Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta || Nasionalis-marhaenis || Adil sejak dalam pikiran..

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Keunikan Dialog-dialog Plato: Antara Berfilsafat dan Kritik Sosial

22 April 2025   12:41 Diperbarui: 12 Maret 2025   21:43 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Plato di Yunani (Sumber: iStock)

Plato, salah satu filsuf terbesar dalam sejarah pemikiran Barat, memiliki gaya penulisan yang unik dan khas bila dibandingkan dengan para pemikir lainnya. Hampir seluruh karyanya selalu berbentuk dialog, suatu pendekatan yang tidak hanya menyampaikan gagasan filosofis, tapi juga merefleksikan kehidupan sosial di zamannya.

Dialog sebagai Ciri Khas Karya Plato

Tidak seperti karya filsafat lainnya yang biasanya ditulis dalam bentuk esai atau traktat, tulisan-tulisan Plato menghadirkan perdebatan filosofis dalam bentuk percakapan antara tokoh-tokoh yang sering kali merupakan figur historis. Hal ini menjadikannya lebih dari sekadar filsafat murni; dialog-dialognya juga memberikan gambaran tentang kehidupan intelektual, politik, dan sosial di Athena era klasik.

Kendati berbentuk dialog, karya Plato tidak bisa disamakan dengan drama fiksi. Ia tidak menciptakan dunia imajiner, seperti yang dilakukan oleh para penulis tragedi Yunani, seperti Aeschylus, Sophocles, atau Euripides. Sebaliknya, dialog-dialognya sering berlatar di tempat nyata—penjara, rumah seorang bangsawan, perayaan keagamaan, gymnasium, bahkan sekadar jalan-jalan di luar tembok kota.

Salah satu pengecualian dalam gaya dialog ini adalah Apologia, yang bukan merupakan percakapan, melainkan pidato pembelaan Socrates di pengadilan. Meski begitu, bahkan dalam teks ini, unsur dialog tetap hadir ketika Socrates mengajukan pertanyaan kepada jaksa penuntutnya, Meletus.

Dialog Filosofis dengan Kritik Sosial

Selain sebagai medium diskusi filosofis, dialog-dialog Plato juga sering memuat kritik terhadap nilai-nilai sosial dan karakter para tokoh yang terlibat. Dalam beberapa karyanya, seperti Protagoras, Gorgias, Hippias Major, Euthydemus, dan Symposium, ia tidak hanya membahas isu-isu seperti kebajikan, keadilan, dan kebenaran, tetapi juga menyindir gaya hidup, kebiasaan, dan ambisi politik kaum intelektual serta elite masyarakat Athena saat itu.

Akan tetapi, tidak semua dialog Plato menampilkan tokoh-tokoh dengan karakter yang kuat. Dalam Sophist dan Statesman, misalnya, seorang tokoh anonim dari Elea memimpin diskusi tanpa banyak pengembangan karakter. Begitu pula dalam Laws, di mana perbincangan berlangsung antara seorang filsuf Athena tanpa nama dengan dua karakter fiktif dari Kreta dan Sparta.

Plato dan Perjalanan Filsafatnya

Walaupun menulis dalam bentuk dialog, Plato sendiri jarang muncul sebagai tokoh dalam karyanya. Sosok utama dalam hampir semua dialognya adalah Socrates, gurunya yang terkenal, yang menjadi pusat diskusi dan sering kali menggiring lawan bicaranya ke dalam dilema filosofis. Melalui metode dialektika Socrates, Plato tidak hanya berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam filsafat, tetapi juga mendorong pembaca untuk ikut serta berpikir kritis.

Selain itu, dalam kumpulan karyanya, terdapat pula tiga belas surat yang dikaitkan dengan Plato, meskipun sebagian besar ahli meragukan keasliannya. Surat-surat ini terutama berkaitan dengan keterlibatan politiknya di Syracuse, sebuah kota Yunani di Sisilia yang diperintah oleh tiran.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun