G. Volkenbond: Kegagalan Pendahulu UNO
Volkenbond atau Liga Bangsa-Bangsa, yang dibentuk setelah Perang Dunia I dengan tujuan memelihara perdamaian dan mencegah agresi, gagal mencapai tujuannya. Beberapa alasan kegagalan Volkenbond meliputi:
- Ketergantungan pada Sistem Kapitalisme-Imperialisme: Volkenbond tidak dapat mengatasi kontradiksi kapitalisme yang menjadi penyebab utama perang, seperti persaingan pasar dan dominasi kekuatan ekonomi.
- Ketiadaan Kekuatan Eksekutif: Volkenbond tidak memiliki mekanisme yang kuat untuk menegakkan hukum internasional atau mencegah pelanggaran oleh negara-negara besar.
- Dominasi Kekuatan Besar: Negara-negara besar, terutama yang memiliki kepentingan kolonial, mendominasi Volkenbond dan sering kali mengabaikan prinsip-prinsip yang diusungnya.
Akhirnya, dalam catatan sejarah peradaban manusia, Volkenbond pun dibubarkan tanpa mampu mencegah terjadinya Perang Dunia II.
1. UNO: Harapan Baru Setelah Perang Dunia II
UNO (United Nations Organization), yang didirikan setelah Perang Dunia II, memiliki tujuan serupa dengan Volkenbond, tetapi dengan kerangka yang lebih kuat. Dalam Piagam Perdamaian UNO, tujuan utama organisasi ini meliputi:
- Memelihara Perdamaian Dunia: UNO berupaya mengambil tindakan kolektif untuk menolak dan melenyapkan ancaman terhadap perdamaian.
- Memajukan Persahabatan Antarnegara: Berdasarkan prinsip Persamaan Hak (Equal Rights) dan Hak Menentukan Nasib Sendiri (Self-Determination of Peoples).
UNO berusaha menciptakan sistem global di mana konflik antarnegara dapat diselesaikan melalui diplomasi, hukum internasional, dan mekanisme kolektif.
2. Tantangan yang Dihadapi UNO
Meskipun UNO memberikan harapan baru, Tan Malaka menggarisbawahi beberapa tantangan utama yang dapat menghambat keberhasilan organisasi ini:
- Kapitalisme-Imperialisme sebagai Hambatan Struktural: Sistem kapitalisme menciptakan ketimpangan antara negara-negara kaya dan miskin, serta persaingan untuk sumber daya dan pasar. Negara-negara kapitalis besar sering kali menggunakan UNO sebagai alat untuk melindungi kepentingan mereka, bukan untuk menciptakan keadilan global.
- Kekuatan Negara Besar dalam UNO: Dewan Keamanan UNO memberikan hak veto kepada lima anggota tetap (AS, Uni Soviet-Rusia, Inggris, Prancis, dan Tiongkok). Ini menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan dan memungkinkan negara-negara besar untuk memblokir keputusan yang tidak sejalan dengan kepentingan mereka.
- Ketidakadilan dalam Prinsip Self-Determination: Meskipun UNO mengakui hak menentukan nasib sendiri, dalam praktiknya, banyak negara kolonial atau negara dengan kepentingan strategis tetap mendominasi wilayah-wilayah tertentu. Contoh: konflik di Palestina dan beberapa negara Asia dan Afrika yang masih berada di bawah pengaruh kolonialisme terselubung.
- Ketergantungan pada Konsensus Antarnegara: UNO sering kali lambat bertindak karena keputusan membutuhkan konsensus dari negara-negara anggota, terutama dalam Dewan Keamanan.
H. Kapitalisme dan Sumber Konflik Global
Tan Malaka menegaskan bahwa selama kapitalisme-imperialisme tetap menjadi sistem dominan, perdamaian global hanya akan menjadi cita-cita. Beberapa alasan mengapa kapitalisme menjadi sumber konflik adalah:
- Persaingan untuk Pasar dan Sumber Daya: Negara-negara kapitalis terus berlomba menguasai pasar baru dan sumber daya alam untuk mendukung pertumbuhan ekonomi mereka.
- Dominasi Ekonomi dan Politik: Negara-negara kuat menggunakan kekuatan militer dan ekonomi mereka untuk mengontrol negara-negara yang lebih lemah, sehingga menciptakan ketimpangan global.
- Kolonialisme Baru: Meskipun negara-negara kolonial secara formal telah memberikan kemerdekaan, banyak dari mereka tetap mendominasi negara-negara bekas koloninya melalui kontrol ekonomi dan politik.
I. UNO dan Peluang untuk Perubahan
Meskipun menghadapi banyak tantangan, UNO tetap memiliki potensi untuk menjadi alat yang efektif dalam menciptakan perdamaian dunia. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperkuat peran UNO meliputi:
- Reformasi Dewan Keamanan: Mengurangi dominasi negara-negara besar dengan menciptakan sistem pengambilan keputusan yang lebih adil dan demokratis.
- Meningkatkan Kemandirian Eksekutif: Memberikan kekuatan kepada UNO untuk mengambil tindakan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada persetujuan negara-negara besar.
- Memprioritaskan Keadilan Global: Fokus pada mengurangi ketimpangan antara negara-negara kaya dan miskin, serta mendukung negara-negara berkembang dalam mencapai kemandirian ekonomi dan politik.
- Mengatasi Kapitalisme Global: UNO harus mendorong reformasi ekonomi global untuk mengurangi dampak negatif kapitalisme, seperti eksploitasi sumber daya dan ketimpangan ekonomi.
J. Kesimpulan
1. Menuju Perdamaian Dunia yang Adil
Tulisan Tan Malaka tentang UNO memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya organisasi dunia dalam menciptakan perdamaian global. Beberapa poin utama yang dapat disimpulkan adalah:
- UNO Sebagai Harapan Perdamaian: UNO adalah langkah penting menuju struktur global yang dapat mencegah perang dan menegakkan hukum internasional. Namun, organisasi ini masih memiliki kelemahan, terutama dalam hal kekuatan eksekutif dan adanya pengaruh signifikan dari negara besar.
- Kebutuhan Akan Pemerintahan Global: Dunia membutuhkan sistem yang mampu menegakkan keadilan secara merata, tanpa memandang kekuatan militer atau kepentingan ekonomi negara tertentu.
- Agama Tidak Cukup untuk Perdamaian: Meskipun agama mengajarkan nilai-nilai damai, sejarah menunjukkan bahwa konflik tetap terjadi di antara bangsa-bangsa seagama. Perdamaian membutuhkan struktur hukum dan penegakan yang kuat.
- Perdamaian Adalah Tugas Bersama: Semua bangsa beradab harus bekerja sama untuk menciptakan dunia yang bebas dari kekerasan dan dominasi kekuatan besar. Ini hanya dapat dicapai melalui penguatan organisasi dunia seperti UNO.
Dengan pandangan ini, Tan Malaka mengajak pembaca untuk melihat perdamaian global sebagai tanggung jawab bersama yang memerlukan kerja sama internasional, struktur global yang adil, dan komitmen untuk menjunjung hukum di atas kekuatan militer.
2. Harapan dan Tantangan UNO
Tan Malaka menempatkan UNO sebagai harapan baru untuk mencapai perdamaian dunia, tetapi ia juga realistis dalam mengidentifikasi tantangan yang dihadapi organisasi ini. Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan adalah:
- UNO sebagai Alat Perdamaian: UNO adalah langkah maju dalam menciptakan struktur global yang mampu mencegah perang dan menyelesaikan konflik melalui diplomasi.
- Kapitalisme Sebagai Penghalang: Sistem kapitalisme-imperialisme menciptakan ketimpangan dan persaingan yang terus menjadi sumber konflik.
- Pentingnya Reformasi: UNO harus beradaptasi dan memperbaiki kelemahannya, terutama dalam hal keadilan dan demokrasi dalam pengambilan keputusan.