Warga Desa Sugeng Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto pada hari Jumat (24/01) mendapatkan penyuluhan dari kelompok BBK-5 UNAIR dalam program penyuluhan “BIOGREEN: Biofertilizer untuk Pertanian dan Pengelolaan Limbah Organik” yaitu penyuluhan dalam membuat pupuk ramah lingkungan BIOFERTILIZER dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak. Tujuan dari penyuluhan ini untuk mengedukasi masyarakat salah satu cara memanfaatkan limbah lokal yang mudah didapatkan untuk menjadi pupuk organik.
Masyarakat di Desa Sugeng memiliki banyak hewan ternak dan juga terdapat sawah mengetahui masyarakat di Desa ini sebagian besarnya berprofesi sebagai petani dan peternak. Masyarakat sendiri meminta diajari secara langsung bagaimana cara memanfaatkan kotoran hewan ternak yang umumnya sudah sering dijadikan bahan pupuk dan dijual kepada para pembuat pupuk namun ingin dapat membuat pupuk ramah lingkungan ini secara mandiri.
“Warga sini punya banyak limbah dari hewan ternak terutama kambing, sudah dijual dan dipakai ke sawah. Tapi kami juga pingin bisa buat sendiri buat dipakai, buat dijual” ujar Pak Polo selaku Kepala Dusun Desa Sugeng.
Warga sendiri sudah memanfaatkan kotoran hewan ternak yang mereka miliki untuk dijadikan pupuk. Namun terdapat beberapa permasalahan yang dimiliki oleh warga seperti terlalu banyak kotoran yang tidak dimanfaatkan, kotoran hewan yang dijadikan pupuk di persawahan terlalu lama memunculkan efek, dan berbagai permasalahan serupa.
Maka dari itu, Kelompok BBK-5 yang bertempat di Desa Sugeng mengadakan program kerja berupa penyuluhan “BIOGREEN: Biofertilizer untuk Pertanian dan Pengelolaan Limbah Organik.” Dalam program ini, anggota dari kelompok BBK-5 Desa Sugeng mendatangi rumah dari pemilik peternakan kambing atau sapi untuk diberikan penyuluhan. Selain edukasi dari pembuatan pupuk organik hayati, warga juga mendapatkan masing – masing sebotol dari biofertilizer, molase, dan campuran dari keduanya yang sudah difermentasikan sebelumnya. Warga yang didatangi memberikan respon positif ketika diberikan penyuluhan.
Keberhasilan dari pembuatan pupuk ini sudah diuji sebelumnya oleh Kelompok BBK-5 Desa Sugeng sendiri. Mulai dari fermentasi campuran biofertilizer dengan molase yang telah dicampur air selama 3 hari. Yang selanjutnya disemprotkan pada kotoran kambing kering yang sudah dihancurkan dan ditutup selama 3 hari untuk dilanjutkan proses fermentasinya. Hasilnya adalah pupuk kotoran kambing dengan warna kecoklatan dan berbau fermentasi layaknya tape. Hasil dari pembuatan pupuk ini dijadikan contoh selama melakukan penyuluhan ke masing – masing pemilik peternakan di Desa Sugeng.
“Harapan dari kami mengenai edukasi pupuk dari kotoran kambing ini agar warga dapat menaikkan pendapatan dan produktivitas Desa Sugeng dan dapat menyejahterakan warga setempat.” Ucap Nabila Shafiya R. selaku penanggungjawab program penyuluhan Biofertilizer.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI