Mohon tunggu...
Daffa Sholah
Daffa Sholah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hai saya mahasiswa semester 7 saya memiliki hobi menggambar dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Susahnya Menjalani Diet: Sebuah Pengalaman Pribadi

21 September 2024   07:00 Diperbarui: 21 September 2024   07:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : stockphoto.com

Hai semuanya, kembali lagi dengan kita! Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi mengenai betapa sulitnya menjalani diet, terutama bagi saya yang saat ini mengalami obesitas dengan berat badan 110 kg, tinggi 168 cm, dan usia yang masih di bawah 25 tahun. Sebelum membahas lebih jauh tentang tantangan diet, izinkan saya untuk sedikit bercerita tentang masa kecil saya saat masih memiliki tubuh yang kurus.

Saya lahir dengan berat badan yang ringan, dan sampai usia 1 hingga 3 tahun, saya sering mendapat ejekan karena tubuh saya yang sangat kurus. Ejekan seperti "menginjak kotoran aja nggak pipih" sudah menjadi hal biasa bagi saya saat itu. Saya juga termasuk anak yang sulit makan, sampai akhirnya orang tua saya memberikan vitamin penambah nafsu makan. Sebelum itu, saya lebih sering mengonsumsi susu kotak setiap kali menolak makanan, dan kebiasaan ini terus berlanjut. Perlahan, nafsu makan saya meningkat, hingga saya mulai menyukai berbagai jenis makanan. Seiring berjalannya waktu, kebiasaan makan yang tidak terkontrol ini membuat saya mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.

Mempertahankan berat badan hingga 110 kg bukanlah proses yang terjadi dalam semalam. Ini adalah hasil dari belasan tahun pola makan yang tidak terkontrol dan gaya hidup yang kurang aktif. Ketika kita memahami asal usul berat badan kita, seharusnya kita bisa mulai mengambil langkah untuk memperbaikinya. Saya sendiri sudah lama menyadari kondisi ini dan sejak kelas 1 SMA, saya mulai mencoba berbagai jenis diet. Namun, sayangnya, hampir semua usaha tersebut berakhir dengan kegagalan.

Apa sebenarnya yang membuat kita sering gagal dalam menjalani diet? Dari pengalaman pribadi saya, ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebabnya:

1. Kurangnya Konsistensi

Salah satu kunci utama keberhasilan diet adalah konsistensi. Sering kali, kita memulai diet dengan penuh semangat, namun seiring berjalannya waktu, motivasi itu perlahan memudar. Misalnya, kita berhasil menahan godaan untuk tidak makan camilan selama beberapa hari, tetapi ketika ada momen tertentu, seperti kumpul keluarga atau stres, kita sering kali menyerah dan kembali ke kebiasaan lama.

2. Tergesa-gesa Mengambil Kesimpulan

Banyak dari kita yang berharap melihat hasil instan dari diet yang dijalani. Ketika hasil tersebut tidak terlihat dalam waktu singkat, kita menjadi frustasi dan akhirnya berhenti. Padahal, proses penurunan berat badan yang sehat membutuhkan waktu dan kesabaran. Diet bukanlah tentang menurunkan berat badan dengan cepat, melainkan bagaimana kita mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih sehat secara berkelanjutan.

3. Kurangnya Pemahaman Tentang Nutrisi

Diet bukan hanya soal mengurangi porsi makan atau menghindari makanan tertentu, tetapi juga memahami nutrisi apa saja yang dibutuhkan tubuh. Beberapa orang termasuk saya, sering kali salah kaprah dengan hanya mengurangi karbohidrat atau lemak secara drastis tanpa memperhatikan asupan nutrisi lain yang sebenarnya dibutuhkan tubuh. Akibatnya, tubuh merasa kekurangan energi dan akhirnya kita kembali ke pola makan lama.

4. Tidak Mencari Bantuan Profesional

Banyak dari kita yang mencoba diet tanpa bimbingan atau pengetahuan yang cukup. Padahal, setiap orang memiliki kebutuhan dan kondisi tubuh yang berbeda. Konsultasi dengan ahli gizi atau pelatih kebugaran dapat memberikan panduan yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan kita. Mereka bisa membantu kita merancang program diet yang sehat dan realistis.

5. Faktor Emosional

Aspek psikologis juga mempengaruhi keberhasilan diet. Makan sering kali menjadi pelarian saat kita merasa stres, cemas, atau bosan. Mengatasi masalah emosional ini merupakan bagian penting dari keberhasilan diet. Latihan mindfulness, meditasi, atau terapi bisa menjadi solusi untuk membantu kita mengelola emosi tanpa harus mengandalkan makanan.

Dari semua pengalaman ini, saya belajar bahwa diet bukan hanya soal menahan lapar atau mengurangi porsi makan, tapi lebih pada bagaimana kita mengubah pola pikir dan kebiasaan. Meskipun saya masih berjuang dengan berat badan saya saat ini, saya percaya bahwa perubahan kecil yang konsisten akan memberikan hasil yang lebih baik di masa depan. Untuk kalian yang juga sedang berjuang dengan diet, jangan menyerah! Kita mungkin gagal berkali-kali, tapi selama kita terus mencoba dan belajar dari kegagalan tersebut, suatu saat kita pasti akan berhasil mencapai tujuan kita. Semangat!

Sumber gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun