Mohon tunggu...
Daffa Imam
Daffa Imam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Baca-Nulis-Tidur-Repeat

Rakyat biasa yang coba kritis, sedikit narsis, berkumis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gagal SNBT Bagai Langit Runtuh?

21 Juni 2023   10:07 Diperbarui: 21 Juni 2023   10:21 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegagalan SNBT menyisakan kekecewaan yang wajar, harusnya.

Tepat satu hari berlalu dari pengumuman SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) yang diikuti ribuan siswa kelas 12 SMA/SMK yang tampaknya masih menyisakan kebahagiaan dan kekecewaan. Kebahagiaan yang tentu dirasakan oleh siswa yang dinyatakan lolos dalam tes dan diterima di perguruan tinggi impiannya. Sebaliknya, kekecewaan yang tentu dirasakan oleh siswa yang dinyatakan tidak lolos untuk melanjutkan perjalanan akademik melalui jalur tes ini.

Pengumuman hasil SNBT tahun ini, bagi saya, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pengumuman hasil SNBT---yang dulu bernama SBMPTN---dari tahun 2019, 2020, 2021, dan 2022 bagi saya biasa-biasa saja. Saya menikmati berbagai emosi dan ekspresi lolos atau tidaknya siswa di media sosial.

Namun, tahun ini berbeda. Perasaan agak tegang dan agak cemas meliputi diri menanti pengumuman SNBT 2023. Pasalnya, tahun ini saya menjadi tutor atau pengajar di sebuah bimbingan belajar. Mengajar bahasa Indonesia untuk persiapan siswa-siswa kelas 12 SMA/SMK dalam menghadapi SNBT tentu jadi tantangan tersendiri. Rasanya, tanggung jawab untuk membuat anak-anak lulus ke perguruan tinggi yang mereka ingini menjadi beban tersendiri bagi pengajar seperti saya.

Dan kemarin, 20 Juni 2023, pukul 15.00, pengumuman SNBT resmi dibuka. Di grup WhatsApp tempat saya bekerja mulai ramai pesan masuk berupa screenshots siswa-siswa yang diterima di perguruan tinggi pilihannya. Hati agak lega melihat beberapa siswa yang selama ini saya bimbing, lolos menuju kampus impiannya. Di sisi lain, ada kekecewaan yang terasa melihat lebih banyak lagi siswa yang tak lolos. Ada yang menanggapinya secara santai, ada pula yang sangat serius menanggapi hasil yang tak sesuai harapan itu.

Lalu, apakah gagal SNBT bagai langit runtuh yang menghancurkan segala rencana ke depan? Jawabannya adalah tidak. Setidaknya ada dua alasan mengapa gagal SNBT tak berarti kiamat bagi siswa.

  • "Banyak Jalan Menuju Roma"

Yap, seperti kata pepatah, "banyak jalan menuju Roma". Artinya, ada lebih dari satu cara untuk mencapai sebuah tujuan yang sama. Jika orientasi "Roma" di sini adalah kuliah, artinya masih banyak cara untuk bisa berkuliah.

Seperti kita ketahui, setidaknya ada tiga jalur penerimaan mahasiswa baru S1; SNBP (dulu bernama SNMPTN); SNBT (dulu bernama SBMPTN); dan seleksi mandiri. Dalam kasus ini, jika gagal dalam SNBT, masih ada jalur seleksi mandiri atau ujian mandiri yang patut dipertimbangkan untuk dicoba. Ya walaupun biaya kuliah akan membengkak dan banyaknya keganjilan-keganjilan dalam proses penerimaan jalur ini, tapi setidaknya bisa dipertimbangkan.

Atau, cobalah pertimbangkan kampus-kampus swasta. Bagi saya, beberapa tahun terakhir, kualitas kampus-kampus swasta di Indonesia---khususnya di daerah Bandung yang saya amati---bersaing dengan kampus-kampus negeri. Bahkan, beberapa kampus swasta menurut saya lebih baik dari sisi sarana dan prasarana dibandingkan kampus negeri.

Kampus swasta bisa dijadikan opsi bagi kalian yang gagal dalam SNBT. Tak perlu gengsi kuliah di kampus swasta selama ia bisa menyediakan fasilitas dan ruang untuk berkembang dan mencapai cita-cita.

  • Selalu Ada Hikmah dari Setiap Kejadian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun