Apakah Presiden Prabowo Subianto dari Indonesia bisa melakukannya? Apakah Perdana Menteri Anwar Ibrahim? Atau Presiden Erdogan dari Turkiye?
Dalam kasus kepemimpinan yang adil dan amanah, serta berpengaruh, Salahuddin telah mengajarkan bahwa pemimpin harus memiliki visi yang jelas, integritas, dan keberpihakan kepada rakyat untuk mencapai kemajuan bersama.
Strategi Jangka Panjang untuk Ketahanan Umat Islam dalam Segala Bentuk Ancaman
Salahuddin tidak hanya fokus pada kemenangan militer, tetapi juga pada pembangunan institusi dan struktur masyarakat di wilayah kekuasaannya supaya menjadi kuat. Dalam konteks kontemporer, hal ini dapat diterjemahkan sebagai upaya membangun pendidikan, ekonomi, dan teknologi umat Islam agar dapat bersaing di kancah global.
Toleransi dan Diplomasi
Pendekatan Salahuddin dalam berhubungan dengan non-Muslim mengajarkan pentingnya pemimpin negara Muslim untuk dapat berdiplomasi dengan berbasis pada prinsip keadilan dan saling menghormati. Hal ini relevan dalam menghadapi Islamofobia dan tantangan globalisasi saat ini. Oleh karena itu, diharapkan untuk pemimpin negara Muslim supaya dapat menguasai bahasa internasional.
Pembelajaran dari Salahuddin untuk Umat Islam pada Masa Kini
1. Mengutamakan Persatuan dan Solidaritas: Umat Islam harus mengesampingkan perbedaan mazhab (Sunni-Syiah) dan ideologi apa pun (misalnya Pancasila di Indonesia, Liberal-Sekuler di Turkiye, ataupun Syiah Imamiyah di Iran) untuk bersatu dan bersama-sama dalam menghadapi ancaman, baik internal maupun eksternal.
2. Menanamkan Nilai Kepemimpinan Islam:Â Pemimpin Muslim harus mengambil inspirasi dari karakter dan integritas Salahuddin dalam menjalankan pemerintahan. Tak hanya itu, yang paling utama dan terutama adalah mengambil teladan dan contoh kepada Baginda Nabi Besar Muhammad ï·º.
3. Â Meningkatkan Pendidikan dan Kesadaran Sejarah:Â Kesadaran akan sejarah Islam dan bangsa-bangsa Timur yang gilang-gemilang dan memiliki banyak nilai-nilai kepemimpinan, seperti yang dicontohkan oleh Kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara, Negara Islam Madinah (Nabi Muhammad ï·º), Khulafaur Rasyidin, dan Kekhalifahan Abbasiyah, perlu ditanamkan pada generasi muda untuk membangun visi umat yang lebih kuat.
4. Memanfaatkan Teknologi untuk Kemajuan Umat: Dalam era modern, umat Islam perlu mengadopsi teknologi dan inovasi sebagai senjata untuk memperkuat daya saing dan pengaruh di dunia global. Alhamdulillah, Islam masih memiliki kekuatan nuklir di Pakistan dan Iran, maka yang umat Islam perlu adalah persatuan di antara Muslim sedunia untuk menghadapi ancaman, sebagaimana Salahuddin Al-Ayyubi pernah berhasil melakukannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI