Hal ini juga terjadi pada Laurent Rando. Ia pernah berhenti jadi youtuber selama 3 tahun setelah di bully habis-habisan oleh netizen karena ketahuan menjual barang-barang pemberian fansnya.
Apa yang dia lakukan mungkin salah. Tapi Rando menjadikan kesalahannya itu sebagai pelajaran. Selama berhenti dari dunia Youtube, Rando merasakan masa-masa sulit yang membuatnya tumbuh dan belajar jadi manusia yang lebih baik.
Penyanyi solo, Sivia Azizah juga pernah bercerita setelah 2 tahun berhenti dari dunia musik. Ia bercerita tentang kegagalannya mejalani hubungan asmara dan butuh waktu yang lama baginya untuk bisa move on. Proses move itu yang dia anggap sebagai masa-masa tersulitnya sebagai remaja yang pertama kali punya pasangan.
Walaupun bagi sebagian orang, putus cinta adalah hal yang tidak perlu di lebih-lebihkan. Tapi bagi saya itu bukan perasaan yang mudah untuk dilupakan. Selama itu, Sivia mengatakan banyak hal yang membuat dia lelah. Setiap hari dia mengeluh dan merasa hidupnya tidak bahagia.
Masa-masa tersulit dalam hidup sebetulnya bisa datang dari mana saja. Masalah relationship mungkin sudah terwakili oleh Sivia. Masa-masa tersulit lain seperti kegagalan dalam berbisnis, ditipu orang, batal nikah, kecelakaan hingga lumpuh dan mengidap penyakit kronis semuanya pernah saya dengar dan selalu berhasil membuat saya terharu.
Sekalipun saya tidak pernah merasakan apa yang mereka rasakan, tapi saya cukup memahami rasa sakitnya seperti apa. Perasaan buruk yang seringkali muncul dalam masa-masa tersulit pasti membuat hidup tidak nyaman. Hidup terasa tidak menyenangkan dan terus dihantui masalah hampir setiap hari.
Saya rasa penting bagi kita untuk tidak menyepelekan masalah yang sedang dihadapi orang lain. Sebab setiap orang punya takaran kesulitan yang berbeda-beda.
Jadi, jika ada orang-orang terdekat kita sedang mengalami masa-masa tersulitnya, Â belajarlah untuk lebih peduli. Sebab akan ada masanya kita ada di posisi mereka. Dan jika masa-masa tersulit itu terjadi pada hidup kita suatu hari nanti, kita akan belajar untuk lebih ikhlas menghadapi semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H