Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemerdekaan 100%: Strategi Tan Malaka untuk Mengatasi Kelemahan Persenjataan

1 Februari 2025   19:00 Diperbarui: 22 November 2024   22:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan karya Dullah yang menggambarkan revolusi Indonesia. (Sumber gambar: Museum MACAN)

A. Mengatasi Kelemahan dalam Persenjataan

1. Persenjataan dari Hasil Rampasan

Tan Malaka mencatat bahwa senjata-senjata modern yang digunakan oleh prajurit Indonesia, seperti bedil, tommy gun, mitraliur, mortir, meriam, hingga pesawat udara, sebagian besar merupakan hasil rampasan dari tentara Belanda. Keberhasilan merebut senjata ini menunjukkan kemampuan rakyat Indonesia untuk memanfaatkan sumber daya musuh.

2. Menghadapi Tank

Tank adalah salah satu senjata andalan tentara Belanda, tetapi efektivitasnya terbatas:

  • Keterbatasan Mobilitas: Tank hanya dapat bergerak di jalan raya, sehingga membuatnya rentan terhadap jebakan atau serangan dari torpedo berjiwa (peledak buatan yang digunakan oleh prajurit Indonesia).
  • Kelemahan Manusiawi: Pengemudi tank sering kali menjadi sasaran saat keluar untuk mencari makanan atau air minum, di mana mereka dapat disergap oleh peluru atau bambu runcing.
  • Kerusakan dan Perebutan: Banyak tank yang berhasil dirusak atau direbut oleh prajurit Indonesia, yang menunjukkan bahwa keunggulan teknologi Belanda tidak mutlak. 

3. Menghadapi Pesawat Udara

Pesawat udara juga dianggap sebagai senjata yang superior, tetapi memiliki kelemahan:

  • Terbang Tinggi: Saat pesawat terbang tinggi, prajurit dapat meniarap di tanah tanpa terganggu.
  • Terbang Rendah: Jika pesawat terbang rendah, prajurit Indonesia dapat menembaknya menggunakan mitraliur atau senjata rampasan lainnya.
  • Stasiun yang Rentan: Di darat, pesawat udara sangat rentan terhadap sabotase dan serangan oleh barisan terpendam.

4. Strategi untuk Mengimbangi Kelebihan Teknologi

Tan Malaka menekankan bahwa tank dan pesawat bukanlah kelebihan mutlak yang tidak bisa diatasi. Dengan memanfaatkan lima kelebihan utama---cacah jiwa, kebumian, keuangan, kesusilaan, serta organisasi dan siasat---rakyat Indonesia mampu menyeimbangkan kekuatan dengan tentara Belanda, bahkan mengunggulinya dalam banyak situasi.

  • Memanfaatkan Kelemahan Teknologi Musuh: Tank dan pesawat memiliki keterbatasan dalam mobilitas dan perlindungan terhadap serangan langsung. Prajurit Indonesia dapat menggunakan taktik gerilya untuk mengeksploitasi kelemahan ini.
  • Penggunaan Kreatif Persenjataan: Senjata rampasan dari Belanda digunakan secara efektif,  sehingga menunjukkan kemampuan adaptasi dan inovasi prajurit Indonesia di medan perang.
  • Mengutamakan Siasat dan Moral: Keunggulan dalam siasat perang dan moral juang menjadi senjata yang lebih kuat daripada teknologi semata. Rakyat Indonesia berperang di kampung halamannya sendiri, dengan semangat mempertahankan tanah air, memberikan motivasi yang tidak dimiliki oleh serdadu Belanda.

B. Siasat Terbaik untuk Meraih Kemerdekaan 100%

Dalam perjuangan meraih kemerdekaan 100%, Tan Malaka menawarkan siasat terbaik yang didasarkan pada keunggulan strategis rakyat Indonesia serta kelemahan inheren yang dimiliki oleh musuh, yaitu Belanda. Dengan mengakui kelebihan dan kekurangan masing-masing pihak, Tan Malaka merumuskan pendekatan strategis yang mencakup berbagai dimensi kehidupan---militer, politik, dan ekonomi---sebagai satu kesatuan yang saling mendukung.

1. Pertanyaan Utama: Siasat Terbaik untuk Kemerdekaan

Tan Malaka memulai dengan pertanyaan mendasar: Apa siasat terbaik yang dapat digunakan untuk mencapai kemerdekaan penuh? Jawaban atas pertanyaan ini didasarkan pada pemahaman bahwa keunggulan Indonesia tidak hanya terletak pada kekuatan fisik dan populasi, tetapi juga pada moral, persatuan, dan kemampuan untuk memanfaatkan kondisi geografis.

Dengan luas wilayah Indonesia yang mencapai 700.000 mil persegi daratan dan 4.500.000 mil persegi tanah dan air, Tan Malaka menegaskan bahwa mustahil bagi 100.000 tentara Belanda untuk merebut dan mempertahankan seluruh wilayah tersebut, asalkan rakyat Indonesia terus bersatu dan menolak penjajahan secara kolektif.

2. Strategi Utama: Perang Rakyat yang Berkelanjutan

a) Penyerahan Sementara untuk Keunggulan Jangka Panjang

Jika diperlukan, sebagian wilayah Indonesia dapat diserahkan sementara waktu untuk melindungi prajurit dan persenjataan, tetapi langkah ini hanya dilakukan untuk memperkuat strategi jangka panjang. Tempo menjadi elemen kunci dalam perang ini, digunakan untuk:

  • Memperlemah Musuh: Dengan serangan yang terus-menerus, tentara Belanda akan mengalami kelelahan, krisis keuangan, dan keruntuhan moral.
  • Memperkuat Diri: Rakyat Indonesia dapat memanfaatkan waktu untuk membangun persatuan politik, kekuatan militer, dan kemandirian ekonomi.

b) Perang Seluruh Rakyat

Tan Malaka menekankan bahwa Perang Rakyat adalah perang di seluruh lapangan kehidupan. Tidak hanya prajurit yang berperan dalam medan perang, tetapi juga:

  • Politik: Menyatukan rakyat di bawah tujuan kemerdekaan dengan kepemimpinan yang kuat dari kaum murba dan intelektual.
  • Ekonomi: Menggunakan sumber daya lokal untuk menopang perjuangan, sekaligus melemahkan ekonomi Belanda melalui sabotase dan blokade.
  • Militer: Memanfaatkan keunggulan moral, pengetahuan medan, dan kreativitas dalam menggunakan senjata rampasan untuk melawan teknologi militer Belanda.

3. Persatuan sebagai Dasar Kemenangan

Tan Malaka menggarisbawahi pentingnya persatuan yang kokoh di antara semua elemen masyarakat sebagai kunci keberhasilan. Persatuan ini harus mencakup:

  • Kaum Murba: Sebagai tulang punggung perjuangan, di mana kaum pekerja dan petani memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan ekonomi dan logistik.
  • Kaum Tani: Petani sebagai penyedia bahan pangan menjadi pilar utama untuk mendukung prajurit dan rakyat dalam perjuangan jangka panjang.
  • Rakyat Umum: Seluruh rakyat Indonesia harus mengambil bagian aktif dalam perjuangan, baik sebagai prajurit maupun pendukung logistik dan moral.
  • Intelektual Djembl: Para intelektual yang hidup sederhana dan dekat dengan rakyat memiliki tanggung jawab untuk memberikan arah politik, strategi, dan ideologi bagi perjuangan kemerdekaan.

4. Tujuan Akhir: Kemerdekaan yang Total

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun