Mungkin saat ini, Indonesia telah memiliki puluhan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara yang tersebar di seantero Indonesia. Namun ada kekhawatiran sebagian orang akan dampak keberadaan PLTU ini. Namun apakah kehadiran PLTU memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan sekitarnya?
Perlu diketahui, saat ini sebagian PLTU yang sudah beroperasi, bahkan, beberapa PLTU yang tengah dibangun sudah menggunakan tekonologi muktahir yang sangat meminimalisir emisi. Sebagai contohnya PLTU Cirebon Power. Clean Coal Technology (CCT) alias teknologi batu bara bersih ini merupakan masa depan kelistrikan Indonesia.
Meskipun tidak sepenuhnya CCT mampu menghilangkan emisi menjadi nol atau mendekati nol, namun yang jelas emisi yang dihasilkan lebih sedikit. Jadi sudah jelas, dengan adanya teknologi tersebut maka emisi yang dihasilkan sangat rendah. Jika semua PLTU sudah beralih ke teknologi yang super critical atau ultra super critical, maka sudah jelas kekhawatiran atas PLTU bisa ditekan.
Bahkan, penerapan teknologi ramah lingkungan untuk PLTU juga udah sesuai dengan Paris Agreement pada Konvensi Para Pihak (Conferences of Parties-COP) UNFCCC ke-21 di Paris tahun 2015 lalu. Jadi, teknologi PLTU bersih melalui CCT merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan kenaikan suhu bumi yang tidak lebih dari 2 derajat.
Jika masih ragu kalau PLTU tidak mengganggu kesehatan, silahkan dilihat dari data Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada di sekitar PLTU. Hampir tidak ada masyarakat yang mengalami gangguan pernapasan akibat emisi PLTU. Silahkan lihat juga kondisi lingkungan di sekitar PLTU, seperti PLTU Suralaya Cilegon Banten, dan Cirebon Jawa barat. Di wilayah tersebut PLN & produsen listrik swasta melakukan penghijauan dan masyarakat memanfaatkannya untuk berwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H