1. Penghormatan Islam terhadap Nabi Yesus (Isa Al-Masih)
Penghormatan terhadap Nabi Yesus di dalam agama Islam sebagai rasul Allah tidak hanya terletak pada pengakuan terhadap kenabiannya, tetapi juga pada penghargaan Islam terhadap ajaran dan mukjizat dari Allah Swt. yang dibawanya. Al-Qur'an menggambarkan Nabi Yesus sebagai utusan Allah yang memiliki keteguhan dan komitmen dalam menyampaikan pesan Allah, meskipun menghadapi berbagai tantangan dari kaumnya.
Pesan yang dibawa oleh Nabi Yesus adalah pesan tentang keesaan Allah Swt. dan pentingnya menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Allah dan menghindari segala larangan-Nya. Dalam hal ini, umat Muslim diajarkan untuk menghormati Nabi Yesus dan mengikuti teladannya untuk selalu mengabdi kepada Allah Swt. yang Maha Esa.
2. Kisah Nabi Yesus (Isa Al-Masih) dalam Al-Qur'an
Kisah Yesus adalah salah satu kisah kenabian yang paling dikenal dalam Al-Qur'an. Surat ketiga dalam Al-Qur'an, Ali 'Imran atau "Keluarga Imran," dalam beberapa ayatnya membahas tentang Nabi Yesus. Surat ini berbicara tentang Maryam yang dipilih oleh Allah Swt., perawatan Zakaria terhadapnya, pertemuan Maryam dengan malaikat, kelahiran Nabi Yesus, mukjizat-mukjizat Nabi Yesus yang dilakukan dengan izin Allah, dukungan para pengikut Yesus, serta "kematian" dan kenaikan Nabi Yesus ke langit atas izin dan pertolongan Allah Swt. (QS Ali 'Imran: 42-64).
Nabi Yesus disebut berulang kali dalam berbagai surat dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an secara eksplisit jelas menghubungkan Nabi Yesus dengan pesan Islam dan ke-tauhid-an. Oleh karena itu, mereka yang menentang Nabi Yesus juga menentang Al-Qur'an dalam konteks aqidah atau kepercayaan.
Mukjizat Nabi Yesus, seperti menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati, adalah bukti dari kekuasaan Allah yang diberikan kepadanya. Mukjizat ini bukan untuk menunjukkan kehebatannya sebagai manusia, tetapi untuk membuktikan bahwa ia diutus oleh Allah dan segala sesuatu terjadi dengan izin-Nya.
Dalam Al-Qur'an, Nabi Yesus digambarkan sebagai manusia yang penuh kasih dan memiliki perhatian besar terhadap umatnya. Dukungan dari para pengikut Nabi Yesus menunjukkan bahwa pesan yang dibawanya diterima oleh orang-orang yang tulus dan siap mengikuti jalan Allah Swt. Kisah-kisah tentang Nabi Yesus dalam Al-Qur'an menunjukkan bahwa ia adalah bagian penting dari rantai kenabian yang membawa umat manusia menuju keesaan Tuhan.
3. Keterkaitan dengan Pesan Rasulullah Muhammad
Dalam salah satu suratnya yang terpanjang, Al-Qur'an menegaskan adanya kesinambungan antara risalah dari Nabi Muhammad dengan risalah dari Nabi Yesus dan para nabi sebelumnya. Al-Qur'an menegaskan bahwa apa yang diwahyukan kepada semua Nabi Islam bukanlah sesuatu yang belum pernah disampaikan sebelumnya, melainkan bahwa Dia (Allah Swt.) yang memberikan wahyu Al-Qur'an kepada Muhammad adalah Tuhan yang sama, yang mengirimkan risalah ilahi kepada para nabi sebelumnya baik dari Bani Ishaq maupun Bani Ismail.
Nabi Yesus disebut sebagai pendahulu sebelum kedatangan Nabi Islam Muhammad . Untuk menunjukkan universalitas pesan Islam, Al-Qur'an menyentuh sejarah wahyu ilahi yang mencakup para rasul, seperti Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Yaqub, Nabi Yesus, Nabi Ayub, Nabi Yunus, Nabi Harun, Nabi Sulaiman, dan Nabi Daud (QS An-Nis': 163), yang berbunyi:
"Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Nabi Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya. Kami telah mewahyukan pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan keturunan(-nya), Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Kami telah memberikan (Kitab) Zabur kepada Daud." (QS An-Nis': 163)
Hubungan antara Nabi Yesus dan Rasulullah Muhammad menunjukkan bahwa pesan mereka sama-sama berasal dari sumber yang satu, yaitu Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Nabi Yesus datang untuk memperkuat ajaran tauhid yang sudah ada sebelumnya, sementara Rasulullah Muhammad datang untuk menyempurnakan ajaran tersebut.