Aksi terorisme seringkali menyebabkan korban luka-luka bahkan menyebabkan korban meninggal dunia, tentun ini merupakan tujuan dari aksi terorisme yaitu menebarkan terror dan rasa takut ditengah-tengah Masyarakat secara luas dan menimbulkan korban yang bersifat massal. Dimasyarakat sendiri teroris sering diidentikkan dengan "Jihad' dan kelompok teroris ini sering melabeli diri mereka "Mujahiddin" yang mana ini identik dengan salah satu agama. Para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam makna sebenarnya dari jihad dan mujahidin jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang. Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.
Banyak aksi terorisme di Indonesia yang cukup menyita perhatian antara lain adalah Bom Bali pada 12 Oktober 2002 merupakan salah satu serangan teror terbesar dalam sejarah Indonesia dan menjadi perhatian internasional. Bom Bali menargetkan dua klub malam di Bali, menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya. Serangan ini dilakukan oleh kelompok teroris Jemaah Islamiyah. Selain Jamaah Islamiyah, ada Jamaah Ansharut Daulah yang juga sering melancarkan aksi terorisme dibeberapa tempat di Indonesia, jika Jamaah Islamiyah terafiliasi dengan Al-Qaeda, Jamaah Ansharut Daulah yang terafiliasi dengan ISIS. Dan masih banyak lagi kelompok terorisme yang mengatasnamakan agama.
Akibat dari kelompok-kelompok teroris yang melabeli diri mereka dengan unsur agama ini merusak nama baik agama, yang mana tidak ada satu agama-pun yang mengajarkan tentang kekerasan, hal semacam ini perlu diedukasi ke Masyarakat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang mengakibatkan konflik antar umat beragama. Pemahaman bahwa teroris identik dengan agama harus dihilangkan karena pada kenyataannya apa yang mereka pahami dan lakukan justru bertentangan dengan ajaran agama, perlu peran aktif tokoh agama untuk mengedukasi masyarakat untuk dapat membedakan mana ajaran agama yang sebenarnya mana ajaran agama yang dibuat-buat kelompok teroris dan dibumbui pemahaman radikal, Hal tersebut tidak akan berhasil jika tokoh agama memberikan pemahaman kepada internal agama saja tapi perlu juga lintas agama, yang mana semua tokoh lintas agama berkumpul dan membicarakan tentang persoalan tersebut agar umat beragama tidak tersesat ke jalan yang salah tersebut.
Peran serta Masyarakat juga diperlukan dengan cara peka terhadap lingkungan dan segera melaporkan ke pihak berwajib jika ada kegiatan mencurigakan yang mengatas namakan agama di lingkungan tempat tinggalnya, Masyarakat juga harusnya dapat membedakan mana ajaran agama yang benar dan yang salah, dan Masyarakat harus selektif memilih tokoh agama yang diikuti karena jangan sampai Masyarakat salah dalam memilih tokoh agama, bukannya menuju ke jalan yang benar malah terjerumus ke jalan yang salah.
Kita sadari atau tidak bahwa terorisme memiliki serangkain proses yang saling terkait --seperti pemahaman agama yang keliru, Apabila kita ingin memberantasnya tentu kita harus memangkas setiap rangkaian tersebut. Tidak cukup kalau hanya menangkap dan mengeksekusi para teroris yang tertangkap saja, karena mereka masih memiliki sistem kaderisasi yang saling berkesinambungan. Baik Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat maupun masyarakat sipil memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengantisipasi dan memberantas jaringan terorisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H