Mohon tunggu...
Daffaleno Samartha Putra
Daffaleno Samartha Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Daffaleno Samartha Putra

Daffaleno Samartha Putra Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3 UNEJ 26: Pengembangan Usaha Kedai Susu Menggunakan Digital Marketing

7 September 2021   21:45 Diperbarui: 15 September 2021   16:10 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program yang dilakukan dengan pengabdian pada masyarakat yang bertujuan untuk membantu menangani permasalahan yang terjadi. Program KKN Back To Village III (KKN BTV 3) mulai dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus sampai dengan 09 September 2021. Pada umumnya memang KKN dilaksanakan secara berkelompok dengan menjalankan program kerja yang ditujukan untuk memajukan desa. Namun dengan adanya Pandemi Covid-19 seperti ini, mobilitas masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari sangat dibatasi. Oleh karena itu KKN BTV 3 Universitas Jember yang dilakukan ditengah pandemic Covid-19 ini dilakukan secara individu dengan lokasi berada di desa masing-masing mahasiswa.

Kegiatan KKN BTV 3 Universitas Jember ini saya lakukan di Desa Jember Lor. Desa Jember Lor merupakan desa yang terletak di Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Desa ini tepatnya berada di dalam lingkup wilayah Kecamatan Patrang yang memiliki luas wilayah mencapai 36,99 km2. Wilayah Kecamatan Patrang terdiri dari 8 Desa yaitu: Desa Banjarsengon, Desa Baratan, Desa Bintoro, Desa Gebang, Desa Jember Lor, Desa Jumerto, Desa Patrang, dan Desa Slawu. Di dalam wilayah Desa Jember Lor terbagi 6 lingkungan: 1. Krajan, 2. Kreongan Atas, 3. Kreongan Bawah, 4. Pagah, 5. Tegalrejo, dan 6. Wetan Kantor.

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Jember Lor adalah sebagai pedagang dan petani. Tapi juga tidak sedikit penduduk yang berusaha mengembangkan usaha di bidang jasa dan perdagangan sebagai sumber mata pencaharian mereka. Usaha di Jember Lor contohnya seperti, usaha camilan, barbershop, kue tradisional, kuliner, dll. Khusus untuk usaha kuliner sudah banyak dikembangkan di Desa Jember Lor. Namun Pelaku usaha kuliner di Desa Jember Lor ini masih bersifat konvensional, atau masih belum mengenal sistem pemasaran online (digital marketing).Penggunaan (digital marketing) sangat penting, karena melalui digital marketing pelaku usaha dapat mempromosikan dagangannya kepada konsumen tanpa harus menguras biaya yang berlebihan dan jangkauannya luas.

Permasalahan yang dihadapi pada saat ini yaitu musibah pandemi Covid-19, yang dimana secara tidak langsung mempengaruhi penjualan para pelaku usaha di Jember Lor. Salah satunya yaitu. Sistem pemasaran usaha pada kedai susu ini masih bersifat konvensional sehingga menghambat penjualan yang sebelum ada Covid-19. Karena pada saat pandemi ini banyak orang yang melakukan pembelian melaui media online. Dengan adanya masalah ini, maka saya, Daffaleno Samartha Putra, Mahasiswa Universitas Jember yang pada saat ini melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema Back to Village di Desa Jember Lor, mengambil inisiatif untuk membantu pelaku usaha kedai susu ini untuk keluar dari masalah pemasaran yang masih belum Digital Marketing selama pandemi Covid-19 ini, Sehingga penjualan kedai tersebut akan stabil kembali. Saya akan mengajak pelaku usaha kuliner untuk melakukan inovasi kreatif yang berbasis Digital Marketing yaitu dengan menggunakan dan memanfaatkan media online untuk melakukan pemasaran makanan kuliner pelaku usaha.

Kegiatan yang saya lakukan pada KKN ini bertujuan untuk membantu wirausaha kuliner di tengah pandemi dan dengan dilakukan pembimbingan dan pelatihan mengenai bisnis online kepada pelaku usaha dapat mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi. Kegiatan yang saya lakukan pada minggu pertama yaitu melakukan survey lokasi dan observasi masalah yang dihadapi oleh sasaran. Pada minggu kedua, saya melakukan pelatihan pendaftaran usaha pada Instagram dan pemasaran produk secara online lewat media Instagram. Pada minggu ketiga, saya mengajarkan sasaran bagaimana cara pendaftaran dan penggunaan aplikasi Gojek dan. Pada minggu keempat, saya melakukan pelatihan penambahan menu baru makanan ringan berupa roti bakar dan cornfood agar menu pada usaha tersebut lebih bervariasi serta melakukan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan dengan sasaran.

Setelah berbagai rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan antara saya dengan pemilik usaha dalam perkembangan usaha, kami menemukan beberapa hal yang baik. Dengan adanya Instagram untuk melakukan pemasaran secara online, usaha ini bisa dikenal lebih luas lagi oleh masyarakat. Setelah mendaftarkan usaha kedai susu ini pada Go-Food dan Grabfood, sasaran bisa melakukan penjualan secara online di masa pandemic ini dan meningkatkan omset penjualan. Penambahan menu baru berupa roti bakar dan cornfood pada kedai susu ini meskipun masih sedikit peminat dari menu baru ini, didapatkan hasil positif baik itu dari sasaran atau pelanggan.

(Daffaleno Samartha Putra/KKN26/Jember Lor/Azmi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun