah berada di luar imajinasi siapa pun. Dan bukankah orang Irak sendiri yang menghancurkan negara mereka? Bukankahdiktator Tunisia juga yang tega mencuri13 Miliar Dolar Amerika Serikat dari rakyat Tunisia yang miskin? Dan bagaimana bisa anak-anak kelaparan di Yaman, tanah paling subur di dunia? Mengapa rakyatIrak yang jenius justru meninggalkan negaranya yang berpotensi meraup110 Miliar Dolar AmerikaSerikat dari ekspor minyak? Mengapa para pemimpin Lebanon gagal untuk mengatur salah satu negara terkecil di dunia? Dan apa yang membuat negara-negara Arab mulai tenggelam ke dalam kekacauan?”

“Dan sekarangdengan Musim Semi Arab yang tak kunjung selesai, dunia Arab tidak memiliki waktu untuk para pengungsi Palestina dan warga Palestina, karena kebanyakan orang Arab sendiri juga pengungsi dan di bawah serangan kontinyu dari pasukan mereka sendiri.”

“Akhirnya, jika banyak dari negara-negara Arab berada dalam kekacauan , maka lihatlah apa yang terjadi pada Israel musuh bebuyutan Arab.”

“Israelkini memiliki fasilitas penelitian yang paling canggih, universitas terkemuka dan infrastruktur canggih. Masyarakat Arab banyak yang tidak tahu bahwa harapan hidup warga Palestina yang tinggal di Israel jauh lebih lama daripada kebanyakan negara-negara Arab (lebih panjang umur), dan mereka menikmati kebebasan sosial dan politikyang jauh lebih baik daripada kebanyakan saudara-saudara Arab mereka. Bahkan warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza menikmati hak-hak politik dan sosial yang lebih baik daripada beberapa tempat di dunia Arab. Bukankah salah satu hakim yang menjebloskan mantan presiden Israelke penjara adalahwarga Israel keturunan Palestina?”

“Musim Semi Arab menunjukkan kepadadunia bahwa orang Palestina lebih bahagia dan dalam kondisi yang lebih baik daripada saudara-saudara Arab mereka yang berjuang untuk membebaskan mereka dari Israel.”

“Sekarang, saatnya untuk menghentikan kebencian dan perang dan mulai untuk menciptakan kondisi kehidupan yang lebih baik bagi generasi Arab mendatang.”

Sumber : http://www.arabnews.com/arab-spring-and-israeli-enemy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun