Mohon tunggu...
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan
Daffa Fadiil Shafwan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Kepriyayian bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi mantri cacar atau diberhentikan tanpa hormat karena kecurangan? Duniaku bukan jabatan, pangkat, gaji dan kecurangan. Duniaku bumi manusia dengan persoalannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Suara Merdeka, Mengurai Makna Proklamasi yang Menggenggam Takdir Bangsa Indonesia

20 November 2024   19:00 Diperbarui: 20 November 2024   19:09 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pidato Proklamasi Kemerdekaan yang disampaikan oleh Presiden Sukarno pada 17 Agustus 1945 merupakan momen bersejarah yang sangat berpengaruh dalam perjalanan bangsa Indonesia. 

Pidato ini bukan hanya sekedar pernyataan kemerdekaan, melainkan juga simbol dari semangat nasionalisme, keberanian, dan keteguhan bangsa Indonesia dalam menentukan nasibnya sendiri setelah ratusan tahun berada di bawah penjajahan. Pidato ini mempertegas bahwa perjuangan panjang bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya, yakni kemerdekaan.

Analisis Isi dan Makna Pidato Proklamasi

Latar Belakang Perjuangan Bangsa

Dalam pidato ini, Sukarno secara jelas menekankan bahwa perjuangan kemerdekaan tidak dimulai dalam hitungan tahun, tetapi sudah berlangsung ratusan tahun. Pernyataan, "Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun!" merupakan penegasan terhadap betapa panjang dan beratnya perjalanan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. 

Dalam hal ini, Sukarno ingin mengingatkan bahwa perjuangan tersebut tidak pernah terhenti, meskipun harus mengalami berbagai rintangan, termasuk Perang Dunia II dan pendudukan militer Jepang di Hindia.

"Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun!"

Semangat Nasionalisme dan Kesadaran Kemandirian

Sukarno menegaskan pentingnya kemandirian dalam perjuangan kemerdekaan. Dalam bagian pidato ini, ia menyatakan bahwa, meskipun pada masa penjajahan Jepang tampak seolah-olah bangsa Indonesia bersandar pada kekuatan asing (yaitu pemerintahan militer Jepang), sesungguhnya bangsa ini tetap menyusun kekuatannya sendiri dari dalam. 

Ungkapan, "Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri," yang menegaskan bahwa bangsa Indonesia menyadari pentingnya kekuatan dan kemandiriannya sendiri untuk mencapai kemerdekaan sejati. Ungkapan Sukarno ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia tidak sepenuhnya mengandalkan bantuan luar, tetapi percaya pada kemampuan dan kekuatannya sendiri.

"Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri."

Keberanian Mengambil Nasib Bangsa di Tangan Sendiri

Salah satu pesan kuat dari pidato ini adalah pentingnya keberanian bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri. Sukarno mengatakan, "Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya." 

Pernyataan ini menunjukkan pemahaman dalam alam pikiran Sukarno bahwa bangsa yang merdeka haruslah memiliki tekad untuk mandiri dan mengambil keputusan tanpa adanya ketergantungan pada bangsa lain. Sekali lagi, ini adalah seruan agar bangsa Indonesia berani berdiri tegak dengan kemandiriannya, tanpa harus dikendalikan oleh kekuatan asing.

 "Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya." 

Kebulatan Tekad dalam Memproklamasikan Kemerdekaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun