Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Sholat dan Menuntut Ilmu

26 Februari 2016   23:27 Diperbarui: 27 Februari 2016   00:08 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat dan kasihsayangNya kepada kita. Selawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Khatamul Anbiya’ Rasulullah Muhammad SAW yang telah berkorban demi tegaknya agama Allah di muka bumi sehingga kita sekarang berada dalam jalan yang insyaAllah diridhai oleh Allah SWT.

Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi muslim laki-laki dan perempuan, baik ilmu agama, maupun ilmu pengetahuan umum. Namun, dewasa ini, banyak sekali hambatan yang diterima oleh para penimba ilmu seperti kita selaku siswa SABS. Contohnya ketika belajar ilmu agama, baik di kelas maupun di mushola saat religious night, kebanyakan siswa mengantuk, tertidur, ataupun mengobrol dengan temannya. Padahal, dalam mempelajari ilmu agama, kita tidak harus berpikir keras dan menghafal rumus-rumus seperti saat belajar ilmu pengetahuan umum.

Tidak hanya ilmu agama, hal serupa juga terjadi ketika belajar ilmu pengetahuan umum. Banyak siswa yang tidak mengerti apa yang diajarkan guru. Ketika tidak tahu, malas bertanya. Ketika bertanya dan dijelaskan kembali oleh guru, siswa bukannya makin paham tetapi malah makin bingung. Ketika mengerti apa yang diajarkan guru, nantinya setelah istirahat akan lupa kembali. Inilah masalah yang seringkali dihadapi oleh siswa-siswa, yaitu susahnya menerima ilmu yang diberikan oleh guru.

Dalam kitab Ta’lim Muta’alim Thariqatta’allum -kitab pelajar dan pengajar- karangan Shaikh Burhanuddin Az-Zarnuji dijelaskan bahwa Imam Syafi’i pernah diberitahu oleh gurunya yaitu Imam Al-Waqi’ bahwasanya ilmu itu adalah cahaya Allah, dan cahaya Allah tidak akan diberikankan kepada orang-orang yang berbuat maksiat. Mungkin salah satu penyebab dari sulitnya ilmu yang diberikan guru untuk diterima oleh siswa adalah banyaknya perbuatan maksiat. Sehingga, salah satu cara agar siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah adalah dengan mengurangi perbuatan maksiat seperti berdusta, menampakkan aurat, menggunjing, dll.

Seringkali kita mendengarkan perintah untuk berbuat baik, nasehat untuk bertaqwa, ajakan untuk meninggalkan maksiat, dls. Namun, bagaimana cara melakukannya, atau cara memulainya untuk lebih sederhananya. Rasulullah SAW bersabda,

فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ

“Bila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, sebaliknya jika shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya.”

(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Ausath, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Ash-Shahihah no. 1358 karena banyak jalannya)

Jadi, untuk dapat meninggalkan maksiat dan melakukan perbuatan-perbuatan terpuji, langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan membenarkan sholat. Mulai dari hal kecil seperti sholat lima waktu dengan lengkap dan beristiqomah dalam melakukannya.

Seperti yang kita tahu, sholat merupakan ibadah yang sangat penting dalam agama islam. Sholat fardhu 5 waktu, hukumnya wajib bagi semua muslim-muslimin dengan beberapa ketentuan. Artinya, bagi yang berkewajiban sholat, akan berdosa ketika ia meninggalkan sholat. Rukun islam kedua setelah syahadat adalah sholat. Setelah seseorang menyatakan diri sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT dan rasulullah SAW dengan bersyahadat, hal kedua yang harus dilakukan adalah sholat, bukan puasa, bukan zakat, dan bukan haji. Saking pentingnya sholat, perintah sholat diberikan langsung kepada Nabi Muhammad tanpa perantara Malaikat Jibril dengan menghadap langsung kepada Dzat Allah SWT. Selain itu, amal perbuatan pertama yang akan dihisab oleh Allah SWT adalah sholat, sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya...” (HR. An-Nasaa'i dan Tirmidzi) berarti, ketika seorang manusia lolos dalam penimbangan amal sholatnya, maka akan ditimbang amalan yang lain. Namun, ketika seorang manusia tidak lolos timbangan amal sholatnya, maka ia akan dimasukkan ke neraka dengan seizin Allah. Selain itu, dalam website indeks tematik Alquran Al Mughni Islamic Center disebutkan terdapat 20 ayat dalam Alquran yang menjelaskan perintah Allah untuk melaksanakan sholat.

Telah dijelaskan sebelumnya betapa pentingnya sholat, terlebih bagi para pelajar yang sedang menimba ilmu seperti kita. Selain itu, barangsiapa yang meninggalkan sholat, maka ia akan mendapatkan dosa.

Dalam sudut pandang seorang siswa, dalam belajar, diperlukan niat dan tekad untuk ingin bisa dan mengerti apa yang diajarkan oleh guru ataupun pengajar. Pengulangan juga diperlukan untuk memperkuat ilmu yang telah disampaikan sebelumnya. Namun, yang tak kalah penting adalah memperbaiki diri dengan menjauhi perbuatan maksiat agar ilmu yang disampaikan guru atau pengajar dapat diterima dengan baik. Perbuatan menjauhi maksiat dapat dilakukan dengan memperbaiki sholat, karena apabila sholatnya baik maka baik pula amal perbuatannya. Mulailah dari menjalankan sholat dengan lengkap 5 waktu dan dilakukan dengan istiqomah atau terus menerus, dari ’Aisyah -radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang terus-menerus walaupun itu sedikit.”

Tidak hanya sekadar sholat tetapi juga mempelajari tata cara sholat yang benar sesuai fiqih dan hukumnya. Karena disebutkan dalam AlQuran surah Al Maun ayat 4-5,

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ -  الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

“maka celakalah orang yang sholat-yaitu orang yang lalai dalam sholatnya”

Sehingga tidak hanya melakukan sholat, tetapi juga mengetahui ilmu dalam melaksanakan sholat. Ketika telah istiqomah 5 waktunya, kita dapat menambah ibadah kita dengan melaksanakan sholat sholat sunnah seperti rawatib, dhuha, dan tahajjud. Sehingga, dengan melakukan sholat yang baik, insyaAllah ilmu yang disampaikan guru atau pengajar dapat kita terima dengan baik. Selain itu, dengan mendirikan sholat yang merupakan tiang agama islam, kita telah memperkokoh agama Allah dan telah menjalani hablumminallah yang paling dasar dengan baik.

Sekian dari saya, mudah-mudahan apa yang telah kita ketahui sebelumnya dapat diamalkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita baik di dalam kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Dan juga, semoga, dengan dimudahkannya kita dalam menerima ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum, kita dapat menjadi khalifah yang insyaAllah akan membawa perubahan kepada masyarakat maupun negara untuk menjadi lebih baik dalam kehidupan di dunia maupun kelak di akhirat.

Jazakallah.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun