Pendahuluan
Tulisan ini akan membahas pandangan Tan Malaka tentang strategi perang dengan fokus pada konsep Hukum Menyerang dalam buku (kumpulan esainya) yang berjudul Gerpolek (Gerilya, Politik, Ekonomi). Dalam esainya yang ditulis dalam penjara, Tan Malaka menyoroti pentingnya prinsip menyerang dalam sejarah militer, mulai dari tokoh-tokoh kuno hingga perkembangan ilmu perang modern.
Esai ini dikhususkan untuk digunakan pada masa Revolusi Kemerdekaan, sebab Tan Malaka telah mengamati “adanya” kemunduran strategi yang diterapkan oleh pemerintah Republik pada masa itu. Melalui analisis yang singkat ini, kita akan mengupas satu per satu dasar-dasar dan prinsip yang membentuk strategi menyerang sebagai bagian integral dari ilmu kemiliteran.
Sejarah Strategi Penyerangan
Panglima Perang Klasik
Tokoh-tokoh besar yang pernah hidup di muka bumi ini, seperti Iskandar Agung, Julius Caesar, Hannibal, Genghis Khan, dan Timur Lenk adalah pelopor dari strategi-strategi perang yang menyerang. Mereka memahami bahwa teknik yang berupa serangan adalah kunci untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan. Namun, pendekatan mereka masih bersifat intuitif dan tidak tersusun secara ilmiah.
Napoleon dan Sistematisasi Strategi
Napoleon Bonaparte membawa perubahan signifikan dengan menjadikan strategi menyerang lebih nyata dan sistematis. Melalui pendekatan yang terfokus pada penyerangan, ia menciptakan model yang lebih terorganisasi dibandingkan para pendahulunya di Prancis.
Kontribusi Bangsa Germania
Kemajuan terbesar dalam ilmu perang terjadi di Jerman, dengan tokoh seperti Carl von Clausewitz dan Erich Ludendorff. Mereka tidak hanya mempraktikkan strategi menyerang, tetapi juga merumuskan kriegwissenschaft (ilmu perang) yang sistematis, logis, dan konsisten.
Perbandingan dengan Tradisi Timur
Kontribusi Tiongkok
Di Tiongkok kuno, pemikir-pemikir yang terkenal, seperti Sun Tzu dan Luan Yu, telah mengembangkan pemikiran tentang strategi perang. Meskipun pemikirannya kaya akan petuah dan nasihat, karya pemikiran mereka belum mencapai tingkat sistematis seperti yang dikembangkan di Jerman.
Pengaruh pada Jepang dan Mongolia
Pemikiran Tiongkok memberikan pengaruh besar kepada bangsa Jepang dan Mongolia, yang kemudian mengadaptasi strategi ini dalam perjuangan mereka. Akan tetapi, karya-karya yang ditulis Jepang ini lebih berupa pedoman moral dan teknis dibandingkan ilmu perang yang terstruktur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI