Di setiap 1 Desember diperingati Hari AIDS sedunia, hari untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terkait HIV/AIDS yang tetap marak sampai kini. Menurut WHO, tema pada tahun
ini ialah "Take the Rights Paths: My Health, My Rights" artinya "Ambil Jalur Hak:
Kesehatanku. Hakku!" Tema ini mengacu pada kesetaraan, khususnya mereka penderita
HIV/AIDS atau ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang selama ini mendapat stigma buruk
atau diskriminasi seksual dari masyarakat. Tema ini juga mengingatkan pada hak asasi bahwa
semua berhak mendapatkan layanan kesehatan yang setara untuk semua elemen masyarakat,
tanpa terkecuali. Dengan penyetaraan itu, stigma buruk dan diskriminasi seksual yang melekat
pada masyarakat akan hilang sehingga ODHA memiliki hak yang setara dengan manusia
lainnya dan tetap memiliki harapan untuk bidup.
Dalam peringatan awal di tahun 1988, Hari AIDS Sedunia kian terlihat eksistensinya agar lebih
gencar mengenai vitalnya kesadaran terkait HIV/AIDS. Walaupun beberapa hal sudah diraih,
terutama pemahaman HIV/AIDS atau melalui pengobatan antiretroviral (ARV), dalam
pandangan lain bahwa tantangan akan tetap ada, terlebih pada stigma buruk yang terus
membayangi penderita ODHA, membuat mereka tak memiliki harapan, termarjinalkan, bahkan
didorong jauh oleh masyarakat.
Data UNAIDS memaparkan bahwa di Indonesia masih di angka yang tinggi, terhitung sejak
2023 ada 630.000 orang, kemudian penderita baru di seluruh dunia sudah mencapai 1,3 juta
orang, terjadi peningkatan yang signifikan sejak lima tahun terakhir. Hal ini menimbulkan
gejolak permasalahan global yang semakin rentan jika tidak segera diatas.
Di beberapa kelompok masyarakat, HIV/AIDS masih dianggap sebagai aib atau penyakit yang
memalukan sehingga menimbulkan diskriminasi seksual padahal virus ini bisa menular kepada siapa saja tanpa pandang bulu, hal tersebut tentu akan berdampak pada psikis, psikologi dan kesehatan korban
Pendidikan menjadi salah satu cara untuk mengatasi melonjaknya HIV/AIDS. Pemangku
kepentingan dan masyarakat juga berperan penting dalam kampanye ini, terutama
menggaungkan informasi yang kredibel mengenai pencegahan penularan dan pengobatan
HIV/AIDS. Dapat dilakukan dengan kampanye melalui seminar terutama pada kalangan
remaja dan usia produktif.
Cara untuk menekan HIV/AIDS semakin melonjak tentunya dengan kampanye menggunakan
pengaman, konsultasi HIV/AIDS secara berkala, lalu sosialisasi mencegah resiko HIV/AIDS
kepada kelompok tertentu seperti Pekerja Seks Komersial (PSK), homo seks atau pengguna
narkoba jarum suntik merupakan tahap vital yang harus selalu digencarkan. Selain itu,
teknologi juga mengambil peran penting dalam mengsukseskan kampanye ini, seperti basis
aplikasi digital, poster, media sosial dan platform-platform yang mudah dijangkau dan
dipahami oleh masyarakat.
Di lain hal, banyak tantaangan yang masih dihadapi, tentu hal ini merujuk pada ketersediaan
sarana dan prasarana, mengingat kita hidup di negara berkembang yang mana untuk
mendapatkan semua itu masih sulit atau bahkan tidak ada, disisi lain, biaya pengobatan tinggi,
desentralisasi yang belum merata juga menjadi faktor tantangan yang harus segera diatasi.
Pemangku kepentingan dan pihak internasional harus melihat masalah ini, kedua belah pihak
itu harus meningkatkan kerjasama agar masalah dapat segera usai, hal ini dapat dibuktikan
dengan pengadaan sarana dan prasarana kesehatan, biaya pengobatan yang terjangkau dan
program subsidi untuk orang tidak mampu.
Hal lain dari pendidikan dan pengadaan sarana dan prasarana yang harus selalu digencarkan
ialah stigma buruk terhadap penderita ODHA, Langkah penting untuk mengubah paradigma
yakni HIV bukanlah sebuah aib atau penyakit memalukan tetapi tantangan penyakit yang dapat
diatasi dengan perawatan secara berkala. Dengan mengurangi stigma buruk dan diskriminasi
seksual, jalan terbuka lebar pada penderita untuk tetap melakukan perawatan tanpa harus
menghilangkan harapan hidup serta dapat mendorong motivasi untuk bangkit dari tantangan
penyakit ini.
Oleh karena itu, Hari AIDS Sedunia tidak hanya mengenang memori masa lampau, tetapi juga
perihal kita berjalan bersama untuk mengsukseskan kampanye ini demi membuat dunia lebih aman dan tentram terutama penderita ODHA, masa kini dan masa depan adalah waktu untuk tetap konsisten pada usaha yang belum usai, perjuangan untuk kehidupan yang sehat, nirdiskriminasi dan bebas dari AIDS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H