2.Quantity: Menggambarkan aspek kuantitatif dari data audit.
- Universal: Apakah temuan bersifat menyeluruh dan berlaku untuk seluruh transaksi atau entitas?
- Particular: Apakah temuan spesifik untuk transaksi atau entitas tertentu?
- Singular: Apakah temuan unik dan tidak memiliki paralel dalam konteks yang lain?
3.Relation: Memeriksa hubungan antara elemen-elemen data.
- Categorical: Apakah temuan jelas dan tanpa kondisi?
- Hypothetical: Apakah temuan terkait dengan asumsi tertentu?
- Disjunctive: Apakah temuan mencakup alternatif yang saling eksklusif?
4.Modality: Menilai tingkat kepastian atau kemungkinan dari temuan.
- Problematic: Apakah temuan bersifat potensial atau memerlukan investigasi lebih lanjut?
- Assertoric: Apakah temuan dapat dipastikan kebenarannya berdasarkan bukti?
- Apodictic: Apakah temuan bersifat pasti dan tidak dapat disangkal?
Implementasi Metode 4:12 dalam Audit Investigasi
1. Quantity dalam Audit
- Universal: Auditor mengidentifikasi pola atau praktik yang umum terjadi di seluruh entitas. Contoh: Dalam audit perpajakan, auditor menemukan pola penghindaran pajak yang dilakukan melalui manipulasi biaya operasional yang tidak sesuai standar di berbagai cabang perusahaan.
- Particular: Auditor fokus pada kasus spesifik, seperti transaksi antar pihak berelasi yang mencurigakan. Contoh: Transfer pricing yang menunjukkan ketidaksesuaian harga dengan harga pasar.
- Singular: Temuan unik yang tidak memiliki pola serupa, seperti transaksi satu kali dengan pihak yang tidak jelas identitasnya.
2. Quality dalam Audit
- Affirmative: Auditor menemukan bukti yang mendukung klaim kepatuhan perusahaan. Contoh: Bukti dokumen perpajakan yang konsisten dengan pelaporan tahunan.
- Negative: Auditor menemukan pelanggaran, seperti bukti bahwa beberapa pengeluaran dilaporkan sebagai biaya perusahaan padahal bersifat pribadi.
- Infinite: Auditor mengidentifikasi area abu-abu yang membutuhkan penilaian lebih lanjut, seperti klaim insentif pajak atas investasi yang tidak sepenuhnya jelas.
3. Relation dalam Audit
- Categorical: Temuan yang jelas tanpa memerlukan kondisi tambahan. Contoh: Faktur pajak palsu yang langsung melanggar hukum perpajakan.
- Hypothetical: Temuan yang memerlukan asumsi tertentu, seperti asumsi bahwa pihak terkait mengetahui adanya manipulasi.
- Disjunctive: Temuan yang menawarkan alternatif, seperti transaksi yang bisa dianggap sebagai manipulasi pajak atau kesalahan pelaporan administratif.
4. Modality dalam Audit
- Problematic: Temuan yang memerlukan penggalian lebih lanjut. Contoh: Ketidaksesuaian laporan keuangan yang dapat disebabkan oleh kesalahan teknis atau niat curang.
- Assertoric: Temuan yang dapat dipastikan melalui bukti, seperti laporan bank yang menunjukkan transfer ilegal.
- Apodictic: Temuan yang tidak dapat dibantah, seperti pengakuan tertulis dari pihak yang terlibat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!