Lalu siapa yang salah? Tidak ada. Ujung dari perdebatan selalu berakhir pada pembenaran. Tidak ada pihak yang merasa ingin disalahkan.
Perdebatan tersebut sebenarnya bukan mencari kebenaran yang utama, Â tapi lebih pada menaikkan ego masing-masing. Kita merasa punya ilmu yang mumpuni untuk menyanggah argumen orang lain. Namun lupa kalau kita berdebat di tempat yang salah.
Kalaupun komentar seseorang terlihat ngotot, lebih baik mengalah dan meng-iya-kan saja. Biasanya saya biarkan mereka berkomentar sesuai apa yang mereka yakini benar dan saya tetap pada pendapat saya sendiri.
Namun di sisi lain saya selalu membuka peluang orang lain untuk mengkoreksi argumen saya. Dalam artian, saya ingin memposisikan diri saya sebagai orang yang masih perlu banyak belajar.
Sehingga, yang muncul bukan hanya perdebatan tapi saling diskusi. Maka dari itu, kritikan yang muncul pada setiap tulisan yang saya buat, tidak pernah saya hapus. Saya tetap membacanya, namun berusaha tidak membalas agar meminimalisir perdebatan.
Setelah 2 tahun berlalu, saya tidak pernah lagi membuat tulisan tentang agama dan politik. Bukan karena ingin cari aman, tapi saya merasa tenaga saya sering terkuras habis memikirkan setiap ide tulisan yang kontennya terlalu sensitif.
Saat ini, saya lebih memprioritaskan menulis konten yang bisa menghibur diri saya sendiri. Selain itu, kegelisan saya soal dua topik sensitif itu sudah jauh berkurang.
Sekarang saya lebih suka jadi penikmat tulisan agama dan politik saja, tapi tidak ada keinginan untuk membuat tulisannya. Setidak sampai saat ini. Tapi entah kedepannya mungkin saya bisa berubah pikiran.
Diluar tulisan agama dan politik, saya sudah tidak mau berurusan lagi dengan perdebatan di internet. Kalau ada yang berkomentar tidak setuju atau tidak suka dengan tulisan saya, maka akan saya balas seperlunya.
Kalau pun sampai saat ini masih sering menulis komentar di internet, itu sekedar untuk mengeluarkan opini saja, tapi jika komentar saya lagi-lagi di tanggapi puluhan bahkan ratusan komentar, lebih baik dibiarkan saja. Toh tidak akan membuat saya rugi juga kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H