Strategi Kemenangan dari Masa ke Masa
Tulisan Tan Malaka juga menyoroti prinsip-prinsip mendasar yang membuat serangan efektif, seperti pemusatan kekuatan, kecepatan, elemen kejutan, dan pemanfaatan kelemahan musuh. Dalam bagian kali ini, kita akan melanjutkan pembahasan dengan lebih mendalam. Pembahasan dalam bagian ini tentunya akan menyoroti pentingnya mengintegrasikan semua elemen hukum menyerang untuk mencapai kemenangan sempurna.
Integrasi Anasir dalam Hukum Menyerang
a) Pemusatan Kekuatan
Seorang panglima perang harus terlebih dahulu memusatkan tenaganya sebelum melancarkan sebuah serangan. Menyerang dengan kekuatan yang tidak seimbang hanya akan berakhir sia-sia atau bahkan merugikan pihak penyerang. Kekuatan terpusat memberikan dampak yang jauh lebih besar daripada kekuatan yang tersebar (sporadis).
b) Kecepatan dan Sekonyong-konyong
Kecepatan menjadi elemen kunci dalam hukum menyerang. Jika serangan dilakukan dengan cepat dan tiba-tiba, lawan akan kesulitan mempersiapkan pertahanan yang efektif. Serangan mendadak ke garis belakang musuh akan membuat mereka terkejut dan tidak mampu memberikan perlawanan yang maksimal. Sebaliknya, serangan yang lambat justru memberikan waktu bagi musuh untuk mempersiapkan diri.
c) Gelang Lemah dalam Pertahanan Musuh
Memfokuskan serangan pada titik lemah dalam pertahanan musuh sangat penting. Menyerang titik yang kuat hanya akan membuang sumber daya dan berisiko besar bagi pasukan penyerang. Oleh karena itu, identifikasi kelemahan lawan menjadi langkah awal yang krusial dalam strategi ini.
d) Memecah-Belah Organisasi Musuh
Memutuskan hubungan antara unit-unit dalam pasukan musuh akan melemahkan koordinasi mereka. Hal ini memberikan keuntungan strategis bagi pihak penyerang, karena musuh yang terpecah-belah lebih mudah dikalahkan.
e) Tekad untuk Menghancurkan
Setelah organisasi musuh dilemahkan, langkah selanjutnya adalah untuk menghancurkan mereka secara total. Strategi ini memastikan bahwa musuh tidak memiliki kesempatan untuk pulih atau melawan kembali.
Contoh Sejarah Penggunaan Hukum Menyerang
a) Friedrich Besar dan Prinsip Pemusatan
Friedrich Besar, Raja Prusia, menekankan pentingnya pemusatan kekuatan. Ia menyatakan bahwa mempertahankan seluruh garis perbatasan sama saja dengan mempertahankan tidak ada apa-apa. Seorang panglima harus berani mengambil risiko dengan mengurangi pertahanan di beberapa titik demi memusatkan kekuatan pada titik serangan utama.
b) Hannibal dan Kecepatan
Hannibal adalah contoh nyata keberhasilan hukum menyerang. Dengan pasukan yang terdiri dari infanteri, kavaleri, dan gajah perang, ia melintasi Pegunungan Alpen yang sulit dijangkau. Serangan yang cepat dan mendadak membuat pasukan Romawi tidak siap menghadapi Hannibal, sehingga ia dengan mudah memenangkan pertempuran di Italia.
c) Caesar dan Efisiensi Serangan
Julius Caesar menggambarkan efektivitas serangan dalam kampanyenya di Mesir dengan kalimat terkenal: Veni, Vidi, Vici (Saya datang, saya lihat, saya kalahkan). Serangan yang cepat dan terorganisasi dengan baik memungkinkan kemenangan sempurna dalam waktu singkat.
d) Hindenburg dan Pemusatan Serangan
Panglima Hindenburg dari Jerman juga menekankan pentingnya pemusatan kekuatan untuk menyerang. Dengan memfokuskan serangan pada titik tertentu, ia mampu menghancurkan pertahanan musuh secara sistematis.