Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki tradisi khas dalam mengajarkan ilmu agama dan nilai-nilai kehidupan. Salah satu keunggulan utama pesantren adalah bahasanya---tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai media dakwah dan pengajaran. Bahasa dalam pesantren menggabungkan kebijaksanaan lokal dengan kekayaan ajaran Islam yang mendalam, menghasilkan identitas unik dan penuh makna.
Bahasa Sebagai Tradisi Pesantren Modern
Pesantren modern menggabungkan bahasa lokal, nasional, dan internasional sebagai media komunikasi dan pendidikan. Bahasa Arab tetap menjadi pusat dalam pembelajaran agama, terutama dalam pembelajaran kitab . Sementara itu, bahasa Indonesia digunakan untuk memperluas pemahaman santri tentang situasi kehidupan sehari-hari. Namun, ciri khas pesantren modern terdapat pada penggunaan bahasa Inggris, bahasa arab dan bahkan bahasa lain seperti Mandarin sebagai bagian dari kurikulum.Â
Ini bukan hanya untuk memberikan santri keterampilan global, tetapi juga untuk memperluas jangkauan dakwah Islam kepada masyarakat internasional. Tantangan utama bagi pesantren modern adalah mempertahankan keseimbangan antara bahasa tradisional dan bahasa global. Di satu sisi, ada kekhawatiran bahwa modernisasi dapat mengurangi nilai-nilai lokal. Namun, jika dikelola dengan baik, penggunaan bahasa yang beraneka ragam justru menjadi kesempatan besar untuk menyebarkan nilai-nilai Islam secara lebih luas dan inklusif.
Bahasa Sebagai Pendidikan KarakterÂ
Pesantren modern bukan hanya mengajarkan bahasa untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk membentuk karakter. Santri diajarkan betapa pentingnya berbicara dengan etika, menggunakan bahasa yang sopan kepada para guru dan teman, serta menyampaikan pendapat dengan baik. Â
Selain itu, santri diajak untuk memahami makna filosofis dari istilah-istilah agama dalam bahasa Arab, seperti taqwa (ketaatan kepada Allah), ukhuwah islamiyah (persaudaraan Islam), dan ikhlas (kemurnian niat). Pemahaman ini memperkuat pengembangan kepribadian mereka sebagai generasi penerus umat.
Bahasa sebagai media dakwah diera digital
Pesantren modern memanfaatkan teknologi untuk memperluas penyampaian dakwah. Platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok banyak  digunakan oleh santri dan kiai untuk membagikan ceramah, kajian kitab, dan pesan-pesan keislaman.Â
Bahasa yang digunakan dalam media ini disesuaikan dengan audiens, yakni lebih santai tetapi tetap mengandung nilai-nilai agama. Â Sebagai contoh, ceramah dalam bahasa Inggris menarik perhatian untuk dakwah kepada generasi muda di seluruh dunia. Di sisi lain, bahasa lokal terus dipertahankan untuk menyentuh hati masyarakat di sekitar pesantren.Â
Di Era digital memungkinkan komunikasi tanpa batas wilayah. Bahasa, terutama yang bersifat global seperti bahasa Inggris, berfungsi sebagai jembatan untuk mengatasi perbedaan budaya dan bahasa setempat. Dengan media sosial, surat elektronik, hingga konferensi video, bahasa berperan sebagai alat utama untuk menghubungkan orang-orang dari berbagai penjuru dunia.