Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Relawan - Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review "The Blacklist" Episode 2 Musim 1: Dilema Etis Aktivis Sosial, Benarkah Ia Merangkap sebagai Mafia Bisnis Kotor?

29 Januari 2025   12:26 Diperbarui: 29 Januari 2025   12:26 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Campo dan Liz di acara penggalangan Dana yang berujung petaka. (Sumber: Rotten Tomatoes)

Episode kedua The Blacklist musim pertama yang berjudul "The Freelancer," menampilkan lagi plot cerita yang penuh intrik, aksi-aksi yang menarik, dan dilema moral.

Plot cerita dalam episode ini semakin memperdalam hubungan antara Raymond "Red" Reddington dan Elizabeth Keen, sambil di sisi lain juga memperkenalkan dinamika baru dalam upaya mereka untuk menyingkap misteri besar di hadapannya. Berikut adalah review lengkap dari episode ini.

Red: Kunci Informasi atau Manipulator yang Ulung?

Episode dimulai dengan Red yang mendapatkan pakaian baru di selnya sebelum ia dibawa ke Washington, D.C., melalui helikopter. Di ibu kota AS ini, Red dan Liz menjalani tes poligraf. Red dengan cepat memecah suasana yang penuh formalitas ini dengan mengungkapkan bahwa akan terjadi insiden besar di Decatur Industrial Park.

Agen-agen FBI segera menyisir lokasi tersebut, tetapi mereka gagal menemukan sesuatu hingga akhirnya sebuah kereta melaju dengan kecepatan tinggi yang tak terkendali dan anjlok dari rel. Adegan ini menggambarkan betapa berbahayanya informasi-informasi yang dimiliki Red, tetapi juga menunjukkan bahwa dia sering menyembunyikan niat dari tindakan dia sebenarnya. 

Liz kemudian mengonfrontasi Red di selnya, dengan menolak permintaan Red yang berkaitan dengan kesepakatan impunitas. Red di sini mengungkapkan kepada Liz bahwa insiden anjloknya kereta tesebut adalah karya seorang pembunuh bayaran bernama "The Freelancer." Dia dikenal luas, karena membunuh targetnya melalui bencana besar yang merenggut ribuan nyawa, sehingga membuatnya setara dengan organisasi terorisme yang besar.

Montreal: Petunjuk, Pengkhianatan, dan Manipulasi

Untuk melacak The Freelancer, Red mengatakan bahwa dia membutuhkan pertemuan dengan seorang perantara ke orang ini di Montreal. FBI akhirnya mengizinkan Red, tetapi dengan syarat Liz mendampinginya. Di sebuah restoran, pertemuan itu berubah menjadi permainan "manipulatif" ketika Red seolah-olah tampak melarikan diri dari pengawasan FBI. Akan tetapi, ternyata dia ditemukan di dalam van milik FBI. Scene ini membuktikan bahwa Red selalu satu langkah lebih maju dari para agen FBI.

Red memberikan foto target berikutnya, Floriana Campo, yakni seorang aktivis anti-perdagangan manusia yang terkenal dan sangat dihormati Liz. Informasi ini mengarahkan FBI untuk segera memperingatkan Floriana guna membatalkan acaranya, tetapi ia tetap menolak membatalkan acara penggalangan dana yang telah ia rencanakan.

Dilema di Acara Penggalangan Dana

Red mengidentifikasikan salah satu pelayan sebagai The Freelancer di acara Floriana, tetapi dalam kekacauan yang terjadi, Red berhasil melarikan diri lagi. Liz akhirnya menangkap sang pembunuh dengan bantuan sebuah taksi yang dia kendarai. Ketika Liz memastikan Floriana aman di hotelnya, sebuah kebenaran yang sangat mengejutkan pun terungkap.

Wajah Ganda Floriana Campo

Di hotel Campo, Red menghadapi Campo dan menuduhnya sebagai pemimpin Kartel Eberhardt, jaringan perdagangan manusia yang sangat besar. Tuduhan ini mengejutkan sekali, karena Floriana telah dikenal sebagai pahlawan kemanusiaan. Red dengan dingin mengakui bahwa dia telah meracuni Floriana dan menawarkan penawar hanya jika dia mengakui perannya yang sebenarnya.

Ketika Liz tiba, Floriana mencoba membela dirinya tetapi akhirnya ia "keceplosan" dan mengungkapkan kebenaran dengan tak sengaja. Meskipun Liz memberikan pertolongan darurat kepada Floriana, ia tetap tidak dapat diselamatkan.

Esoknya, Liz mengonfirmasi bahwa FBI telah berhasil mengungkap kebenaran tentang Floriana dan setelah itu mereka langsung menyelamatkan para korban perdagangan manusia di kontainer-kontainer. Akan tetapi, Red mengungkapkan bahwa "antidote" yang dia janjikan sebenarnya tidak pernah ada, yang dalam hal ini mempertegas sikap Red sebagai tokoh yang tanpa belas kasihan terhadap apa pun.

Rahasia di Rumah Liz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun