Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Relawan - Fresh Graduate Sarjana Hukum di UPN Veteran Jakarta

"Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya," ungkap Pramoedya A. Toer dalam Tetralogi Buru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membedah Hukum Menyerang dalam Seni Peperangan: Legasi Tan Malaka untuk Revolusi Kemerdekaan Indonesia (1)

24 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 22 November 2024   06:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Gerpolek terbitan tahun 1964 di Warung Sejarah RI milik Habib Husein Ja'far Al-Haddar (Sumber gambar: @warungsejarahri via X)

Pendahuluan

Tulisan ini akan membahas pandangan Tan Malaka tentang strategi perang dengan fokus pada konsep Hukum Menyerang dalam buku (kumpulan esainya) yang berjudul Gerpolek (Gerilya, Politik, Ekonomi). Dalam esainya yang ditulis dalam penjara, Tan Malaka menyoroti pentingnya prinsip menyerang dalam sejarah militer, mulai dari tokoh-tokoh kuno hingga perkembangan ilmu perang modern. 

Esai ini dikhususkan untuk digunakan pada masa Revolusi Kemerdekaan, sebab Tan Malaka telah mengamati “adanya” kemunduran strategi yang diterapkan oleh pemerintah Republik pada masa itu. Melalui analisis yang singkat ini, kita akan mengupas satu per satu dasar-dasar dan prinsip yang membentuk strategi menyerang sebagai bagian integral dari ilmu kemiliteran.

Sejarah Strategi Penyerangan

Panglima Perang Klasik

Tokoh-tokoh besar yang pernah hidup di muka bumi ini, seperti Iskandar Agung, Julius Caesar, Hannibal, Genghis Khan, dan Timur Lenk adalah pelopor dari strategi-strategi perang yang menyerang. Mereka memahami bahwa teknik yang berupa serangan adalah kunci untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Namun, pendekatan mereka masih bersifat intuitif dan tidak tersusun secara ilmiah.

Napoleon dan Sistematisasi Strategi

Napoleon Bonaparte membawa perubahan signifikan dengan menjadikan strategi menyerang lebih nyata dan sistematis. Melalui pendekatan yang terfokus pada penyerangan, ia menciptakan model yang lebih terorganisasi dibandingkan para pendahulunya di Prancis.

Kontribusi Bangsa Germania

Kemajuan terbesar dalam ilmu perang terjadi di Jerman, dengan tokoh seperti Carl von Clausewitz dan Erich Ludendorff. Mereka tidak hanya mempraktikkan strategi menyerang, tetapi juga merumuskan kriegwissenschaft (ilmu perang) yang sistematis, logis, dan konsisten.

Perbandingan dengan Tradisi Timur

Kontribusi Tiongkok

Di Tiongkok kuno, pemikir-pemikir yang terkenal, seperti Sun Tzu dan Luan Yu, telah mengembangkan pemikiran tentang strategi perang. Meskipun pemikirannya kaya akan petuah dan nasihat, karya pemikiran mereka belum mencapai tingkat sistematis seperti yang dikembangkan di Jerman.

Pengaruh pada Jepang dan Mongolia

Pemikiran Tiongkok memberikan pengaruh besar kepada bangsa Jepang dan Mongolia, yang kemudian mengadaptasi strategi ini dalam perjuangan mereka. Akan tetapi, karya-karya yang ditulis Jepang ini lebih berupa pedoman moral dan teknis dibandingkan ilmu perang yang terstruktur.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun