Ya, sepakbola adalah suatu hal yang sangat gila dan digilai di muka bumi. Mengapa demikian? Menyenangkan,menyehatkan,menghibur,mengharukan dan tak jarang membuat sedih dan menangis penikmatnya. Italia, mereka tak akan pergi ke Rusia pada juni nanti di turnamen akbar 4 tahunan itu, penduduk Italia menganggap permainan yang sudah berabad-abad itu adalah agama, menyatu dengan darah dan nafas mereka. Namun gli azzurritak akan berteriak dan membirukan venue-venue di rusia nanti karena seperti yang kita tahu mereka tak lolos play off setelah Swedia menang agregat 1-0. hal ini lantas banyak legenda negeri spaghetti itu memutuskan pensiun membela timnas Italia yang sudah sejak lama mereka bela dan antarkan mengangkat trofi world cup 2006 kala itu.
Bagaikan sayur tanpa garam tak melihat aroma pertahanan grendel khas italia di Rusia nanti, meskipun nanti kita masih bisa melihat banyak negeri kiblat sepakbola lainnya layaknya der panzer dengan militansinya, tim Samba dengan jogo bonitonya,tim matador dengan permainan kolektifitasnya yang menarik, juga kita masih bisa melihat negeri dengan industri sepakbola paling gila dibumi.ya, the three lions yang sejak sepuluhan tahun terkahir selalu di berikan ekspektasi tinggi oleh penduduk dunia agar mereka bisa mencicipi gelar akbar, begitu juga masih ada belgia dan argentina dengan taburan bintang di skuadnya.
Lalu, apa yang dibutuhkan Italia sekarang ini? Jelas evaluasi, evaluasi dan evaluasi. Agar nama italia kembali sangar dan tetap menjadi trade mark sepakbola dunia. Kita flashback saat setelah langkah mereka terhenti oleh swedia beberapa waktu yang lalu. FIGC langsung bertindak cepat, bergerak dan akan memeperbaiki apapun kesalahan yang ada di tubuh mereka. dan gian piero ventura sang pelatih langsung di pecat pun dengan Presiden FIGC carlo tavecciho mundur karena kegagalan itu.
Kita yang berada ribuan kilometer dari sana jelas tak pernah meragukan segi apapun yang ada di dalam persepakbolaan italia. federasi, team, supporter atau apapun yang berkaitan langsung dengan marwah dan nama besar gli azzurri. Dan apa yang salah? Taktik?? pelatih mereka ialah master taktik dengan pengalaman segudang, meskipun pada awal ia di tunjuk menjadi allenatore Italia banyak pengamat mengernyitkan dahi, Karena banyak kandidat yang lebih mentereng seperti vicenzo montella, mancini hingga Roberto Donadoni.Â
Tak banyak yang tahu bintang italia era 2000-an awal layaknya vicenzo laquinta,cristiano zanetti,dan Roberto muzzi hingga yang paling anyar macam alessio cerci,angelo ogbonna,ciro immobile,marco benassi dan defender AC Milan Leonardo bonuci adalah penemuan ventura. Kita tahu pada waktu menit menjelang berakhirnya pertadingan di San siro sempat ada adu argumen antara Danielle de rossi dan salah satu official italia yang menyuruhnya untuk bersiap bermain mengejar ketertinggalan agregat, el capitano As Roma itu menolak bermain dan menganggap Lorenzo insigne lebih layak untuk bermain karena harus menambah lini serang azzurri. So ,what?? Mereka butuh si BengalMario Balotelli? Tidak. Tentu sebagai penikmat sepakbola jawaban yang relevan dan lebih respect untuk menjawab tanda tanya besar adalah, juara dunia 2006 itu kurang beruntung karena sudah mati-matian memperjuangkan HAKnya sebagai negeri sepakbola.
Italia adalah contoh bagaimana kehidupan dan sepakbola adalah satu, Mereka menangisi apa yang sudah menjadi darah mereka, Tak bisa berlaga di kompetisi terakbar di jagat raya, mendukung kesebelasan dengan rasa bangga dan tanpa lelah khas Ultras dan Tifosi italia. sekarang Mereka benar-benar tak akan melakukan itu di Rusia nanti setelah tak pernah absen selama 60 tahun. Artinya Italia sama dengan Indonesia. Bukan tentang sejarah maupun pencapaian prestasi sepakbola tentunya, tapi sama-sama tidak lolos di putaran final piala dunia 2018 nanti.
Indonesia dengan rayuan pulau kelapanya hingga sekarang masih belum bisa merayu prestasi berada di bumi Indonesia, jangan kan level dunia, asia tenggara pun kita masih jauh dari hasil memuaskan dan menjadikan dua ratus juta penduduk Indonesia bangga. Di ajang AFF saja Sang Garuda masih selalu di bawah Gajah Putih
Lantas apa benar kata Ketua Umum PSSI baru-baru ini yang sangat ambigu dan mudah sekali mengatakan "kita kekurangan pemain bola, Makanya kita tarik Spasojevic dari Amerika Selatan untuk dinaturalisasi menjadi pemain sepakbola Indonesia." Menyoal kabar baik yang kurang bisa diterima dengan baik oleh pak Ketum PSSI karena ada 2 rising stars Indonesia yaitu Evan dimas dan Ilhamudin armaiyn akan merumput di Selangor FA, Malaysia. yang hingga sekarang masih menjadi polemik. Beliau menilai merumput dan terikat kontrak dengan klub di luar negeri adalah sesuatu yang mungkin kurang baik untuk jiwa nasionalisme anak bangsa. Setuju?
Bahkan beliau yang mengancam akan mencoret mereka dari timnas Garuda, Sejak kapan Ketua Federasi berhak mencoret dan menentukan memilih pemain untuk berada di Timnas?. Pertanyaan pertama yang muncul di benak saya. apa benar Spasojevic yang dimaksud pak Ketua Umum PSSI yang desas-desus nya akan nyaGUB di SUMUT ini adalah pemain yang baru saja di kontrak Bali United itu atau yang lain? Jika iya, Apa benar illia Spasojevic sudah pindah kewarganegaraan setelah Montenegro ke salah satu Negara di amerika selatan sebelum dinaturalisasi menjadi WNI? Terakhir, Negara Amerika Selatan mana yang dimaksud pak Ketua?? Itu Tidak Penting sama sekali! Pertanyaan yang paling penting dari statement Ketum PSSI berpangkat Letnan Jenderal itu adalah, Apa benar Indonesia dengan dua ratus juta penduduk nya kekurangan pemain sepakbola?
Banyak nya masalah nyata yang pernah kita lihat di persepakbolaan Indonesia seperti ricuh antar supporter, pengelolaan klub yang ala kadar nya, federasi yang amburadul, fasilitas dan pembinaan usia muda yang sangat minim hingga terkena sanksi dari FIFA adalah fakta bahwa sepakbola di bumi Indonesia susah maju dan berprestasi. kekurangan pemain??
Peter Huistra, mantan direktur teknik PSSI, yang menjabat akhir desember 2014 dan resmi mengundurkan diri kurang lebih setahun sesudah itu. Berkesimpulan bahwa Indonesia harus mengorganisir pembinaan pemain usia muda 10-19 tahun dan mempunyai kompetisi yang kompetitif di jenjang usia itu dan tidak fokus pada pemain senior di level tertinggi kompetisi karena menurutnya pondasi harus dibangun dulu atap itu terakhir. "Jika Indonesia tak menggulirkan kompetisi usia muda,tidak akan ada yang berubah." Ucapnya. Ada yang tidak setuju?
Lapangan Latihan bagus atau stadion yang megah? Jika kita fokus pada pembinaan kita tak perlu membuat stadion yang Wah, karena kita bisa membuat banyak lapangan yang berguna untuk latihan generasi muda. Namun kita lihat, stakeholder di negeri ini lebih memilih membangun stadion yang katanya mewah walau kita lihat dengan mata kepala sendiri lapangan sangat minim resapan dan tidak rata yang mungkin masih kalah kualitas dengan lapangan milik PonPes Gontor Ponorogo. Semoga pengecualian untuk Gelora Bung Karno yang sedang di remajakan. Karena itu di 2017 ini pemerintah sedang memaksimalkan dana desa senilai 60 triliun yang didalamnya mengusung juga misi Satu Desa Satu Lapangan Olahraga yang bernilai sekitar 700 juta dengan pembagian lapangan sepakbola, futsal, bulu tangkis, voli, dan panjat dinding. Tentu saja hal ini sangat positif untuk pembinaan usia muda jika bisa di maksimalkan dan di manfaatkan dengan baik.
Atap PSSI mengundang banyak orang tenama ingin menduduki dan menjadi nomor satu didalamnya, kira-kira apa tujuan mereka benar-benar ingin mewujudkan impian persepakbolaan nusantara? Banyak nama berganti sejak era Agum gumelar, nurdin halid, djohar arifin hingga la nyalla, mereka ini deretan politisi yang mengelola sepakbola dan sekarang tampuk pimpinan ada pada seorang prajurit TNI edi rahmayadi. Era Nurdin halid Federasi bisa dipimpin nya dari balik jeruji besi, ia menjadi musuh utama pecinta bola Indonesia kala itu hingga mereka turun ke jalan, pada masanya sepakbola kita banyak kasus mencuat seperti pengaturan Juara sebelum kompetisi bergulir, Mafia Skor dan Penghapusan degradasi di kasta tertinggi. akhirnya nurdin tumbang oleh derasnya desakan masyarakat dan kelompok 78 yang di dalam nya ada orang macam Umuh muchtar, wisnu wardana dan lainnya. di era djohar Indonesia punya dua federasi.Â
PSSI dan KPSI , merasa kelompok mereka masing-masinglah yang paling benar, KPSI berisi anggota lama yang di Pentoli La nyalla mattaliti. Mulanya la nyalla meminta agar orang seperti Hinca panjaitan dan djoko driyono berada dalam lingkup PSSI yang akhirnya ditolak, Hingga adanya dualisme kompetisi IPL dan LSI. Amburadul kan? Sesi lanjut ruwetnya federasi masih ketika seorang La nyalla mattaliti menjadi Ketua umum periode 2015-2019 via KLB di Surabaya april 2015, Pria berdarah bugis ini lantas juga menjadi tersangka kasus korupsi dana hibah KADIN jawa timur. Sehari sebelumnya PSSI dibekukan pemerintah, karena PSSI dianggap tak mematuhi rekomendasi Kemenpora dan BOPI.Â
Dan sekarang setahun lebih kepemimpinan Ketua PSSI teranyar , apa yang sudah berubah signifikan dari sebelumnya? Beliau secara ksatria berujar gagal, karena ingin mundur? kita tahu beliau masuk bursa bakal calon Gubernur SUMUT. Peraturan liga1 yang berubah-ubah dan kontroversi jatuh nya Juara ke Bhayangkara FC yang juga menjadi sorotan publik hingga diberhentikannya Indra sjafrie dari timnas U-19. Prestasi? Sea games 2017 timnas hanya hasilkan perunggu. Mari berharap yang baik di hari esok.
Bagaimana bisa klub tak menggaji hak pemainnya? hingga ada pemain itu sakit dan meninggal. Kita tentu ingat pemain Persis solo, Diego mendieta yang miris tak digaji hingga ia sakit dan meninggal, sempat juga ia meminta dipulangkan ke Negaranya Paraguay namu pihak manjemen tidak juga bisa memenihi permintaannya. Lalu ada Sergei Litvinov yang ramai jadi perbincangan karena menjual jus di kota Solo. Mantan pemain Solo FC itu ditunggak gajinya oleh mantan klubnya dulu PSLS Lhokseumawe dengan tunggakan mencapai 124 juta. Tak hanya itu, klub sebesar Persija Jakarta pun pernah mempunyai tubuh manajemen yang kurang sehat, yevgeni kabayev yang di kontrak satu musim pada kompetisi ISL 2015 yang terhenti di tengah jalan karena pemerintah telah membekukan PSSI memeperkarakan hingga ke otoritas tertinggi sepakbola dunia FIFA, persija hingga harus ditodong surat oleh FIFA agar segera membayar kewajiban kepada sang pemain. waktu itu manajemen Persija hanya membayar uang kontrak seluruh anggota tim sebesar 25 persen mereka beralasan karena terjadi force majeurenamun tak lantas alasan itu membuat seluruh yang ada didalamnya merasa puas.Â
Itu hanya sebagian fakta pilu tentang klub di Indonesia, masih ada klub yang bertanding sepakbola gajah dengan meginstruksikan para pemainnya memasukkan bola digawang sendiri seperti yang dilakukan PSS Sleman saat berhadapan dengan PSIS Semarang, sampai klub yang memutus kontrak pemain saat pemain tersebut cidera. Mari kita mulai kelola dengan cara industri modern dan professional, kita lihat arah kesana mulai ada meskipun yang sudah mencolok hanya ada beberapa klub saja. Bali united tentunya, mereka sudah berani mengontrak pemain dengan jangka panjang punya banyak sponsor dan juga bisa menghasilkan pundi pundi via penjualan merchandise mereka, ada juga Persib Bandung yang mempunyai manajemen sehat dan tak pernah punya masalah dengan gaji pemain mereka. Dua klub tersebut punya dukungan sekitar 10-14 sponsor mayor yang menyokongnya hingga deretan supporter yang datang di pertandingan home dengan jumlah tinggi juga membuat keuangan klub aman.
Fanatisme penikmat bola Indonesia sangat tinggi, hingga banyak nyawa melayang karena gesekan antar supporter di tanah air. budaya lama turun temurun hingga generasi milenial, dari segi apapun tak ada yang membenarkan ada nyawa yang hilang "hanya" karena Sepakbola. Terakhir mencuat kasus Ricko andrean yang ramai di perbincangkan di social media, mirisnya ricko tewas ditangan oknum Bobotoh dan Ricko sendiri adalah seorang bobotoh. Saat itu pertandingan syarat gengsi di helat di Gelora Bandung Lautan Api oknum bobotoh mengira Ricko adalah seorang Jak mania, akhirnya pemuda 22 tahun itu menghembuskan nafas terakhir di salah satu rumah sakit di bandung. Tercatat sejak 1995, 50 an nyawa melayang karena keributan antar fans hingga kecelakaan lalu lintas.Â
Budaya yang tak boleh hilang adalah rivalitas namun tak lantas mengumbar nilai kemanusiaan. Rivalitas antara Persija-Persib dan Persebaya-Arema akan selalu ada namun dengan catatan mereka bersaing secara sehat dan tak ada keributan antara supporter. mereka akan saling beradu pada kompetisi liga 1 yang akan datang. Semoga di kemudian hari para fans ini mampu berpikir dewasa dan menahan diri. "Tidak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa" begitu caption sang maskot Persija Bambang Pamungkas via Instagram nya.
Pasti, Indonesia akan maju dan berprestasi jika sisi per sisi masalah di atasi dan memberikan solusi apapun untuk kemajuan sepakbola. Semua berkepentingan bukan hanya pemegang tongkat namun kita sebagai masyarakat wajib mengkritik dan memberi saran yang baik. Karena kitalah sepakbola dan untuk kitalah sepakbola itu ada. Kita semua inilah yang bisa merubah wajah Sepakbola Indonesia. Mari tularkan yang sudah berjalan baik dan membuat nyata apa yang masih menjadi PR, manajemen professional, fasilitas yang bagus, pengurus federasi yang mampu membawa perubahan, pembinaan usia muda berkualitas, kompetisi yang ketat dan sehat dari usia muda dan senior dari kasta terendah hingga tertinggi
Dalam hitungan jam, tahun baru 2018 sudah menyambut. penulis yang hanya penonton layar kaca adalah salah satu yang masih percaya Sepakbola Indonesia bisa bicara di level dunia dan akan menjadi juara dunia kelak di suatu saat. Mungkin saja 10 atau 20 tahun kedepan. Tentu Indonesia adalah Negara kiblat Sepakbola dimasa yang akan datang. Jayalah Sepakbola Indonesia, Jayalah tanah airku, INDONESIA.
LET'S HOPE!
Penonton layar kaca
dsativa26@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H