Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hidup untuk Makan atau Makan untuk Hidup?

29 April 2020   11:46 Diperbarui: 29 April 2020   11:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu bagian dalam buku Filosofi Teras yang cukup menyentil saya. Di buku itu menyebutkan bahwa prilaku orang-orang zaman sekarang yang menghabiskan sebagian besar pikirannya hanya untuk makanan. Dan kenyataannya itu memang terjadi, termasuk pada saya.

Saya termasuk herbivora, pemakan segala. Tidak pilih-pilih makanan. Oleh karena itu saya merasa bisa menghemat pengeluaran. Karena prinsip saya makan itu yang penting kenyang dulu, sehingga saya tidak tertarik mencoba makanan yang sedang tren. Makan telor mata sapi saja tidak masalah.

Tapi itu dulu. Semenjak di racuni oleh kebiasaan kakak dan adik saya yang hobi kulineran, prinsip saya soal 'makan itu untuk hidup', sekarang berubah menjadi 'hidup itu untuk makan'.

Padahal, saya tahu kalau hakekat dari makan adalah mengisi perut supaya manusia bisa bertahan hidup. Kalau tidak makan, ya mati.

Tapi sekarang, makanan sudah jadi cara seseorang untuk melanggengkan gaya hidupnya. Dari mulai menunjukan standar sosialnya, cari afirmasi dari orang lain, atau kebutuhan update di instagram.

Semenjak berburu kuliner jadi sesuatu yang disukai banyak orang, saat itu juga pikiran hanya dipenuhi, "Mau makan apa ya sekarang? " atau "Makan apa ya yang enak." 

Sedikit sekali ada orang yang makan ya makan saja, tidak terlalu mementingkan apa yang di makan. Tentu saja dengan catatan makanannya tetap sehat ya.

Orang zaman sekarang makan dengan tujuan mencari kesenangan, bukan hanya mencari kenyang. Maka dari itu, makanan harian seringkali pilih-pilih. Dipilih yang menurutnya paling nikmat.

Kalau lagi diet, cari yang rendak lemak, tapi diusahakan agar tetap enak. Jika mau pansos di instagram, cari makanan yang instagramble lengkap dengan tempat kekinian.

Dengan banyaknya penggemar makanan-makanan up-to-date, prinsip 'makan untuk hidup' menjadi tidak populer. Coba bayangkan orang zaman purba dulu. Mereka makan dengan cara berburu, lalu di santap tanpa bumbu.

Lambat laun makanan mulai menemukan kekhasannya. Maka muncullah makanan  khas di tiap negara yang mengalami punya berbagai varian rasa dan cara pembuatannya. Makin kesini, makanan semakin mengalami perubahan yang drastis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun