A. Gerilya: Strategi dan Kedudukannya
1. Kerja Sama dengan Tentara Resmi
Tan Malaka menekankan pentingnya kerja sama antara Laskar Gerilya dan Tentara Republik dalam perjuangan yang dilakukan di wilayah Republik. Laskar Gerilya ini akan berperan sebagai pendukung utama dari Tentara Resmi Republik Indonesia dengan bertugas di sayap kiri, sayap kanan, atau di belakang garis musuh. Namun, kerja sama ini dilakukan tanpa mengorbankan tujuan utama mereka, yaitu mencapai kemerdekaan 100%.
2. Prinsip Kemerdekaan 100%
Laskar Gerilya harus tetap memegang teguh pendirian revolusioner, bahkan dalam situasi gencatan senjata sekalipun. Jika gencatan senjata tidak memberikan jaminan kemerdekaan 100% (politik, ekonomi, hubungan luar negeri, kemiliteran, dan keuangan), Laskar Gerilya harus tetap berjuang, baik secara terbuka maupun tertutup. Hal ini menegaskan sifat independen Laskar Gerilya dari struktur militer resmi, dengan fokus pada tujuan akhir perjuangan.
3. Taktik Gerilya di Wilayah Pendudukan
Di wilayah yang dikuasai musuh, Laskar Gerilya menjadi kekuatan utama yang memimpin semua aspek perjuangan rakyat, termasuk politik, sosial, dan ekonomi. Dalam kondisi ini, strategi Gerpolek (Gerilya-Politik-Ekonomi) menjadi senjata utama untuk melemahkan dan akhirnya menghilangkan kekuasaan musuh.
Gerpolek akan menunjukkan bagaimana perjuangan militer tidak dapat dipisahkan dari upaya perjuangan secara politik dan ekonomi. Strategi ini tentunya akan melibatkan rakyat dalam praktik aktivitas sehari-hari untuk mendukung perjuangan, seperti sabotase ekonomi musuh, propaganda politik, dan perlawanan kecil tetapi terus-menerus.
4. Filosofi Militer dalam Strategi Gerilya
Tan Malaka kemudian menekankan bahwa strategi militer gerilya tidak hanya soal kekuatan fisik tetapi juga bagaimana taktik dan sumber daya digunakan secara maksimal. Ia menggarisbawahi prinsip "Lapisan Penyusun dan Bersatu Menggempur", yang mencerminkan pentingnya organisasi gerilya yang kohesif dan fokus pada tujuan.
5. Gerilya sebagai Sumber Kekuasaan
Dalam kondisi tertentu, seperti di daerah terpencil atau pegunungan yang terkepung musuh, Laskar Gerilya harus mampu mengambil alih peran utama dalam memimpin rakyat. Mereka akan bertanggung jawab atas seluruh aspek kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, hal ini akan menjadikan gerilya tidak hanya sebagai pasukan militer, tetapi juga sebagai pemimpin politik dan ekonomi di tingkat lokal, baik perdesaan maupun perkotaan---yang sudah dikuasai oleh Laskar Gerilya---sekalipun.
B. Petuah Militer Napoleon: Inspirasi dalam Perjuangan Gerilya
Tan Malaka mengadaptasi beberapa prinsip militer Napoleon untuk memperkuat etos dan strategi Laskar Gerilya. Petuah-petuah ini memberikan panduan moral dan teknis bagi setiap pemimpin dan anggota gerilya.
1. Otak yang Terang Bak Gelas: Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan analisis yang tajam, memahami situasi secara menyeluruh, dan membuat keputusan cepat yang tepat. Dalam konteks taktik gerilya, pemimpin harus mampu membaca kekuatan dan kelemahan musuh serta memanfaatkan peluang yang ada.
2. Tangkas Bertindak: Kecepatan dalam bertindak menjadi kunci kemenangan. Gerilya yang mampu bergerak cepat dapat mengatasi pasukan besar yang lamban, sesuai dengan prinsip bahwa pasukan kecil yang gesit lebih efektif daripada pasukan besar yang bergerak lambat.
3. Kehormatan Lebih Mahal daripada Jiwa: Etos perjuangan harus didasarkan pada prinsip kehormatan. Bagi Laskar Gerilya, mempertahankan martabat perjuangan lebih penting daripada sekadar menyelamatkan nyawa. Ini menciptakan semangat pengorbanan yang kuat di antara para pejuang.
4. Ketabahan dan Keuletan: Ketabahan dianggap lebih penting daripada keberanian sesaat. Perjuangan gerilya membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan kemampuan untuk bertahan dalam kondisi yang sulit.
5. Berjalan 20 KM dan Bertempur: Kemampuan fisik yang kuat menjadi syarat mutlak. Para gerilyawan harus mampu bertahan dalam perjalanan panjang dan langsung bertempur setelahnya, yang menunjukkan stamina dan disiplin tinggi.
6. Pusatkan Serangan pada Urat Nadi Musuh:Â Strategi gerilya harus fokus menyerang titik lemah atau pusat kekuatan musuh yang kritis. Serangan yang terarah ini mampu melumpuhkan musuh meskipun dengan sumber daya yang terbatas.
C. Implikasi Konsep Gerilya dalam Revolusi Indonesia
1. Relevansi di Era Revolusi
Konsep gerilya Tan Malaka akan memberikan landasan strategis yang relevan dalam konteks perjuangan melawan penjajahan. Kombinasi taktik militer, politik, dan ekonomi menciptakan bentuk perlawanan yang tidak hanya fisik tetapi juga ideologis. Dengan fokus pada keterlibatan rakyat, strategi ini menempatkan perjuangan dalam tangan rakyat secara langsung.
2. Relevansi Pasca-Revolusi
Setelah kemerdekaan, prinsip-prinsip ini masih tetap relevan dalam membangun militer nasional yang berpihak pada rakyat. Pentingnya independensi militer dari pengaruh asing dan penekanan pada integrasi militer dengan masyarakat menjadi landasan bagi pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)Â yang berbasis rakyat.