Mengamati kisruh yang melanda sepak bola Indonesia saya jadi teringat dongeng dari ibu saya, yaitu kisah tentang Kleting Kuning.
Alkisah, diceritakan ada sebuah keluarga, yaitu Mbok Rondo, sang ibu, serta anak-anaknya yang bernama Kleting Merah, Kleting Hijau dan Kleting Kuning. Kleting Merah dan Kleting Hijau berperangai buruk, sedangkan Kleting Kuning adalah seorang gadis yang baik hati. Dalam keseharian, Kleting Merah dan Kleting Hijau sangat dimanjakan oleh Mbok Rondho, sedangkan Kleting Kuning sangat disia-siakan oleh keluarganya. (Kelanjutannya, cari sendiri di Google, hehe)
Kemiripan cerita di atas dengan kisruh sepak bola Indonesia saya buat persamaan tokoh sebagai berikut:
Kleting Kuning = PSSI
Kleting Merah = KPSI
Kleting Hijau = Task Force
Mbok Rondho = Pemerintah.
Ande-Ande Lumut = FIFA
Pada suatu hari, anak-anak Mbok Rondho berniat mendatangi seorang pemuda gagah yang bernama Ande-Ande Lumut, dengan harapan salah satunya bisa dipersunting. Dalam upaya mengambil hati Ande-Ande Lumut, Mbok Rondho, Kleting Merah dan Kleting Hijau menggunakan segala cara-cara yang kotor agar Kleting Kuning terlihat jelek, jorok dan dekil, karena wajah Kleting Kuning sengaja dilumuri dengan kotoran oleh keluarga mereka sendiri. Tetapi Ande-Ande Lumut tahu mana yang berjiwa mulia dan mana yang berpenampilan palsu. Akhirnya Kleting Kuning jualah yang mampu mendapatkan hati Ande-Ande Lumut.
***
Segala cara telah dilakukan para pembenci PSSI agar PSSI jatuh dan disanksi oleh FIFA, tetapi bisa dilihat sendiri, FIFA memilih “memanjakan” PSSI, dan kebenaran jualah yang akhirnya menang. FIFA sangat menyayangi sepak bola Indonesia. Sebetulnya apa sih ruginya FIFA jika mau memberi sangsi kepada Indonesia? Prestasi sepak bola Indonesia juga belum bisa berbicara banyak di pentas dunia, bahkan level Asia. Tetapi lagi-lagi, keinginan tulus dari orang-orang yang ingin memajukan sepak bola Indonesia mampu menunjukkan kebenaran di mata FIFA.
Kalau analogi di atas kurang pas, mohon dipas-paskan saja. Mohon Maaf.. :)
Jayalah Sepak Bola Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H